"Tuannn! Ini aku Kirana. Aku sudah pulang. Aku menepati janjiku bukan 3 hari. Setelah itu aku akan segera pulang. Sebenarnya ayah dan ibuku menyuruhku untuk tinggal lebih lama dirumah. Rasanya aku sudah lama tidak bertemu keluargaku. Aku jarang pulang sejak aku bekerja di rumah tuan. Karena tuan jarang mengizinkan aku pulang ke rumah. Ibuku berpesan agar aku sering pulang karena mereka kangen padaku. Apa boleh tuan kalo aku sering pulang ke rumah? Aku bilang pada ibuku jika aku tidak bisa pulang sering-sering. Tuan tidak mengijinkanku pulang setiap hari. Karena aku jarang pulang. Tapi, aku menolaknya karena aku sudah terlanjur janji pada Tuan. Ibuku terus memaksa ku untuk tidak pulang dulu karena ibu masih rindu padaku. Tapi, aku jawab kalo aku tidak bisa tinggal lebih lama karena aku sudah berjanji pada tuan untuk pulang tepat waktu. Untuk segera pulang. " Seru Kirana senang. Wajahnya berseri. Gadis itu tampak sangat bahagia karena bisa bert
Kirana hanya berhenti sebentar tapi, tuan Adam sudah memarahinya ratusan kali rasanya. Kalo ibarat makanan perut Kirana sudah kenyang rasanya. Bahkan bisa muntah karena berlebihan. Kirana, tidak bisa fokus. Kedua telinganya sibuk mendengar ceramah tuan. Dan kedua matanya menoleh pada tuan Adam. Dan, Kirana tidak melihat jika ada vas bunga milik tuan Adam di depannya. Dan, tak ayal lagi Kirana pun oleng dan menabrak vas bunga itu. Prang! Kirana lengah dan ia memecahkan vas bunga keramik milik tuan Adam. Pecahan keramik itu pun berhamburan di lantai. Membuat mata tuan Adam melotot tajam pada Kirana. Wajah Kirana sontak menunduk. Tak berani mengangkat wajahnya. Kirana takut ketika matanya bertatapan dengan mata hitam milik tuan Adam yang sanggup membuat tubuhnya panas dingin. "Sudah kubilang agar kau hati-hati! Dan,
"Tidak semuanya ku katakan pada tuan Adam. Tadi, ada tamu seorang wanita cantik dan wanita itu mengaku kalau dia adalah kekasihnya tuan Adam. Lalu aku panggilkan tuan Adam. Dan, tuan lalu menemui wanita itu. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi pada tuan Adam. Karena sejak itu tuan berubah. Tuan terus mengurung diri di dalam kamarnya tentunya setelah sepeninggal wanita itu tuan mengurung diri di dalam kamar dan tidak keluar lagi hingga tadi kupanggil untuk makan. Tuan jadi tidak berselera makan sepertinya. Tetapi, waktu aku menyinggung tentang wanita tadi. Tuan Adam menjadi marah dan meninggalkan makanannya begitu saja. Tuan berubah jadi lebih sensitif perasaannya. Mungkinkah, itu akibat dari emosinya sekaligus juga lukanya yang tiba - tiba muncul kembali. Bahkan semua makanannya itu belum disentuh sedikitpun sejak tadi. Tuan langsung pergi begitu saja waktu kusinggung tentang gadis itu. Tuan Adam masuk kembali lagi ke kamarnya. Tanpa s
Kirana dilanda kebingungan kini ia harus tinggal dimana lagi. Pulang ke rumah hanya akan membebani ibunya dan membuat ibunya akan bertanya mengapa dirinya pulang kembali. Akan ada banyak pertanyaan baginya nanti. Dan, Kirana lelah dengan semua pertanyaan itu. Belum lagi kakaknya yang pasti akan mencemooh dirinya yang kini di usir dari rumah tuan Adam atau tepatnya dari rumahnya. Kirana mendorong koper nya keluar dari kamarnya dan melewati tuan Adam yang tengah duduk di ruang tamu itu. Tadi nya, Kirana akan melewati tuan Adam begitu saja. Namun, ia merasa tidak enak jika lewat begitu saja. Karena bagaimana pun tuan Adam telah berjasa besar bagi dirinya karena telah berkenan menampung dirinya di rumahnya. Meskipun, hutangnya teramat besar pada tuan Adam. Dia tidak menagih hutang itu pada saat itu juga. Biar Bagaimana pun tuan Adam telah berjasa besar padanya. Dan, Kirana tidak tahu bagaimana cara membalas jasanya pa
"Astaga, jadi itu penyebabnya kau kelihatan tersengal-sengal. Karena kau dikejar oleh tuan Adam. Kasihan sekali kau. Tapi, tuan Adam tidak tahu kan, kalau kau tinggal di sini?" tanya Alex sedikit kuatir. "Tidak, tuan. Aku sudah pastikan dia tidak mengikutiku kesini." ujar Kirana pelan. Kirana tidak yakin pada dirinya sendiri. Tidak yakin apakah tuan Adam benar tidak mengikutinya atau tidak? Tapi, setau Kirana tidak mengikutinya. "Uh, hampir saja jadi masalah. Kalo tuan Adam mengikutiku sampai kemari. Aku bisa kena marah oleh tuan Alex. Dan, pastinya aku akan merasa tidak enak karena susah menumpang di sini. Malah akan membawa mereka ke dalam masalah baru. Tuan Adam, tuan Adam memang pria yang satu itu sangat menyusahkan sekali. Jangan sampai aku berurusan dengan pria yang satu itu sekali lagi. "batin Kirana dalam hati.
Tuan Adam memaksa untuk masuk ke rumah gadis kecil. Sebenarnya, tuan Adam ingin mendorong ibu Kirana minggir dan tuan Adam ingin masuk. Melihat langsung apakah benar gadis kecil itu ada di dalam atau tidak. Tapi, tuan Adam takut kalau dirinya nanti di tuduh melakukan kekerasan pada wanita. Padahal, wanita itu jelas bukan siapa-siapa tuan Adam. Biar Bagaimana pun, tuan Adam tetap tidak pernah menyiksa kaum Hawa. Meskipun, ia dikenal sebagai pria berhati iblis. Namun, tetap berhati malaikat. Tuan Adam suka kasihan sendiri jika melihat wanita yang teraniaya."Kenapa anda sepertinya takut, bu? Kalau saya masuk ke rumah anda. Apa Anda menyembunyikan sesuatu di dalam rumah? Orang atau barang mungkin yang mencurigakan? Atau sebenarnya gadis kecil itu memang ada di dalam rumah anda. Tapi, anda sengaja tidak ingin dia kembali ke rumah saya. Karena mungkin anda kecewa mungkin takut anak anda terluka lagi. Jadi, anda ingin melindunginya mungkin. " tuduh
Sontak, mata Kirana melotot kesal. Sekaligus malu. Kirana sama sekali tidak menduga kalo tuan Adam akan berbuat seperti itu. Berlutut di hadapan Kirana. Selama ini, Kirana tahu betul kalo tuan Adam itu adalah pria kejam dan berhati iblis. Sekarang, tiba-tiba tuan Adam merendah di hadapan Kirana. Tuan Adam melakukan hal-hal yang tidak pernah dia lakukan selama ini. Wajah Kirana pun memerah. Tampak beberapa pasang mata sedang menatap mereka berdua dengan tatapan yang sulit di artikan. "Tuan, apa yang tuan sedang lakukan? Bangun tuan, tidak enak dilihat orang. Nanti, aku dipikir mereka melakukan sesuatu pada tuan." mohon Kirana merasa tidak enak hati. Kirana jadi serba salah dibuatnya. "Katakan dulu padaku, jika kau setuju ikut denganku. Dan, kembali bersamaku. Baru aku akan bangun. Kalau kau tidak bersedia, aku akan terus berlutut seper
"Ini, coba kau lihat selebaran ini. Ada orang di kota yang sedang mencari asisten Rumah Tangga. Coba kau lihat gajinya sangat besar. Bisa untuk kita makan selama 5 bulan. Tapi, disini tidak ada kontak yang bisa di hubungi. Pelamar hanya diharuskan datang ke sebuah rumah. Nanti akan dipanggil untuk wawancara satu demi satu. Kalau majikannya cocok dengan kamu. Dia akan langsung memberi bonus sebesar 5 juta. Besar kan, bukankah kau punya banyak hutang dengan tuan Adam? Kalau kau diterima bekerja di tempat ini. Kau bisa langsung melunasi hutangmu. Bagaimana? Bukankah itu ide bagus? " tutur Angel sambil tersenyum bangga. "Betul juga, baiklah akan kucoba. Terima kasih, Angel. Aku akan datang kesana hari ini juga. Semoga saja aku di terima." ujar Kirana penuh harap. Kirana pun berganti pakaian. Dan, ia bersiap menuju rumah tersebut. Perjalanan
" Ayo, Violet. Keluar dari sini biarkan Kirana sendiri dan memikirkan keputusan yang akan dia ambil. Dia butuh waktu untuk mempertimbangkan lagi semua ini. "ajak ibu pada Violet." Baik bu. Aku akan keluar dari sini. "sahut Violet lagi. Dan, meninggalkan Kirana sendirian yang tampak sedang memikirkan masalah ini sambil menatap cermin." Apa ini keputusan yang benar ya? Tapi, kenapa semua orang pada marah dengan keputusan yang ku ambil ini. Apa aku salah? Atau mereka mengharapkan lebih dariku?" batin Kirana dalam hati.Kirana memijat pelipisnya pusing. Dan, Kirana pun tertidur lelap.Tok! Tok!" Kirana, Kirana, bangun! Ayo, makan dulu! Nanti kamu sakit. "ujar ibu pelan.Kirana membuka matanya pelan. Mengembalikan kesadarannya perlahan. Dan, perlahan Kirana turun dari tepi tempat tidurnya."Iya, bu. Ada apa?" tanya Kirana bingung."Ada apa? Kamu tidak mau makan?" tanya ibu jengk