Share

UnderWorld (Part III)

Di akademi sihir bukan hanya mempelajari sihir tetapi juga mempelajari seni bela diri seperti seni berpedang dan seni tangan kosong atau yang lainnya. Beberapa anak memutuskan untuk belajar seni bela diri karena beberapa alasan misal karena mereka memiliki kapasitas mana yang sedikit dan tidak memungkinkan mereka menggunakan sihir tingkat tinggi dan ada juga yang memang ingin belajar seni bela diri dengan minat mereka sendiri meski mereka memiliki mana yang memungkinkan. 

Anak yang bersekolah di akademi sihir, mereka berasal dari berbagai macam daerah dan status. Diantara banyak siswa yang sekolah di akademi sihir terdapat empat anak yang dijuluki dengan “four genius” yang merupakan empat orang anak yang sangat jenius baik itu dalam sihir maupun dalam seni bela diri.

Mereka berempat memiliki skill dan stats yang sangat mengagumkan. Stats yang mereka miliki bahkan melebihi para komandan dari pasukan kerajaan Aurelia padahal mereka hanyalah anak yang baru berusia belasan tahun. Dengan kemampuan yang begitu mengesankan, mereka diperlakukan spesial dibandingkan murid yang lain.

Yang paling kuat diantara mereka adalah Yorn Fiere Yurt yang memiliki Stats yang hampir mencapai 1000, itu bahkan sangat luar biasa bila dibandingkan dengan orang dewasa dengan pengalaman hidup yang lebih lama dari dirinya.

Ketiga lainnya juga tidak berbeda jauh dari dirinya kecuali Melta yang tidak mereka ketahui Stats miliknya karena ia tiba-tiba saja masuk tanpa melalui tes yang biasanya harus dilakukan oleh semua calon siswa. 

Sebelum masuk ke dalam akademi sihir banyak tes yang dilakukan, salah satunya yaitu tes stats yang menjadi faktor yang paling besar apakah calon murid itu lulus atau tidak. Seluruh calon siswa melakukan pengecekan stats mereka satu per satu dan itu dilakukan di hadapan semua orang. Dari situlah semua orang tahu mana yang kuat dan lemah dan mana yang tidak boleh mereka singgung atau boleh mereka bully. Semua berawal dari tes itu.

“Apa yang dilakukan para anak jenius di sini?”

“Bukankah sudah jelas bahwa kami sedang menegakkan keadilan.”

Mereka bertiga sangat terkenal di akademi sihir dengan julukan threeted hero. Mereka bertiga selalu menghentikan siswa-siswa yang melakukan ketidak adilan di akademi. Mereka layaknya pahlawan di akademi sihir yang dikagumi sekaligus menyebalkan. Mereka sangat di kagumi oleh siswa kelas bawah karena yang sering diperlakukan tidak adil adalah mereka. Sedangkan, beberapa siswa kelas atas membenci kehadiran mereka karena menghalangi kesenangan mereka.

“Salahkan mereka yang terlalu lemah sehingga mereka berada di posisi mereka sekarang. Aku hanya melakukan tugas ku sebagai yang lebih kuat untuk mendisiplinkan mereka berdua. Aku hanya sedikit mendorong mereka agar mereka sedikit termotivasi.” Porter tertawa sambil memandang rendah dua orang siswa yang sedang meringkuk kesakitan di bawah kakinya.

Di akademi sihir tiap tingkatnya terdiri dari tiga kelas yaitu kelas  A yang berisikan para bangsawan kemudian kelas B yang isinya adalah anak dari prajurit atau  yang bekerja di pemerintahan tetapi bukan bangsawan dan yang terakhir adalah kelas C yang isinya adalah anak dari rakyat biasa.

“Bukankah ini juga berlaku untuk dirimu.”

Perkataan itu membuat Porter kesal. Ia tidak bisa melawan ketiga murid jenius ini karena mereka adalah orang-orang spesial yang selalu dilindungi oleh para staf akademi sihir. Meski akademi sihir berada di kerajaan Aurelia tetapi pihak kerajaan tidak bisa terlalu ikut campur dengan urusan akademi sihir.

Terlalu bahaya bagi kerajaan untuk mengusik sosok yang sama kuatnya dengan mereka.

 Di akademi sihir memang sering terjadi penindasan terhadap mereka yang lebih lemah. Semua orang tahu bahwa itu sebenarnya tidak diperbolehkan dan dilarang oleh pihak akademi, tetapi sayangnya masih saja terjadi karena memang itu hanyalah peraturan yang tertulis saja dan kenyataannya kebanyakan para pengajar di akademi tidak menganggap itu serius sama sekali.

 Meski para pengajar dan staf akademi tidak menanggapi serius tentang peraturan itu tetapi ketika berita penindasan terdengar oleh kepala akademi maka orang yang melakukan penindasan akan dihukum sangat berat. 

 “Lepaskan mereka.” Ucap Yorn sekali lagi.

 “Baiklah. Baiklah tuan Pahlawan.”

 Kemudian kedua anak dari kelas C itu dilepaskan. Kedua anak kelas C itu langsung berlari  tetapi sebelum meninggalkan tempat itu mereka berterima kasih terlebih dahulu kepada ketiga orang yang menolong mereka.

“Di sini sangat membosankan,” ucap Porter, “ Sebaiknya kita  pergi daripada diceramahi oleh seseorang yang menganggap dirinya adalah pahlawan.” 

Rombongan yang dipimpin oleh Porter pergi dengan wajah yang tidak puas tetapi mereka tidak bisa melawan karena mereka tidak ingin membuat masalah yang akan berdampak buruk bagi mereka ke depannya. Setelah mereka pergi. Satu per satu orang yang tadinya mengelilingi mereka dan menjadi penonton itu pun ikut pergi dan meninggalkan tempat kejadian.

Beberapa dari mereka yang pergi ada yang merasa kesal karena tontonan menarik mereka berakhir begitu saja.

Sebenarnya Porter bisa saja menjadi bagian dari keempat murid jenius kalau saja dia berlatih lebih giat lagi, tetapi sayangnya Porter terlalu malas untuk berlatih. Ia terlalu bangga dengan skill Admiration yang ia miliki. Ia terlalu sering menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang.  

“Kenapa kamu mau melakukan ini semua, Yorn? Aku tidak melihat keuntungan dari semua ini selain kau di sebut sebagai pahlawan.”

Loche mempertanyakan tentang apa yang dilakukan oleh Yorn karena menurutnya melakukan sesuatu yang barusan Yorn lakukan sangatlah sia-sia karena lebih baik mereka berlatih daripada melakukan hal yang tidak bermanfaat seperti sekarang. Tidak ada yang menguntung dari menolong orang miskin selain reputasi mu yang meningkat. Tidak ada hal lain lagi. 

Mereka berdua sebenarnya belum lama berteman. Mereka pertama kali bertemu adalah satu tahun yang lalu ketika seleksi untuk masuk akademi sihir dan kemudian mereka berada di kelas yang sama. Mereka masuk ke kelas spesial karena bakat mereka yang luar biasa. Di kelas Cuma itu ada empat orang siswa dan semuanya berada di angkatan yang sama. Baru kali ini akademi menemukan bakat yang luar biasa dan ada empat orang.

“Aku hanya tidak suka dengan ketidak adilan.”

Yorn sangat menjunjung keadilan karena ia dididik seperti itu semenjak ia kecil. 

Yorn adalah putra tertua dari keluarga Yurt. Keluarga Yurt adalah  salah satu keluarga yang menjadi pendiri kerajaan Aurelia. Yorn sering mendengar cerita tentang pendahulunya yang berjuang mendirikan negara Aurelia dengan keringat dan darah karena mereka harus berperang melawan ras iblis yang terus saja menyerang daerah mereka.

Sekarang kepala keluarga Yurt atau kakek Yorn adalah pemimpin dari semua legion yang ada di kerajaan. Di kerajaan Aurelia terdapat empat legion yaitu Black Legion, White Legion, Blue Legion dan Red Legion. Setiap legion terdiri lebih dari 10 ribu pasukan. Selain keempat legion tersebut mereka masih ada beberapa pasukan lagi yang jumlahnya tidak kalah banyaknya. Ayah Yorn adalah komandan dari Black legion dan tidak lama lagi menjadi wakil pemimpin dari seluruh legion.

Leluhur keluarga Yurt dikenal sebagai pahlawan karena telah mengalahkan jutaan pasukan iblis dan menguasai banyak daerah yang dikuasai iblis. Keluarga Yurt terkenal dengan kemampuan bertempur mereka yang hebat. 

“Aku adalah keturunan dari keluarga Yurt!” Ucap Yorn dengan bangga.

Yorn sangat bangga dengan keluarga.

“Baiklah terserah kau saja.”

 “Seharusnya kamu melihat sesuatu dari berbagai sisi untuk mengetahui rahasia yang tidak kamu ketahui selama ini.” 

“Apa maksudmu, Melta?”

“Tidak, aku hanya sedang berbicara sendiri.”

Melta selalu mengikuti Yorn semenjak mereka pertama kali bertemu. Melta sangat pendiam hampir tidak berbicara dengan dua yang lainnya. Melta selalu menatap Yorn dengan tatapan yang dingin dan itu terkadang membuat Yorn merasa sedikit ketakutan. Yorn tidak tahu alasan Melta selalu mengikutinya tetapi Yorn tetap membiarkan Malta seperti itu. Toh, dia tidak melakukan kejahatan pikir Yorn.

.

“Tinggal menunggu beberapa saat lagi sebelum kita membalas semua yang mereka lakukan selama ini kepada kita.”

“Benar sekali, Tuanku. Mereka terlalu serakah dan ingin menguasai segalanya.”

“Kita harus merebut apa yang menjadi hak kita.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status