Share

Bab 4

Auteur: Buchara
“Om….”

Mata Emma berkaca-kaca, lalu langsung memeluk Ethan erat-erat.

Namun di ambang pintu ruang rawat, wajah Olivia tampak pucat.

Karena, dia tiba-tiba teringat pada kehidupan sebelumnya. Ethan pernah bilang sudah menyiapkan vitamin khusus yang diformulasikan khusus untuknya.

Waktu itu, Olivia merasa sangat bahagia, mengira Ethan begitu perhatian padanya. Jadi, dia pun rajin meminum vitamin itu setiap hari.

Setelah menikah bertahun-tahun, mereka tak juga punya anak.

Mereka juga sempat melakukan pemeriksaan dan hasilnya menyebutkan bahwa masalahnya ada pada hormon Olivia.

Demi bisa hamil, Olivia pun mulai menjalani suntik hormon ovulasi.

Suntikan demi suntikan, perutnya pun penuh dengan luka lebam. Tubuhnya mulai membengkak akibat gangguan hormon.

Namun, meski sudah berusaha sejauh itu, dirinya tetap tak kunjung hamil.

Dokter sempat menanyakan apakah ada sesuatu dalam pola makan atau suplemen yang bisa menghambat efek suntikan tersebut?

Olivia memikirkan segala kemungkinan, tapi tak pernah terlintas di benaknya adalah vitamin yang diberikan Ethan.

Namun sekarang….

Olivia tak sanggup menerimanya, tubuhnya pun terhuyung ke belakang.

Ethan, kejam sekali dirimu….

Tepat saat itu, seseorang memanggil,

“Bu Olivia?”

Pengawal Ethan kebetulan datang dan terkejut melihatnya berdiri di depan pintu.

Olivia buru-buru menyerahkan giok warisan ke tangan pengawal itu.

“Kasih ke Ethan.”

Lalu, Olivia pun pergi tanpa menoleh.

….

Hari ini adalah hari ulang tahun Olivia.

Karena dirinya akan segera pergi, Olivia yang biasanya tak suka keramaian itu akhirnya memutuskan untuk menggelar pesta ulang tahun meriah demi teman-temannya.

Namun siapa sangka, Ethan datang bersama Emma.

“Hadiah,” ucap Ethan dengan dingin, sambil melemparkan sebuah kotak kecil pada Olivia.

Olivia menunduk dan melihat sebuah cincin berlian.

Persis seperti kehidupan sebelumnya.

Betapa konyolnya, cincin yang seharusnya untuk lamaran, malah diberikan sebagai hadiah ulang tahun.

Itu jelas memberitahunya bahwa pernikahan ini tak lebih dari sebuah belas kasihan.

Lucunya, di kehidupan sebelumnya, Olivia malah begitu tersentuh dan menangis terharu saat menerima cincin itu.

Namun sekarang, dirinya tanpa ragu menyerahkan kembali cincin itu.

“Kamu nggak terima barang yang kutitipkan pada pengawal waktu itu?

Kalau Ethan melihat giok warisan keluarga yang dikembalikan Olivia, seharusnya dia tahu kalau Olivia sudah tak berniat menikah dengannya.

Namun, Ethan langsung mengernyit.

“Aku nggak lihat. Sudah kubilang, aku nggak kekurangan apa-apa. Nggak perlu kasih aku hadiah.”

Olivia sempat terdiam, lalu akhirnya menyadari maksudnya.

Sepertinya Ethan hanya melihat kantongnya saja, lalu langsung mengira itu hadiah darinya. Jadi, Ethan bahkan tidak membukanya.

Olivia pun teringat, di kehidupan sebelumnya saat dirinya membereskan barang-barang peninggalan Ethan, dia menemukan gudang bawah tanah yang penuh dengan kotak-kotak berdebu.

Itu semua adalah hadiah-hadiah yang dulu dia berikan.

Kalung yang Olivia ukir sendiri selama seminggu untuk ulang tahun Ethan yang ke-25.

Jimat kesehatan yang dia dapatkan dari Bukit Keberuntungan setelah berlutut dan berdoa selama tiga hari tiga malam saat Ethan sakit di usia 33.

Dan aroma terapi yang dia pelajari dan meraciknya sendiri selama setahun penuh saat Ethan mulai sering sakit kepala di usia 40.

Semua hadiah yang penuh perhatian dan usaha itu, malah ditelantarkan di gudang, bahkan belum dibuka sama sekali.

Sebaliknya, bintang origami dari Emma, dasi murahan, bahkan secarik kertas sekalipun, semuanya disimpan dengan rapi di dalam brankas.

Olivia tersenyum sinis. Dia pun malas menjelaskan lebih jauh dan memilih menyambut para tamu saja.

Di tengah jalannya pesta, tiba-tiba Emma terjatuh ke pelukan Ethan.

“Om, kepalaku pusing….”

Raut wajah Ethan langsung berubah.

“Sakit atau salah makan? Ayo, kita ke rumah sakit.”

Usai bicara, Ethan langsung menggendong Emma dan membawanya pergi.

Olivia mengernyit.

Bagaimanapun juga, dirinya adalah tuan rumah pesta ini. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Emma, itu tetap tanggung jawab dirinya.

Olivia tak ingin menimbulkan masalah sebelum kepergiannya.

Jadi, dia pun memutuskan untuk menyusul mereka.

Namun tak disangka, begitu tiba di depan mobil Bentley hitam milik Ethan, Olivia mendengar suara Emma dari dalam,

“Om… aku panas sekali….”
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 25

    Olivia pun pergi ke rumah sakit mengikuti ibu Ethan. Barulah dia melihat Ethan yang terbaring lemah di ranjang, nyaris tak bernyawa.“Apa yang terjadi?” Olivia mengernyit heran. Di kehidupan sebelumnya, Ethan hidup hingga usia lima puluh lebih dan meninggal karena kecelakaan mobil.Namun di kehidupan kali ini, kenapa kondisi tubuhnya terlihat begitu parah?Ibu Ethan menjawab dengan suara bergetar, “Sejak kamu pergi, dia benar-benar menyiksa dirinya sendiri dan kerja tanpa henti setiap hari. Dinasehati pun nggak mau dengar.”“Tubuhnya mana kuat dipaksa seperti itu? Baru-baru ini dokter bilang dia terkena kanker stadium akhir.”Kesehatan seseorang memang sangat berkaitan dengan faktor genetik, pola makan, gaya hidup dan suasana hati.Setelah kepergian Olivia, suasana hati Ethan benar-benar hancur. Dalam gaya hidup dan pola makannya, dia benar-benar menyiksa dirinya sendiri habis-habisan. Hingga akhirnya kesehatannya pun hancur.Olivia menatap Ethan yang terbaring di ranjang rumah sakit.

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 24

    Ethan terdiam dan Olivia menatapnya sambil mengucapkan setiap kata dengan perlahan,“Ethan, kalau kamu pernah dikhianati seseorang selama lebih dari dua puluh tahun di kehidupan sebelumnya, penantian selama dua puluh tahun lebih, lalu akhirnya malah mati karena keegoisannya….”“Dan diberi kesempatan terlahir kembali, kamu masih mau kasih orang itu kesempatan? Kamu rela menghabiskan satu detik pun untuknya?”Wajah Ethan langsung pucat. Dia membeku di tempat, tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.Sementara itu, Olivia malah dengan tenang berkata, “Ekspresimu sudah memberitahuku jawabannya. Jadi, aku harap kamu bisa mengerti keputusanku.”“Ethan, tolong jangan mencariku lagi.”Usai bicara, Olivia pun berbalik dan pergi tanpa menoleh lagi.Ethan hanya berdiri di tempat, seperti orang kehilangan arah.Sejak dulu, dia memang merasa mimpinya itu terlalu nyata.Namun, dia tak pernah menyangka bahwa Olivia akan mengatakan padanya bahwa mimpi itu benar-benar nyata.Artinya, Olivia benar-benar

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 23

    Olivia akhirnya sadar apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengernyit dan berkata pelan, “Pak, lebih baik aku pulang dan lanjutkan penelitianku.”Olivia pun berbalik dan hendak pergi, tapi baru sampai di depan lorong, Ethan sudah lebih dulu melangkah dan meraih tangannya.“Olivia, kenapa kamu menghindar begitu melihatku?”Olivia melepaskan tangannya dari genggaman Ethan dan menjawab datar, “Aku nggak sedang menghindar.”Namun, Ethan malah semakin emosional, “Kamu bohong. Begitu melihatku, kamu langsung pergi.”“Kalau benar kamu nggak ada perasaan apa pun lagi padaku, kenapa kamu nggak berani menatapku?”Olivia hanya bisa menghela napas pasrah. Dia pun menatap Ethan, tanpa sedikit pun rasa takut dan ingin lari. Lalu, menjawab dengan tenang, “Kamu lihat sendiri, aku nggak menghindarimu.”“Sudah kubilang, aku hanya nggak mau buang-buang waktuku lagi untukmu. Hanya sebatas itu.”Apa yang dikatakan Olivia itu memang kenyataan. Seumur hidup di kehidupan masa lalu dan masa muda di kehidupan sekar

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 22

    Tangan Olivia yang sedang memegang sendok tiba-tiba terhenti.Meski kehidupan mereka di pusat antariksa dikatakan benar-benar terisolasi dan tak boleh berhubungan dengan dunia luar demi menjaga kerahasiaan proyek, kenyataannya tidak sepenuhnya begitu.Mereka memang tidak diperbolehkan berkomunikasi ke luar, tapi tidak mungkin semua peneliti benar-benar diputus dari internet. Tanpa hiburan sama sekali, tidak akan ada yang sanggup bertahan.Karena itu, para peneliti tetap diperbolehkan mengakses internet untuk membaca berita dan belanja online.Hanya saja, mereka tidak boleh mengunggah apa pun dan semua barang yang dibeli harus dikirim ke alamat pusat untuk diperiksa dulu sebelum disalurkan ke mereka.Jadi, sebenarnya Olivia juga sudah melihat semua pemberitaan tentang Ethan yang menyatakan cintanya di internet.Rekan-rekan satu timnya kini semua menatapnya dengan penasaran.“Olivia, dipikir-pikir waktu tunangannya pergi sama sepertimu, tapi tunangannya pergi sekolah keluar negeri, tapi

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 21

    Ibu Ethan langsung tertegun, baru sadar ketika mengangkat kepala dan melihat Ethan mengepalkan tangannya erat-erat, lalu dengan tegas berkata, “Asal Olivia masih ada di dunia ini, aku pasti akan mengejarnya kembali.”“Sekalipun harus ke ujung dunia, aku juga akan mencarinya sampai ketemu.”Dalam momen sesingkat itu, Ethan sudah meyakinkan semuanya.Dibandingkan dengan mimpi buruk di mana mereka berdua meninggal dan menjalani dua puluh tahun pernikahan tanpa cinta, lebih baik merealisasikannya di dunia nyata.Meskipun Olivia telah pergi, selama dirinya masih hidup, Ethan yakin bisa mendapatkannya kembali.Lagipula, dia percaya Olivia yang dulu begitu menyukainya, tidak mungkin benar-benar bisa melepaskannya begitu saja.Semua ini hanya karena sikapnya terlalu buruk sebelumnya, sehingga membuat Olivia kecewa dan memilih pergi.Namun sekarang, Ethan sudah menyadari perasaannya yang sebenarnya. Selama dia sungguh-sungguh memperjuangkan Olivia, mereka pasti bisa kembali bersama.Ibu Ethan

  • Cintanya Bukan Untukku   Bab 20

    Begitu tersadar dari mimpi, Ethan sangat senang. Karena di dunia nyata ini, Olivia masih hidup. Dia belum mati ditusuk orang gara-gara dirinya.Namun detik berikutnya, rasa senang itu langsung berubah menjadi sesak luar biasa. Karena meskipun Olivia masih hidup, dia sudah pergi ke tempat yang tak akan bisa dia temukan lagi.Bagaimanapun juga, dalam mimpi itu, dirinya benar-benar telah memiliki Olivia selama dua puluh tahun lebih.Namun, dirinya yang sekarang benar-benar kehilangan Olivia.Memikirkan itu saja sudah membuat dadanya terasa sangat sakit. Dia mencengkeram kepalanya erat-erat, bahkan untuk bernapas saja terasa sangat berat.Melihat kondisinya seperti itu, ibu Ethan pun langsung panik dan buru-buru menariknya, “Ethan, kamu kenapa? Nggak enak badan? Aku panggil dokter, ya?”Ethan pun perlahan mengangkat kepalanya, dengan mata berkaca-kaca, dia menatap ibunya dan berkata dengan suara serak, “Ibu, sepertinya… aku benar-benar mencintai Olivia.”Begitu kalimat itu keluar dari mulu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status