Share

78. Tugas Dari Sakuntala

Perempuan paruh baya itu terkejut dan menutup mulutnya dengan telapak tangan. Air matanya semakin meluap seiring dengan haru yang memuncak hingga menyesakkan napas. Ia tak menyangka setelah belasan tahun kudeta berlalu, keturunan Prabu Wirajaya masih saja menjadi sasaran pembunuhan.

“Siapa namamu, Nyai?” tanya Arya sambil menatap wajah haru perempuan itu.

“Hamba Larasati, Gusti.”

“Baik, Nyai Larasati, terima kasih sudah membawakanku makanan dan mengenalkan dirimu. Percaya lah padaku, kematian Ibundaku tak akan sia-sia. Kekejaman Prabu Ranajaya cepat atau lambat akan aku akhiri!” ucap Arya dengan lantang dan penuh emosi.

Larasati tersenyum di sela-sela tangisnya. Ia terus menerus menyeka air matanya dengan telapak tangan. Masih jelas memori masa lalu yang ia jalani bersama dengan Dewi Gantari. Hingga kudeta Patih Ranajaya yang memaksa biyungnya turut serta dalam pelarian putri Prabu Ranajaya itu. Hingga kini biyungnya tak pernah kembali.

“Ampun, Gusti. Apakah Gusti mengenal seorang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status