Share

Bab 4 Virgin

"Mami..., Aku benar benar tidak mencintai fenny mi, aku cuma menginginkan widy jadi istriku!" pungkas dev kesal

"gak ada alasan yah dev... mami sudah membicarakan ini dengan Maminya fenny" ungkap ibu tiri dev tak kalah garang,

"tapi mi, aku bukan anak kecil lagi?" bentak devan

"nggak ada tapi-tapian, kalau kamu menolak mami nggak segan segan bertindak buruk sama perempuan yang menggoda kamu itu!" Sergah ibu tirinya Kesal

"mami jangan pernah sentuh dia mi, aku gak akan kembali kerumah ini jika mami melukai widy sedikit saja," devan berlalu meninggalkan ibu melinda yang masih berdiri dengan tatapan sinisnya,

Devan melaju membawa motor gedenya, dibawah hujan yang deras ia meneteskan air mata kesedihan mengingat ayah dan ibu tirinya yang terus mengekangnya seperti anak kecil, padahal devan sudah melakukan apapun yang mereka mau.

Mulai dari kecil devan tidak pernh dibebaskan bergaul dengan anak-anak sebayanya, devan hanya dituntut belajar setiap hari sampai saat dia menjadi pengusaha termuda dikotanya, berkat dukungan ayahnya yang memang seorang pengusaha senior sukses.

"Devan... kamu ngapain malem-malem kesini?" tutur widy tak percaya.

"aku ada masalah dirumah jadi aku kesini," jelas devan

"kamu mau ngusir aku juga?" lanjut devan

"yah tuhan dev, aku gak pernah niat nyuruh kamu pergi, yah udah aku bikin minuman hangat dulu yah!" ucap widy menenangkan

melihat devan yang gemetar karena kedinginan widy memberikan handuk kepada devan,

"dev, buka baju kamu pake handuk ini entar kamu masuk angin," pungkas widy

seketika devan membuka bajunya didepan widy, nampak dada bidang kotak-kotak devan yang sangat kekar

widy berusaha mengalihkan pandangannya,

"aku kekamar mandi yah celana aku basah semua," terang devan

devan keluar dengan hanya menggunakan handuk kecil milik widy,

widy semakin salah tingkah melihat devan hanya menggunakan handuk dengan sesuatu yang menonjol dibagian depan milik devan, devan memang lelaki perkasa yang memiliki Jauhar yang terbilang ukuran jumbo.

Devan kembali duduk tetapi tidak disofa tempat iya duduk sebelumnya, karena ia berpikir sofa itu sudah basah sehingga memutuskan duduk disofa ukuran kecil yang muat untuk dua orang tepat  disamping tepat disamping widy, 

teguk demi teguk ia meminum kopi capucinno buatan widy,

widy yang sedari tadi sudah mulai ngantuk menyenderkan bahunya disandaran sofa, lalu devan mengalihkan perhatian widy.

"widy..." panggil dev hangat

"hmmm..." sambil melihat kearah devan,

langsung saja mendarat ciuman hangat dibibir widy terasa hangat dengan permainan lidah devan yang sangat berpengalaman, membuat widy terhanyut akan buaian..,

Devan paham betul bahwa wanita yang sedang beradu nikmat dengannya adalah seoarang wanita yang belum pernah berhubungan seks atau masih perawan,

desahan demi desahan yang widy keluarkan semakin menambah kenikmatan yang dirasakan devan, widy menggeliat hebat.

devan mengecup dahi widy sambil memeluknya dari belakang

"aku sangat menyayangi kamu... wid,"

Aku juga dev.. jangan tinggalkan aku " rintih widy meyadari keperawanannya yang baru saja direnggut oleh devan.

***

"Devan seminggu lagi acara pertuanganmu akan digelar!" tegas ibu tirinya

"tapi mii, aku sama sekali tidak ingin melakukannya!" tutur dev memelas

"jangan buat papi marah dan mencabut semua fasilitas yang kamu miliki dev!" bentak ayah devan penuh amarah

"Terserah kalian, aku tidak akan hadir!" teriak devan, meninggakan meja makan, padahal ia sama sekali belum menyentuh makan malamnya.

"Lyla... aku punya rahasia!" bisik widy menyunggingkan senyuman

"apa wid...? ayo cepetan aku penasaran!" ucap lyla memelas

"Tau gak... seminggu yang lalu devan ngajak aku nikah ly..., devan romantis banget aku suka kangen kalau ngebayangin dia" tutur widy dengan mata berbinar-binar,

"romantis? kalian pasti udah ciumankan?" tanya lyla kepo

"hmmm...," bisik widy, mengannguk malu,

"Apa jangan-jangan dev juga udah mecahin perawan kamu wid?"

"hemm, gimana yah ngomongnya abis aku nggak bisa ngontrol perasaan aku lyla!" ungkap widy sedikit canggung, 

"yah ampun wid... kok kamu seceroboh itu gimana kalo di mainin kamu?" jerit lyla histeris

"kaliankan kenalnya baru seminggu wid...!" lyla meringis khawatir

"abis gimana lyla, aku benar-benar terbawa suasana!" bisik widy lalu memasang wajah manyun,

"tapi beneran yah lyla aku ngerasa kalo pak dev tulus," lanjutnya.

"yah semoga ajah yah, wid

btw, gimana rasanya wid sakit enakkan?" ungkap lyla semakin penasaran.

"hmmm... sakit sih, tapi lebih banyak enaknya Lyla," lanjut widy terbahak merasa dirinya sudah mulai gila

"huu... dasar, awas ajah kalau setelah ini kamu jadi ketagihan..!" ucap lyla memberi kritikan

"masa iyya sih?" tanya widy

"iya jelas... lihat aja nanti,"  bisik lyla  meyakinkan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status