Share

Tuhan, Tolong Hapus Rasa Ini

Part 18

Beberapa hari ini Nizar tidak menghubungiku, lebih tepatnya sejak pemakaman almarhum suami Aisha—Dia tidak lagi mengirim pesan kepadaku. Apakah dia memang sedang dekat dengan Aisha? Aisha juga tidak menghubungiku. Padahal dulu, dia selalu bercerita tentang apa saja.

Aku masih berkutat dengan pembukuan di Daebuck Cafe. Sesekali aku melongok ke depan barang kali Nizar muncul karena biasanya saat-saat makan siang begini dia tiba-tiba nongol. Berjuta tanya menguasai isi kepalaku. Jari kananku masih sibuk memutar-mutar pulpen, tangan kiri menyangga kepala, dan pandanganku jauh entah kemana.

Aroma kopi menguar ketika aku meniup isi cangkirku hingga mengeluarkan kepulan uap panas yang menghangatkan lubang hidung mungilku. Aku berharap dengan ini bisa membuat perasaanku lebih tenang. Dari tempat dudukku yang berada di sudut kafe, aku bisa melihat ke seluruh isi ruangan. Beberapa pelanggan sedang menikmati hidangan. Mataku tertuj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status