Share

Tujuh

Di sana, di depan toko yang menyediakan berbagai peralatan dapur bunda melambaikan tangan, wajahnya dihiasi senyuman penuh sayang yang selalu sukses menenangkan hati Wira.

"Maaf bunda, Wira telat, tadi jalananya agak macet." Kata Wira sesaat setelah dia mencium punggung tangan bundanya. Wanita itu mengangguk mafhum. Sebut saja Ranti, kakak dari ibu kandung Wira yang diberi amanat untuk membesarkan anak lelaki itu.

"Iya gak apa-apa, bunda juga ngerti kok. Kamu udah makan nak?" tanya Ranti lembut, sambil menatap seluet Wira dengan penuh cinta. 

Betapa dia menyangangi anak itu yang besar oleh tangannya sendiri.

Wira tersenyum tipis. "Udah kok bun, tadi makan di sekolah." Jawabnya.

Hampir tujuh belas tahun dia membesarkan Wira, memperlakukannya layak anak sendiri. Wira tak pernah dibeda-bedakan dengan Arya, bahkan untuk kasih sayang yang Ranti curahkan. 

Saat masih bayi, Wira tergolong anak yang ringkih, demam juga sesak sering sekali

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status