Kadang Amanda sering berkhayal jika saja Amanda memiliki kakak laki-laki atau perempuan mungkin dia bisa bercerita dan membagi bebannya jika sedang seperti ini. Tapi Amanda tidak memiliki siapa-siapa, selama ini satu-satunya sahabat terbaik yang selalu mendengarkannya hanya Ardi. Amanda kembali menghela napas dengan berat jika teringat lagi dengan suaminya. Amanda sudah menciptakan berbagai alsan untuk membohongi Ardi tiga hari ini hanya untuk menemui Dom.
"Bunda apa hari ini kita akan ke tempat eyang?" tanya Sisi yang baru selesai mandi dan sarapan dengan pengurusnya.
"Ya, sebentar lagi Bunda antar."
"Kemari biar bunda benarkan dulu kuncir rambutmu." Amanda memanggil putrinya yang sudah berdiri di pintu.
Amanda melepas ikatan ram
YUK KOMEN DAN VOTE DULU BIAR SEMANGAT
Setelah melihat Flin Dexter keluar dari mobilnya sebenarnya Mona sudah langsung ingin memberitahu Ardi dan segera bergegas mencari nomor Ardi di ponselnya, tapi setelah berpikir sebentar Mona justru tiba-tiba mengurungkan niat tersebut. Mona juga tidak bodoh meskipun dia tahu Amanda sudah mengkhianati Ardi tapi dia tidak boleh kalah pintar dari pasangan selingkuh itu. Berurusan dengan pria seperti Flin Dexter tentu bukan main-main, pria itu memiliki kekuasaan dan bisa berbuat apa saja untuk menutupi fakta. Tapi Mona adalah kakak perempuan dari empat adik laki-laki jadi jangan remehkan keberaniannya. Mona tetap keluar dari mobilnya utuk menemui sekretaris dari Flin Dexter. Mona langsung naik ke lantai dua puluh. Sekretaris cantik itu sudah menunggunya untuk menandatangani beberapa berkas atas pengalihan gedung yang kali ini diserahkan pada yayasan. Sementara wanita bersetelan rapi
Dom baru keluar dari bilik kamar mandi ketika melihat Amanda yang baru terisak dan menghapus air matanya buru-buru. "Kau mau ke mana?" tanya Dom melihat Amanda sudah kembali merapikan pakaian dan make-upnya aku harus segera pulang sebentar lagi suamiku datang. Amanda tidak menoleh pada Dom sama sekali dia hanya berusaha fokus ke depan cermin untuk merapikan pakaiannya. Dom mendekat hendak menangkap pinggang Amanda tapi Amanda sudah lebih dulu menghindar membiarkan tangan Dom luput dan cuma mendapatkan udara kosong. Dom samasekali tidak berkomentar, hanya menelan kekecewaannya sendiri. "Aku pulang ...," pamit Amanda sesegera pergi setelah menyambar tas dan kunci mobilnya yang tadi tergeletak di atas meja.
Mona sudah memberi waktu satu minggu untuk Amanda menjelaskan sediri kepada Ardi. Satu minggu untuk memutuskan sendiri hubungannya bersama Ardi sebelum Mona sendiri yang mengambil tindakan. Artinya, apapun itu Mona tetap ingin Amanda berpisah dengan adik laki-lakinya. Terserah bagaiman Amanda menjelaskannya atau akan menutupi aibnya. Sudah satu minggu sejak mona memberi Amanda kesempatan tapi nyatanya Amanda justru tidak melakukan apapun atau berusaha menjelaskan apapun. Amanda sadar dengan konsekuensi yang akan dia tanggung dan tahu meskipun dia menangis dan berlutut di kaki Mona, kakak iparnya itu tetap tidak akan memaafkannya. Amanda sudah tidak memiliki kesempatan utuk menyelamatkan apapun, dia pasrah, benar-benar pasrah ketika memberanikan diri untuk berjalan menghampiri Mona yang sudah menunggunya. "Duduklah, kita harus bi
Dom tidak suka diabaikan karena itu Amanda juga harus membayarnya, membayar rasa kesal yang sekarang juga harus dia tanggung. Setelah membaringkan tubuh Amanda Dom langsung ikut merangkak ke atas kasur untuk melucuti pakaian Amanda. "Panas ... ," rintih Amanda dengan gelisah. "Diam lah biar kulepas pakaianmu." Amanda tidak akan bisa diam, Dom menindih kedua pangkal paha Amanda dengan lutut sementara Dom membuka kancing kemejanya. "Aku tidak mau ...." keluh Amanda menolak untuk dipegang tapi Dom tidak menghiraukannya. "Jangan ...!" Amanda menggeliat ketika Dom malah meremas gumpalan dadanya dengan kencang. "Kau tidak pernah men
Amanda sadar jika dirinya akan kembali terlibat masalah, pertaman dia sudah berjanji pada kakak iparnya utuk tidak berhubungan lagi dengan Dom tapi dia malah kembali tidur dengannya. Yang kedua lebih menakutkan lagi bagi Amanda karena dia sedang tidak minum pil beberapa hari ini dan mereka melakukan sex tanpa pengaman. Tanpa sadar Amanda kembali memukul kemudi di depannya dan ingin mengutuk Dom ribuan kali. Jika Amanda tidak ingat harus segera menjemput Sisis pasti dia akan mencari pria itu dan mencakarnya dulu sampai dia puas. Belum lagi jika Amanda ingat dengan jejak yang ditinggalkan Dom di pinggulnya, Amanda tidak tahu bagaiman harus beralasan pada Ardi jika dia sampa melihatnya. Mustahil Amanda beralasan mengigit pinggulnya sendri. Amanda harus segera memikirkan jalan keluar. Begitu sampai di rumah ibunya Sisi langsung berlari keluar dan menanyakan makanan ringan yang tadi dia pesa
Amanda masih berada di kamar duduk di depan cermin sambil meraba perutnya ketika tiba-tiba pengurus rumahnya memberitahu jika ada yang kembali mengirim bunga. Sebenarnya Amanda sudah sangat muak dengan bunga-bunga yang di kirim Dom. Tapi Amanda tidak bisa juga marah-marah pada kurirnya karena mereka hanya bekerja. Sepertinya Amanda memang harus memiliki stok kesabaran lebih tebal untuk menghadapi ulah Dom belakangan ini. Amanda segera turun utuk memberi tanda terima dan akan membuang bunga terkutuk itu ke tempat sampah. Tapi apa yang kembali mengejutkan Amanda, ternyata Dom datang sendiri. Amanda Syok dan ternganga melihat pria bersetelan rapi itu sudah berdiri di depan pintu rumahnya dengan satu buket bungan mawar merah tersandar di lipatan lengannya. Amanda mendorong kembali daun pitu di hadapannya untuk dia tutup tapi Dom lebih dul
Ardi juga belum bercerita mengenai pinjamannya yang hanya disetujui lima puluh persen. Walaupun penasaran tapi Amanda pilih percaya pada suaminya, mungkin Ardi memang sengaja tidak bercerita mengenai detail beberapa hal agar Amanda tidak ikut cemas. Setelah kesalahannya kemarin Amanda juga pilih mempercayakan masalah ini pada para pria untuk mengatasinya. Amanda tidak mau kembali menimbulkan masalah. Mas Roy juga sudah berjanji akan membantu mereka, benar kata kakak iparnya Amanda hanya perlu menjaga hubungannya bersama Ardi. Amanda terus memikirkannya semalaman, tidak tahu kenapa Amanda juga merasa perlu memantapkan dirinya berulang-ulang apa lagi sejak kedatangan Dom tadi siang yang sangat luar biasa aneh. Entah apa keinginan pria itu, Amanda belum bisa menebak dan dia harus tetap waspada seperti yang dikatakan kakak iparnya. Ardi baru menyusul masuk ke dalam kamar dan langsung mengha
"Maaf aku terlambat." Amanda langsung menghampiri Mona yang sudah duduk di antara barisan kursi. "Tidak apa-apa baru dimulai." Mona juga mempersilahkan Amanda untuk duduk di sebelahnya. [Tidak perlu ada yang tahu, tidak ada yang perlu kau pikirkan] pesan yang dikirim Dom begitu Amanda baru duduk menyelip di samping Mona. [Bagaimana kau bisa asal bicara seperti itu!] tegas Amanda pada pesan yang balas dia kirim. [Karena aku juga tidak bisa sepeti tadi jika terlalu banyak berpikir] Amanda langsung terhenti karena tidak bisa mengetik apapun, dia hanya sadar dengan perasaannya tapi juga sedang tidak bisa berpikir. Amanda cuma ya