Kemudian mereka jalan-jalan telusuri pantai di sore hari, dengan sepeda motor nya sambil menikmati matahari terbenam. Sampai di suatu kafe mereka memesan nasi goreng kesukaannya Adi, dan mie goreng kesukaannya Adena. Kemudian Adi melakukan video call dengan temannya yang di Jakarta, sambil memamerkan pacarnya Adena. "Bro, aku bebas. Lagi jalan sama pacar aku nih". (Sambil nunjukin Adena) "Wah pamer nih. Enak banget ya pulang-pulang di tungguin pacar. Udah ngga galau lagi lu kan? Haha" "Iya jelas dong. Kalau udah dekat sama pacar hilang semua beban haha" "Dasar lu haha, boleh dong aku bicara sama pacar lo" "Ngga mau dia, malu. Udah dulu ya mau lanjut ngobrol sama pacar dulu hehe" "Siap bos" Adena yang malu-malu saat di lihat kawannya Adi langsung menyuruh Adi mengakhiri panggilan telponnya. "Malah pamer ke orang kaya orang ngga punya pacar aja" ucap Adena sambil mengejek Adi. "Itu memang harus, biar ngga di bilang jomblo hehe" "Memang mereka bilang kamu jomblo pas disana?"
Belum jauh perjalanan tiba-tiba hujan pun turun, lalu mereka singgah di salah satu teras ruko sambil menunggu hujan reda. Setelah setengah jam menunggu, hujan pun tak kunjung reda. Terpaksa mereka lanjut jalan hujan-hujanan, karena kebetulan tempat mereka singgah tidak terlalu terang dengan suasana remang-remang. Karena takut timbul fitnah dan prasangka orang, terpaksa Adena mengajak Adi langsung pergi dari tempat itu. Mereka basah kuyup, Adi kasihan dengan Adena takut Adena sakit, lalu Adi mengajak singgah lagi. "Kita singgah aja dulu ya, nanti kamu sakit. Aku ngga mau kamunya kenapa-kenapa" "Aku yang sakit atau kamu?" "Ya aku takutnya kamu lah yang sakit" "Kan kamu yang gak bisa kena hujan. Apalagi kalau malam kan? hehehe" "Ih kok kamu tau, memang kamu lah yang selalu perhatiin aku. Yang ngertiin aku banget kan" "Ya tau lah, jelas dong. Gak ada perhatian yang lebih selain dari perhatian aku ke kamu kan? Gak ada juga yang aku gak tau soal kamu, itu kamu sudah mulai pilek kan?
Selesai membeli makanan. Lalu Adena menelpon temannya memastikan sudah pulang atau belum. "Beb dimana? Udah pulang?" "Lagi pulang ini beb, udah mau nyampe rumah. Kamu dimana?" jawab Rara. "Aku di luar juga, tadi keluar lagi beb. Karena ngga berani sendirian di rumah. Ini mau pulang juga" "Oke beb, pulang terus. Aku juga udah nyampe nih" "Iya beb" "Langsung balik aja yuk, Rara udah di rumah" ucap Adena. "Iya, Ayuk. Udah dingin banget nih. Yakin nih aku bakalan demam nanti" "Itulah. Kamunya udah pilek kaya gitu, kan kasian" "Ngga apa-apa sayang. Paling demam bentar doang, besoknya juga sembuh" "Yakin nih, entar beli Paracetamol dulu ya" "Iya bawel, Ayo cepat" Kemudian mereka langsung pulang. Setelah itu, hari-hari mereka seperti biasa. Ada bahagia, canda tawa dan juga rasa sedih. .... Pada suatu saat, Adena menjelang sidang proposal. karena Adena sudah tingkat akhir kuliahnya. Mereka telponan, Adi mengajak Adena keluar tapi Adena tidak mau karena dia sedang sibuk dengan
Cek-cokan pun berlanjut Adi minta tukeran handphone, Adena tidak mau. Kemudian Adi memasukkan handphone Adena ke saku celananya, Adena sudah tidak bisa merebutnya. Mereka naik motor lanjut jalan. Adi sangat marah dengan Adena, tiba-tiba Adena sudah tidak bisa berkata-kata lagi dan langsung menangis di jalan dengan teriakan yang kencang di belakang adi."Sampai hati kamu buat aku kaya gini, besok aku sidang tapi kamu malah ngajak berantem. Antar aku balek. (Sambil nangis kencang)"Teriak saja sepuas kamu, aku gak perduli. Sudah sering banget kamu bohongi aku, aku udah gak percaya sama omongan kamu. Tegas Adi."Adena makin nangis menjadi-jadi.Tiba-tiba Adi luluh dia merasa kasihan dengan Adena yang menangis kencang di hadapannya, karena dia belum pernah buat cewek nangis sampai begitu.
Adi mengantar Adena pulang, tapi handphone Adena di bawa Adi. Sampai kosan Adena menelpon ke nomornya dengan handphone temannya suruh Adi antar balek handphone nya karena Adena membutuhkan handphone nya buat mencari tugas-tugas nya. Adi masih kekeh menanyakan kunci handphone Adena karena mau ngecek isi di dalam handphone apakah Adena masih berhubungan dengan Akmal atau tidak. Kemudian Adi mengalah karena Adena sudah memaksa Adi untuk mengembalikan handphone nya. Pada jam 3 malam kemudian terdengar suara motor Adi yang mengantar handphone Adena."Keluar, ambil HP kamu di atas kursi aku taruh."Iya.Adena menunggu suara motor Adi jauh lalu langsung keluar mengambil handphonenya.Alasan dia bilang buat cari tugas ke Adi, padahal dia takut saat Akmal menghubunginya tidak aktif. Kebetulan Adena menggunakan dua nomor dan dua handphone, yang Adi dan Akmal tau Adena memiliki satu handphone yang sama. Sebelum dia pergi bareng Adi dia sudah mengeluarkan satu SIM card nya. Karena dia harus nunju
Saat Adena pulang padahal keluar dengan Akmal paling lama dua jam, tapi sudah ada puluhan panggilan tak terjawab dari Adi. Dia harus mencari alasan lagi untuk Adi. Akhirnya dia lelah sendiri dengan perselingkuhan itu.Tiba pada saat kuliah Adena selesai.karena hubungan Adena dengan Akmal sudah lumayan lama dan keluarga pun sudah mengetahuinya. Mereka bertanya-tanya kapan Adena dan Akmal akan melangsungkan pertunangannya. Adena pun bingung dengan perasaannya. Kenapa dia harus bersama dengan dua pria sekaligus dia merasa terjebak dalam hubungan yang rumit.Lalu Akmal pun bilang ke Adena, bahwa dia ingin segera bertunangan dan sudah menyuruh pihak keluarganya untuk datang meminang Adena. Pikiran Adena semakin kacau, dia ragu siapa yang harus dia pilih. Di satu sisi ada Akmal yang sudah enam tahun bersama nya keluarga juga sudah mengetahui tentang hubungan mereka. Apa yang di katakan pada keluarga jika dia meninggalkan Akmal.
Bagaimana dengan perasaan Akmal kalau mereka harus putus sedangkan Akmal sudah lama ngomong ke orang-orang bahwa mereka sudah bertunangan dari dulu. Walaupun Akmal tidak menunjukkan rasa sayang yang berlebih seperti Adi, tapi Akmal sangat menyayangi Adena. Akmal mencintai Adena dengan caranya sendiri yang di anggap cuek oleh Adena, tapi di balik itu Akmal adalah pria dewasa yang penuh pengertian dan sangat penyayang. Disisi lain, ada Adi yang buat dia nyaman pria yang romantis yang penuh kasih sayang yang menjadikan dia prioritas dalam hidupnya. Adena benar-benar bingung apa yang harus di lakukan nya.Lalu Adena meminta sara pada teman-temannya."Kawan, tolong aku beri aku saran. Siapa yang harus ku pertahankan, aku mencinta Adi tapi bagaimana dengan bang Akmal, aku tidak suka dengan sikap bang Akmal terhadapku, dia terlalu cuek tidak memperdulikan aku kadang dia lebih milih menghabiskan waktu bersama temannya di banding aku.
Tapi kalau Adi, kapan pun aku mau dia selalu ada dia juga menjadikan aku sebagai prioritasnya."Menurut aku, pertahankan bang Akmal hubungan kalian sudah lama jangan karena orang baru kamu rela ninggalin orang yang sudah bertahun-tahun sama kamu beb."Adi bukan orang baru, dia mantan aku dulu sebelum kenal bang Akmal."Jangan kamu tinggalin bang Akmal beb, kasian dia. Kasihan hubungan sudah lama di perjuangin tiba-tiba kandas begitu saja. (Nada tegas)"Iya beb, aku lihat bang Akmal juga baik sama kamu, lebih perhatian. Lihat saja perjuangan buat kamu, kadang malam-malam anterin makan buat kamu jauh-jauh loh."bang Akmal juga lebih dewasa sedangkan Adi seumuran sama kamu beb, kamu lebih cocok sama bang Akmal."Tapi aku mencintai Adi gimana? (Nada sedih)Adena kebingungan, intinya teman-temannya tidak ada yang mengsupport dia dengan Adi.