DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 55PoV SALMAAku menatap wajah yang sudah menua itu dengan hati miris. Sungguh Bu, kau seharusnya berhenti sebelum semua terlanjur kacau seperti ini. Kau telah tahu sejak lama, bahwa anakmu berbeda. Tapi mau memaksakan diri untuk membentuknya menjadi seperti yang kau inginkan. Lelaki sukses dengan gelar mentereng. Kaloan memberinya makan dan melimpahinya dengan uang haram. Nyatanya, kelainan jiwanya masih tetap bersemayam di dalam dirinya, membentuk gunung api, dan kini, meletus tanpa bisa kau kendalikan.Kepala Ibu bergerak. Sepertinya efek obat biusnya sudah mulai habis. Aku tak perlu mengikatnya karena wanita tua ini tak mungkin bisa kemana mana. Penjara telah melemahkan diri dan jiwanya."Salma?"Aku tersenyum memandangnya. Kutepis sedikit rasa iba yang sempat muncul di dalam hati. Wanita ini bahkan tak punya hati. Dia tega menabrak temannya sendiri hingga mati di tempat, menyisakan trauma bagi sang anak yang menyaksikan peristiwa mengenaskan itu
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 56PoV HARISAku menyeringai menatap Albert yang kesakitan, sementara Salma, dia tetap tenang seperti biasa. Sepertinya tekadnya untuk mati saat ini benar-benar besar. Baiklah, aku akan segera mengabulkan keinginanmu.Aku mengarahkan pistol ke kepala Salma, menatap perempuan itu terakhir kalinya. Namun, sebelum aku sempat menarik pelatuk, tendangan kaki Albert mendarat tepat di tanganku. Pistolku terlepas dan mental."Lari Salma! Salah satu dari kita harus hidup!" Teriak Albert.Salma menggeleng. Dia maju dengan pisaunya namun aku secepat kilat menjatuhkan diri hendak mengambil pisau itu. Lagi lagi, Albert menghalangi usahaku dengan ikut menjatuhkan diri, mengabaikan luka di bahunya dan mulai memukulku. Pukulannya lemah, tentu karena darah yang terus mengucur deras. Namun, semua gerakannya itu membuatku makin kalap. Pengkhianat ini telah merencanakan untuk membunuhku. Maka disini, hanya yang kuatlah yang akan menang karena kami bertiga sama sama ingin
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 57PoV NADYA"Albert, pengacara Haris ditemukan tewas di Batu Keramat."Aku terdiam sejenak, merasa seperti tak menginjakkan kaki di tempat. Batu keramat adalah sebuah tempat di daerah kota agung, tiga jam perjalanan dari pusat kota jika kau menyetir dengan kecepatan tinggi. Meski jalannya bagus, tapi medannya yang sulit karena ada jurang di pinggirnya membuat jalan itu sepi jika malam telah tiba. Tanpa sadar aku meremas tangan Intan kuat kuat. Di antara kabar bahagia yang dibawa Intan, terselip sebuah rasa cemas. Mas Haris, entah mengapa aku merasa yakin bahwa dia ada di balik ini semua.Intan menarikku duduk di sofa. Siaran langsung di televisi kemudian beranjak beberapa meter jauhnya. Masih di lokasi yang sama, ditemukan sebuah mobil lain yang nyaris terperosok ke jurang. Mobil itu kosong tanpa penumpang. Tuhan, hidup di zaman apakah aku ini? Kenapa ada begitu banyak kejahatan mengerikan di sekitar orang yang kukenal?"Apakah itu Haris?" Suara Int
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 58Kami semua telah kembali ke rumah usai acara lamaran Intan yang selesai jam sebelas malam. Untuk sementara Intan tinggal di rumah Tante Rosa, mama angkatnya dan itu membuatku sedikit tenang. Karena rumah Tante Rosa cukup jauh, lewat tengah malam barulah kami tiba di rumah. Aku menoleh ke belakang, pada Mbok Asih yang terkantuk-kantuk sambil menggendong Violet yang tertidur. Mbok Asih bersikeras menggendong Vio karena tahu aku sedang khawatir pada Papa."Bang, aku takut. Bagaimana kalau Mas Haris melampiaskan dendamnya pada Papa? Abang tahu, Papa itu sudah tua. Beberapa hari ini juga kurang sehat karena Batu ginjalnya itu."Aryan menyentuh tanganku sebentar."Tenang Sayang. Kita berdoa saja mungkin Papa hanya kena macet dan ponselnya habis baterai. Siapa tahu malah Papa sudah ada di rumah."Aku menggeleng."Papa itu orang yang paling teliti. Beliau nggak akan bepergian dengan baterai ponsel yang cuma sedikit."Aryan tidak menjawab lagi. Mungkin dia
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 59Aku terbangun oleh aroma minyak aromaterapi yang sepertinya ditempelkan ke hidung. Di telingaku, sayup sayup kudengar orang mengaji. Di bagian lain, suara orang bercakap-cakap dengan suara lirih juga terdengar. Perlahan aku membuka mata, dan mengenali ruangan ini sebagai kamarku sendiri. Di sampingku, ada Intan yang tengah mengaji dengan lirih. Sebentar sebentar dia berhenti, menyusut air mata dari pipinya. Suaranya ikut serak karena bercampur tangis.Merasakan gerakanku, Intan menoleh dan lansung menutup Al Quran-nya. Dia memegang tanganku tanpa mampu berkata-kata. Aku menatap langit-langit kamar, lalu semua yang kulihat sebelum aku jatuh tak sadarkan diri menghantamku tanpa ampun.Wajah pucat Papa yang duduk bersandar di kursi pengemudi, dengan darah yang menetes keluar dari bibir, hidung dan telinganya. Tatapan matanya yang kosong tanpa sinar kehidupan.Tanpa sadar, jeritanku membahana."PAPAAAA!!"Dan aku kembali tak sadarkan diri untuk kedua k
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 60Intan tentu saja marah ketika tahu aku dirawat di rumah sakit umum. Dia bersikeras menyuruhku pindah. Sementara aku juga bertahan tetap di sini. Di Graha, pengawasan akan sangat ketat. CCTV dimana mana. Bunga dan kartu yang dulu ada di kamar rawat ku langsung ketahuan kalau itu dari Haris yang dititipkan pada seorang OB. OB itu langsung dipecat Intan. Dan yang membuatku ngeri adalah pesan Haris pada OB itu."Letakkan bunga itu tanpa terlihat, dan ambil lagi tanpa seorangpun melihat kecuali Nadya. Aku akan memberimu imbalan besar jika bisa membuatnya gila."Hanya saja sayang. Setelah si OB tertangkap, Haris menghilang entah kemana.Jadi inilah tujuan dia yang sebenarnya. Membuatku menjadi gila. Tentu saja, karena menjadi orang gila, yang hidup tanpa tujuan dan masa depan, yang bahkan dosanya saja tak dicatat malaikat, jauh lebih mengerikan daripada kematian. Aku tak mampu membayangkan diriku kehilangan kesadaran, tertawa dan menangis sendiri tanpa i
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 61Lorong rumah sakit yang sepi di jam menjelang subuh adalah sebuah keuntungan bagiku dan juga bagi dia. Kugenggam erat erat ponsel di dalam saku jaket hodie yang memang sejak sore ku gunakan. Ponsel itu sengaja kumatikan untuk menghemat daya karena akan aku gunakan disaat yang tepat nanti. Jika prediksiku benar, bahwa Haris lebih suka melihatku gila dan mati perlahan lahan, maka aku akan punya banyak waktu.Masuk ke area parkir, tubuhnya menghilang di balik badan mobil. Aku ikut menyelinap, dan menunggu. Tak lama, dia keluar dari dalam salah satu mobil, sangat dekat denganku."Ikutlah baik baik denganku Nadya. Mungkin saja aku akan mengampunimu." Suaranya serak. Dia tahu bahwa aku mengikutinya.Aku diam, meski jantungku berdetak kencang. Tiba-tiba, sebuah tangan menyergapku dari belakang disertai aroma samar obat bius. Aku menahan nafas meski dadaku rasanya hendak meledak. Lalu berpura-pura jatuh pingsan. Tangan itu segera menjauh ketika tubuhku ter
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 62Wajah Tante Liana tirus dan pucat. Dia tampak jauh berbeda dengan Tante Liana yang dulu kukenal. Dulu, dia adalah wanita yang keras, cantik dan anggun. Namun semua itu segera sirna begitu berhadapan dengan anak semata wayangnya. Mas Haris. Di hadapan Mas Haris, Tante Liana langsung menjelma menjadi seorang ibu yang penurut dan tak berdaya. Dia mengabulkan apa saja keinginan sang anak, tak peduli hal itu membahayakan orang lain atau dirinya sendiri."Apa kabar Tante? Tadinya kupikir Tante masih di penjara." Ujarku dengan suara tenang. Aku menduga, bukan hanya Mas Haris yang sakit mentalnya. Tapi Tante Liana juga. Dengan sedikit hasutan dariku, aku yakin bisa mengendalikan dirinya.Tante Liana berhenti di ambang pintu sambil menatapku sekilas, lalu membuang pandang. Dia memilin milin ujung bajunya. Diam diam, satu tanganku mengeluarkan pisau dan mulai mengiris tali karet ban yang mengikat tanganku. Aku harus berjaga jaga seandainya dia ingin menyakit