Share

19. Erick Kembali

"Tidurlah, Ve. Selamat malam "

Mas Vincent tersenyum sembari mengacak rambutku, sebelum akhirnya masuk ke rumahnya.

Sejenak aku diam termenung. Apa katanya? Ada perasaan lebih yang tumbuh? Apakah itu artinya dia suka padaku?

Dia menggenggam tanganku, lalu menggandengnya seraya kami pulang. Dan barusan dia mengacak rambutku. Bahkan dengan gamblang Mas Vincent menolak untuk menyebutku sebagai adik karena ada perasaan lebih yang tumbuh di hatinya.

Salahkah bila aku terbawa perasaan? Atau apakah aku harus menganggapnya hal yang biasa? Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya. Mas Vincent selalu baik, bukan romantis, apalagi menjadi perayu.

"Mas 203, kamu sudah berhasil membuat aku galau," desahku pelan seraya memasuki rumah.

Aku tidak buta, aku bisa melihat perhatiannya kepadaku. Apakah ketakutanku yang memaksa aku menganggap perhatiannya hanya seperti seorang kakak kepada adiknya? Bukankah aku juga merasakan debaran yang berbeda setiap kali ia memperhatikan aku?

Pengalaman pahitku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status