Share

Bab 3 Tunangan Devan

Dikamar kosan yang dia sewa selama 2tahun belakangan, tampak widy dan lyla berbaring menatap langit-langit kamar, rupanya lyla memutuskan untuk menginap dikamar widy hanya untuk mencari teman ngobrol.

"widd..., kamu kenapa sih nggak pernah pacaran?" sindir lyla

"Lyla... jangan aneh-aneh deh" sergah widy

"Emang kamu enggak mau gitu ngerasain sensasi pacaran, ciuman, sambil diraba-raba, hahahah tawa lyla pecah mendengar perkataannya sendiri yang sangat menggelikan.

"apaan sih gue mah ogah...!" setidaknya suamiku nanti bakalan bangga kalau aku masih polos, lanjut widy menatap tajam.

"tapi wid, enak tau hahaha..., tawa lyla pecah menggoda sahabatnya.

"lyla.., aku mau nanya kekamu," bisik widy

"apaan?"  ucap lyla

"aku selalu mikirin pak devan akhir-akhir ini, " widy meringis

"ha... siapa? Pak devan yang seminggu lalu datang, bawah ponselnya yang rusak itu yah?" sahut lyla memastikan.

"iya Lyl, waktu itukan dia kesini buat ambil HPnya, nah, mulai saat itu, aku gak tahu kenapa wajahnya  hadir terus dalam pikiran aku...?" apa jangan jangan karena aku belum berhasil ngembaliin uangnya jadi wajahnya terngiang-ngiang dipikiran aku? tanya widy polos

"Yah..., kalo menurut aku sih, kamu itu mulai jatuh cinta pada pandangan pertama, ehh.. salah pada pandangan kedua." ejek lyla mengoceh

"masa sih lyla? jangan sampai amit-amit, orangnya arogan kayak gitu juga!" potong widy, sambil mengetuk-ngetuk kepalanya, dengan punggung jarinya.

"tapi, kenyataannya kamu nggak bisa ngilangin dia dalam pikiran kamukan, kamu selalu terbayang-bayang wajahnya, sampai kamu nggak bisa tidurkan?" pungkas lyla meyakinkan.

"kamu kok tau banget yang aku rasain lyla?" widy meringis dengan mata berkaca-kaca, sambil memeluk sahabatnya yang memang dari sejak SMA tidak pernah ada rahasia diantara keduanya, bahkan pada saat Lyla pecah perawan setahun yang lalu saja, ia dengan gamblang menceritakan kepada widy tentang rasa sakit yang ia derita saat itu, sehingga widy yang mendengarkan curhatan sahabatnya, menjadi ngeri dan tidak berminat untuk berpacaran.

*** 

"widy..., bangun" teriak lyla menggoyangkan tubuh widy. Lyla yang tampaknya sudah rapi dan mempesona, berjalan kearah cermin untukelihat kembali penampilannya.

"wid, mumpung libur aku mau jalan sama yoga yah!" seru lyla,

"yahh.., pergi sana ganggu orang tidur ajah," jerit suara widy serak

"okey bye....' cetus lyla.

plakkkk..., suara pintu yang sangat keras karena lyla yang menutup pintu dengan tidak hati-hati,

"lyla..., awas kamu yah!" jeritt widy.

***

grrt..grtt...grtt..suara getar ponsel, widy meraih ponselnya matanya terbelalak'

"pak devan" memanggil

"ngapain pagi-pagi nelfonin orang?" sahut widy judes, menahan rasa gelisa karena semalaman hampir tidak bisa tidur, karena membayangkan wajah devan.

"katanya kamu mau ngembaliin uang, kok nggak muncul-muncul kamu modus yah?" ejek devan merayu

"pak, saya baru libur hari ini, jangan salah paham dulu!" tegas widy meyakinkan.

"nggak kok saya ihklas uangnya buat kamu, saya cuma bercanda" ungkap devan.

"Widya... apa kamu bersedia makan siang dengan saya?" lanjut dev

"seperti disambar geledek, widy yang semalaman susah tidur gara gara devan, sekarang mengajaknya makan siang?" jerit batinnya dalam hati.

"emmmm ta...tapi pak...," gumam widy kaku.

belum sampai perkataan widy, devan langsung melanjutkan perbincangannya,

"aku jemput jam 12 yah," bye!! ucap devan dan memutuskan sambungan telefonnya.

yah...,tuhan bagaimana ini rintih 'batin widy.

widy bergegas kearah lemari melihat lihat pakaian apa yang cocok untuk ia pakai, widy juga tidak sanggup menolak karena batinnya terus berkata ia harus bertemu devan untuk melepas keresahannya

** 

"Aku sudah didepan Kosmu wid!" seru devan ditelfon

"Iya aku keluar sekarang" pungkas widy singkat.

Betapa terkejutnya devan karena kali ini pemandangan yang tak biasa yang ia temui, widy berjalan menuju mobil devan, tampak menawan dengan kaos putih polos ketat pas dibody goalsnya dengan celana jeans abu yang melekat dikaki jenjangnya, semakin nampak lekukan tubuh widy yang berbentuk gitar spanyol dilengkapi dengan hells 3cm yang menunjang penampilannya.

Ditempat mereka makan, nampak seorang wanita sexy berkulit sawo matang berjalan menuju meja mereka, wanita sexy itu bernama fenny, anak seorang pengusaha ternama yang bekerja sama dengan perusahaan ayah devan, mereka juga diketahui sedang dijodohkan oleh orang tua mereka, namun devan tidak pernah setuju dengan rencana ayahnya.

"haii..., dev apa kabar kamu kok nggak ngabarin kalau mau makan disini juga?" seru Fenny

"silahkan duduk mba," ucap widy ramah sambil menunjuk salah satu kursi disamping devan.

"Fenn... aku nggak suka yah kamu seenaknya!" ungkap devan menahan emosi.

"kenapa akukan tunangan kamu? kita sudah dijodohkan jadi aku gak mau yah kalo orang-orang melihat kamu dengan perempuan lain," ucap fenny semakin nyolot.

mendengar perkataan fenny widy merasa bersalah dan terus menunduk kaku, takut jika dikatakan perebut tunangan orang" rintih batinnya.

"Maaf mba, maaf yah jangan bertengkar saya benar benar tidak tau situasi kalian saya mau pulang duluan!" tutur widy lalu meraih ponselnya, berdiri dan hendak meninggalkan meja makan.

baru tiga langkah iya berjalan devan sudah memegang tangannya lalu menariknya keluar dan meninggalkan fenny sendirian.

"Dev..., awas yah kamu aku laporin sama papi kamu!" teriak fenny kesal karena devan memilih menarik widy dibandingkan menemaninya dimeja makan.

**

Perjalan kekosan widy terasa sunyi mencekam tidak ada perbincangan apapun sesampainya didepan kos

"mas... jangan hubungi aku lagi yah kamu harus baik sma tunangan kamu, kasihan dia kayaknya cinta banget sama kamu," ucap widy menunduk merasa bersalah pada fenny

"widya... kamu gak tau fenny kaya gimana, dia pintar acting dia cuma suka popularitas aku ajah!" dev menjelaskan

"udahlah mas, aku bukan siapa-siapa kamu nggak usah merasa bersalah, aku turun dulu yah," ucap widy sambil membuka pintu mobil,

tapi belum sempat ia turun dari mobil, devan sudah lebih dulu menarik tangan widy lalu jatuh menyender ke kursi mobil, dengan sigap devan melayangkan bibirnya kebibir widy lalu melumat bibir tipisnya, memainkan lidahnya meskipun tidak dibalas oleh widya,

widya hanya terdiam kaku, karena sangat kaget devan begitu berani menciumnya, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena ia sudah terlanjur merasakan hangatnya ciuman devan yang baru pertama kali ia rasakan seumur hidupnya.

"wid... aku mulai jatuh hati sama kamu, sejak aku mengunjungi kosanmu!" ucap devan dengan mata berkaca-kaca.

Widy diam membisu, memikirkan mengapa perasaannya sama persis seperti yang devan rasakan...,

"aku mau kamu menikah denganku!" tutur Devan tulus.

"ap... apa menikah?" gumam widy tampak tak percaya, bagaimana bisa pria yang baru ia kenal seminggu yang lalu mengajakknya menikah.

"iya aku ingin kamu jadi istriku tatap devan penuh ketulasan," sambil mengelus pipi widy

"tapi, fenny bukan kah dia adalah tunangan mu dev...?" ucap widy

"kami memang sudah bertunangan dan berencana dijodohkan oleh kedua orang tua kami, tapi aku gak cinta wid!" sergah dev

"widy, kamu harus percaya sama aku, aku nggak bakal mempermainkan kamu, aku hanya butuh waktu meyakinkan kedua orang tuaku kalau kamu adalah pilihanku!" tutur devan semakin menunjukkan ketulsannya

Widy mengangguk sambil tersenyum berusaha membuat devan tidak mendalami kesedihannya, lalu devan memeluk widy dengan penuh kasih sayang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status