Share

Bab 2 Sahabat

Diwarung bakso mas fais, terlihat dua wanita cantik dengan polesan make up flawles, dan baju seragam super ketat membelalakan mata beberapa pengunjung warung, mereka tak lain adalah widy dan sahabatnya lyla, tidak bisa dipungkiri kedua sahabat ini adalah wanita yang berbadan ramping bak gitar spanyol, disertai wajah yang tak kalah dengan model model cantik.

Lyla pratiwi, adalah sahabat widy sejak SMA, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya dikarenakan pada saat kelulusan sekolahnya, bukannya mendapat sambutan hangat dari kedua orang tuanya, ia malah mendapatkan pahit yang amat mendalam, 

Bagaimana tidak, setibanya dirumah dia tidak sengaja mendengar pertengakaran hebat mama dan papanya yang memutuskan bercerai, karena papanya ketahuan berselingkuh dengan teman kantornya, mulai sejak saat itu, lyla tidak lagi berkeinginan untuk melanjutkan studynya dan memutuskan kekota dan mengajak widy  untuk mencari pekerjaan, lyla tidak lagi sudi memakai uang pemberian papanya yang jelas jelas telah menghianati mamanya.

"udah selesai makan Lyla?" tanya widy kepada lyla

"iya... udah aku gak bisa ngabisin mienya!" lyla meringis manja

langsung saja widy meraih mangkok lyla dan mengabiskan sisa mie lyla, seperti biasa widy sangat tidak tega membuang-buang makanan, dia selalu terngiang-ngiang pesan ayahnyanya bahwa kita tidak boleh membuang-buang makanan, karena masih banyak orang diluar sana yang kelaparan.

"ahhh... udah habiskan...!" seru widy heboh.

"kamu jago banget  wid...!"  lyla tak kalah heboh, sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"udah yuk pulang, jam makan siang udah mau habis nih Lyl...,' ajak widy sambil menarik tangan sahabatnya.

"yukk..., ntar dimarahin bos Lagi!" lyla berdiri dan mengikuti widy yang sejak tadi menariknya.

**

Pukul 21.00 malam, jam pulang kerja widy dan lyla, namun tampaknya mereka berdua masih  berada dalam konter tempat mereka bekerja, rupanya bosnya mengisyaratkan untuk lembur malam ini selama 1 jam, dikarenakan pelanggan dalam toko masih banyak,

tak lama kemudian terdengar suara parau'

"widy..., nih Hapenya udah selesai," tutur kak yudi dengan suara parau.

"kakak sakit yah..., suara kakak kaya berat banget?" tanya widy prihatin

"nggak kok, semalam begadang banyak kerjaan!" balas yudi

"yah udah kak, ponselnya aku ambil yah...!" seru widy meraih ponsel

***

bip bip bip..., nampaknya widy sedari tadi menghubungi seseorang.

"ahh..., apaan sih gak diangkat-angkat?" keluh widy

"coba lagi diakan orang sibuk, wid!" seru lyla menenangkan

bip... klek.., "Halo selamat malam, dengan siapa selarut ini menelfon?" tanya devan agak kesal karena jam istrirahatnya terganggu, barusaja 5menit ia memejamkan matanya hpnya sudah tidak bisa berhenti berbunyi.

"Maaf pak..., eh mas dengan saya widya karyawan tempat mas memperbaiki ponsel!" tutur widy

"ohh..., gitu terus hapenya udah bagus belum?" tanya dev

"iya..., udah mas makanya saya telfon, kan masnya bilang sangat mebutuhkan ponsel ini," widy menjelaskan

"oke, saya kesana sekarang yah," dev segera bergegas

"tunggu tunggu mas, masnya sampai disini sekitar berapa menit yah?" sambil melirik jam dinding yang menunjukkan 5menit lagi tokonya akan ditutup,

"mungkin sekitar 20menit, karena rumah saya agak jauh, dan pasti jalanan macet." jelas devan

"kalo gitu, ponselnya saya bawa kekosan saya saja yah pak, tokonya udah mau ditutup nih, sya nggak bisa nunggu bapak sendirian!" widy memelas karena takut devan menyuruhnya menunggu ditoko.

"okey.., kirim alamat kamu yah...,"dev tersenyum bahagia, karena tanpa bersusah payah dia akan segera mengetahui dimana gadis itu tinggal.

"baik... pak, saya kirim share lokasiny nanti yah,"  tutur widy yang sedari tadi lupa bahwa devan tidak ingin dipanggil bapak.

***

Kosan tampak sepi, karena memang sudah larut, segera widy membuka pintu dan merogoh ponsel dalam tasnya, kemudian mengirimkan sharelok kepada devan dan menyebutkan nomor kamarnya no.09 B,

Segera widy melepaskan pakaiannya untuk membersihkan tubuhnya yang seharian bekerja meskipun menempati ruangan berAC, tapi tetap saja ia merasah risih jika tidak membilas tubuhnya dengan air,

Disisi lain, tampak seorang lelaki didepan pintu kos widy, yang sedari tadi mengetuk-ngetuk pintu tapi tidak terdengar oleh widy karena sedang berada didalam kamar mandi.

Ckklekk..., devan memberanikan diri membuka pintu kamar kos widy,

sambil melihat lihat kearah segala sudut ruangan ia tidak menemukan sosok yang ia cari.

"Arghhhh..., teriak widy histeris melihat sosok yang masih asing dipenglihatannya, berdiri tepat depan pintu kamarnya.

Seketika devan berlari kearah widy, lalu mendorongnya kearah dinding dan menutup mulut widy agar berhenti berteriak.

"sssttt..., jangan teriak kenceng nanti orang orang salah paham akukan nggak ngapa-ngapain kamu!"

"abis kamu masuk gak bilang-bilang mas," rintih widy masih kaget

"seketika otak devan meleset, saat ia menyadari beberapa centi lagi payudara bulat widy akan menyetuh dada bidangnya. devan paham betul jika dibalik handuk putih tipis widy terdapat payudara yang sangat ranum.

"mas maaf," widy mendorong dev pelan

"mas nunggu diluar bentar saya pakai baju dulu yah!" lanjut widy

Devan mengangguk, tanpa sepatah kata ia masih dengan pikirannya yang kalap karena miliknya sudah menegang sedari tadi melihat keseksian tubuh widy.

devan beranjak keluar kamar, lalu menutup pintu dan duduk di kursi teras kosan.

***

Klekkk..., bunyi pintu terbuka, widy melangkahkan kaki jenjangnya keluar menuju teras, tampak pemandangan sangat indah menurut dev, dibalik piyama tipis berwarna pink yang widy kenakan tampak jelas lekukan tubuh widy yang ramping bak gitar spanyol, kaki mulusnya semakin becahaya terkena sinar lampu diteras itu, karena widy memakai celana tepat setengah paha,

"mas ini ponselnya," widy mejulurkan ponsel kepada dev

"oh..., ya biayanya kemarin berapa yah?" sambil meraih ponsel

"250ribu ajah mas, kata tukang servicenya...." jelas widy

langsung saja devan mengambil beberapa lembar uang lalu memberikan kepada widy,

"loh kok banyak banget mas?" ini sih udah 2x lipat." sambung widy bingung,

"yah... udahlah sisanya buat kamu!" tegas devan, lalu beranjak pergi meninggalkan widy,

sempat mengejar devan, namun langkah devan tidak bisa ia tandingi, kemudian devan melaju dengan mobil mewahnya, meninggalkan kosan widy.

*** 

bip bip bip..., "siapa yah?" devan bingung

"aku widya, ngapain mas ngasih saya uang saya bukan pengemis yah mas!" tetiak widy sangat marah, widy memang sangat jarang menerima pemberian orang karena dia adalah wanita yang sangat mandiri, dan tidak ingin dikasihani,

"yang bilang pengemis siapa?" itu cuma tanda terima kasih karena kamu udah bawain ponsel saya!" terang dev

"pokoknya gak ada alasan, mana nomor rekening mas aku transfer balik?" ungkap widy terdengar sinis,

"nggak mau, kalau kamu niat mengembalikannya, silahkan cari aku!" ejek devan

"okey nggak bakalan susah nyari orang terkenal seperti kamu!" tegas widy semakin marah

tuttttt... panggilan berakhir.

Devan cekikikan..., didalam mobil yang ia kendarai, ia semakin yakin kalau widy bukanlah wanita seperti yang sering ia temui, wanita-wanita yang selama ini mendekati devan, sangat mudah didapatkan dan ditiduri, dengan hanya memberika beberapa hadiah mewah atau berupa uang.

**

Cerewet, Itulah nama kontak yang disimpan devan untuk menamai widy,

sambil berbaring ia menatap kelangit-langit kamarnya sekilas terbayang wajah menggemaskan widy yang saat ini mulai ia kagumi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status