"Nayla lebih semangat! Kamu harus bisa bekerja sebagai team!"
Nayla hanya menghela nafasnya kasar sambil memutar bola matanya malas mendengar teriakan dari guru olahraga nya itu. Saat ini kelasnya sedang jam pelajaran olahraga dan pak amir, selaku guru olahraga itu meminta murid murid nya untuk melakukan latihan voli sebelum pengambilan nilai. Nayla berada di team yang sama dengan Michelle, Putri, Dinda dan Nanda. Hal itulah yang membuat Nayla tidak bisa fokus sama sekali karena berada di team yang sama dengan orang orang yang sangat tidak ia sukai.
"Nay, Kalau seperti ini kita bisa kalah terus," ucap Nanda mencoba memanas manasi pak Amir yang tampak nya sudah mulai jengah dengan Nayla.
"Nanda benar. Nayla, kalau kamu seperti ini terus kamu tidak akan mendapat nilai bagus."
"Iya pak," balas Nayla pelan.
Latihan pun mulai dilanjutkan. Nayla sudah beberapa kali memi
Adit terus berjalan mondar mandir diruang tengah kontrakannya menunggu Nayla yang tidak kunjung pulang. Ini sudah lebih dari jam 10 malam tapi gadis itu belum juga kembali kontrakannya."Sial," umpatnya menyambar jaket jeans nya kemudian segera keluar mencari keberadaan gadis yang membuatnya khawatir setengah mati itu.Saat baru membuka pintu, pria itu dikejutkan dengan keberadaan Samuel yang entah sejak kapan sudah berdiri didepan kontrakannya. Menghiraukan keberadaan Samuel Adit hendak pergi begitu saja jika saja Samuel tidak menahannya. "Dimana Nayla?" tanya Samuel dengan nada dinginnya."Kamu tuli? Aku tanya dimana Nayla!""Dia tidak ada disini," jawab Adit singkat, berniat ingin kembali melangkahkan kakinya pergi namun lagi lagi Samuel menahannya.Pria itu menatap Adit dengan tatapan tajam nya, bahkan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan
Nayla membuka matanya pelan saat merasakan sakit di kepalanya. Netranya kemudian melihat sekeliling, dia langsung hafal dengan ruangan dimana dia berada sekarang. Ini adalah kamar Adit. jadi Adit membawanya pulang? Pikirnya. seingatnya tadi dia bertemu dengan Adit dihalte, pria itu memarahinya habis habisan dan kemudian dia sudah tidak ingat apa apa lagi karena pingsan.Setelah berhasil mengubah posisinya menjadi duduk, Nayla mendapati Adit yang nampaknya sedang tertidur pulas dengan posisi duduk beberapa jengkal dari tempatnya tidur."Kenapa dia tidur disini?"Baru ingin beranjak berdiri, Adit sudah lebih dulu bergerak menandakan jika dia akan bangun. Dengan cepat Nayla kembali berbaring dan berpura pura tidur.Saat setelah Nayla sudah memejamkan matanya, Adit sudah membuka matanya. Dia menoleh kearah Nayla kemudian menghampiri gadis itu guna mengecek suhu badannya.
Nayla menatap diam sosok Adit yang tengah sibuk memasak sesuatu. Pria itu terlihat sangat kesusahan bahkan tidak jarang dia mengumpat karena tangannya terkena panci yang panas.Nayla yang melihat semua itupun hanya bisa diam sambil sesekali tertawa dalam diam. siapa suruh Adit menolak tawarannya untuk di bantu jadi jangan salahkan Nayla jika hanya bisa diam menyaksikan penderitaan Adit itu.Hingga tak lama kemudian hidangan pun jadi, Adit membawa 2 mangkuk sup yang katanya sup rumput laut itu ke meja makan."Makanlah, setidaknya ini bisa mengurangi rasa dinginmu," ucap pria itu kemudian mulai menyantap hasil masakannya.Dapat Nayla lihat dari ekspresi Adit saat menyuap sendok pertama sup itu kedalam mulutnya, sudah bisa dipastikan rasanya tidak akan sesuai ekspetasi."Kenapa? Kamu tidak ingin memakannya?" tanya Adit saat melihat Nayla hanya diam tanpa berni
2 minggu sudah berlalu itu artinya masa skorsing Nayla sudah selesai, dia sudah bisa masuk sekolah seperti biasa. Adit yang nyatanya hanya berpura-pura di skorsing waktu itu kini malah terkena karma. Dia ketahuan bolos lebih dari 1 minggu alhasil dia kini harus dihukum membersihkan perpustakaan selama 1 bulan penuh setelah pulang sekolah.Nayla yang sedang duduk diam di bangku nya sambil mendengarkan lagu lewat earphone nya itu tiba-tiba dikejutkan dengan adanya selembar ke aku.IKUT AKU. ADA YANG MAU AKU BICARAKAN DENGANMUSeperti itulah tulisan yang ada didalam kertas itu. Michelle yang menjadi pelaku pengirim kertas itu beranjak berdiri didepan meja Nayla sebelum akhirnya berjalan keluar kelas diikuti Nayla dibelakangnya."Mau kemana mereka? Kita harus ikuti mereka," bisik Putri pada Dinda dan Nanda.Michelle membawa Nayla
BRAK..."Hpku!" Adit menatap nanar ponselnya yang baru saja dilempar oleh Nayla. Untung saja Nayla melempar ponselnya di sofa coba kalau tidak? Adit sudah tidak tahu akan jadi seperti apa nasib ponselnya."Siapa sih yang membuat berita murahan seperti itu!! Yang benar saja!! Awas saja kalau aku tahu siapa yang membuat berita itu, dia tidak akan aku lepaskan!!" gumam Nayla dengan aura wajah seramnya."Kenapa? Aku melempar ponselmu di sofa jadi kamu tidak perlu khawatir," lanjutnya kemudian sambil menatap tajam Adit yang saat ini menatapnya kesal.Adit menghela nafasnya kasar, disini yang jadi korban itu ponselnya, Harusnya dia yang marah kenapa malah Nayla yang marah? Benar benar gadis aneh, pikirnya."Kenapa kamu hanya diam?" tanya Nayla."Terus aku harus bagaimana? Membanting ponselmu seperti kamu membanting ponselku? Ckk kamu saja ti
Nayla menarik paksa tangan Nanda, membawanya ke tengah aula sekolah membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian hampir seluruh siswa disana Bahkan Samuel yang kebetulan ada di sekolah itu karena tengah mengurus surat kepindahan Michelle yang belum lengkap itu pun terkejut kaget melihat nya.Nanda kembali meringis sakit saat Nayla mendorongnya keras hingga jatuh terduduk dilantai."Nay kamu apa apaan sih?" teriak Dinda."Kalian semua akan tahu siapa perempuan ini yang sebenarnya.""Apa maksudmu? Hiks salahku apa sih Nay sampai kamu sejahat ini," sahut Nanda sambil menangis.Nayla yang melihat Nanda menangis pun hanya bisa tersenyum smirk "Cih berpura pura lah sesuka hatimu tapi kali ini kamu akan benar benar habis.""Kalian semua! Aku akan membongkar semua rahasia wanita ini yang sama sekali tidak kalian ketahui," teriak Nayla membuat
Samuel tidak bisa berhenti mengingat obrolan Nayla dan Adit diatap sekolah tadi siang. Bayangan mereka saat tertawa lepas tadi benar-benar tidak bisa hilang dari ingatannya.Selama ia mengenal Nayla,ini pertama kalinya gadis itu bisa tertawa lepas semenjak dirinya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Nayla.Nayla terlihat sangat bahagia bersama Adit dan Samuel sangat tidak menyukai fakta itu."Arrghh!!" Pria itu melempar dengan keras ponselnya keatas ranjang. Nayla dan Adit benar benar membuatnya sangat frustasi."Aku tidak bisa membiarkan mereka bersama. Tidak, aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi. Maafin aku Nay, aku tahu aku egois tapi aku benar-benar tidak bisa melihatmu bersama pria lain.",,,,,,,,,,,,,,,"Bagaimana? Kamu suka dengan tempat ini?"Adit dan Nayla sedang bera
"Adit sialan! Gara-gara dia aku harus pulang jalan kaki!"Sejak tadi Nayla tidak bisa berhenti mengumpat. Hari ini dia terpaksa harus pulang jalan kaki karena kartu bus yang Adit kasih hanya bisa untuk 1x perjalanan. Ditambah hari ini dia juga ada jam tambahan yang membuatnya baru pulang pukul 8 malam.Sudah hampir 1 jam gadis itu berjalan membuat kakinya benar benar lelah sekarang. Ini bahkan baru setengah perjalanan mengingat jarak sekolah ke kontrakan nya itu cukup jauh. "Aku menyerah! Aku sudah tidak sanggup berjalan lagi," gumamnya lalu mendudukkan dirinya dipinggir jalan.Nafas Nayla terengah, dia benar-benar lelah dan juga lapar. Seharian ini dia bahkan belum makan sama sekali,hanya minum sekotak susu yang Adit kasih tadi pagi. Tidak usah bertanya kenapa dia belum makan, alasannya sangat sederhana. Karena dia tidak mempunyai uang sama sekali."Lepas! Lepaskan aku! T