Share

Permainan di Bawah Meja Kerja

Bianca keluar dari mobil miliknya yang dikendarai oleh asisten pribadinya ketika sudah tiba di parkiran Martinez Inc. Wanita itu menjatuhkan sisa rokok yang hampir habis di antara selipan jemari lentiknya lalu menginjak benda tersebut menggunakan stiletto heels yang ia gunakan.

"Kau tunggu di sini saja, Luke. Aku akan masuk sendiri ke dalam," titah Bianca seraya melongok ke dalam mobil pada asisten pribadinya itu.

Setelahnya, dengan penuh percaya diri, Bianca berjalan memasuki gedung Martinez Inc tanpa ragu.

"Aku ingin bertemu dengan Eduardo Martinez," ucap Bianca ketika tiba di meja resepsionis Martinez Inc.

Resepsionis itu menatap penampilan Bianca dari atas sampai bawah. Gaun peach di atas lutut yang tampak seksi itu.

"Apa anda sudah membuat janji sebelumnya, Nona?"

Bianca tersenyum miring, jari telunjuknya memberi isyarat pada resepsionis wanita itu untuk mendekat, "Aku wanita simpanan Eduardo, dan dia sedang membutuhkanku saat ini, jadi ... jangan buat atasanmu itu menungguku, oke?" bisik Bianca pelan.

Resepsionis itu menegang, menatap Bianca dengan gugup, "Tapi, Non---"

"Kau ingin dipecat oleh Eduardo karena membiarkannya menahan gairah di ruang kerja?" tanya Bianca menyeringai.

Resepsionis itu menggeleng cepat, lantas menyebutkan ruangan dan lantai berapa Eduardo berada.

"Bodoh!" decih Bianca sinis mengumpati resepsionis tadi ketika dirinya kini telah berada di dalam lift yang membawanya ke lantai teratas gedung.

***

Bianca menatap ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada sekretaris yang berjaga di depan ruangan Eduardo. Tidak salah lagi, hari ini Dewi Fortuna memang sedang berpihak padanya, hingga Bianca tidak menemukan siapapun di sekitar sana.

Wanita itu berjalan cepat, lalu membuka pintu. Setelah berhasil masuk ke dalam, wanita itu segera menutup pintunya dari dalam, namun tidak berniat menguncinya.

"Siapa kau?" tanya Eduardo ketika mendapati seseorang yang tidak sopan masuk ke dalam ruangannya.

Senyum miring terbit di bibir penuh Bianca. Tanpa melunturkan senyum, Bianca berbalik dan menatap pria yang akan menjadi sasaran pembalasan dendamnya untuk pertama kalinya.

'Kau sangat beruntung mendapatkan suami sepanas dia, Isabell. Tapi sayangnya, tak lama lagi, kau harus berbagi denganku,'~batinnya dalam hati.

Berbeda dengan Eduardo yang terpaku di tempatnya. Mendapati wanita penggoda yang setiap hari tidak pernah lelah mengirim gambar-gambar dirinya yang dapat membangkitkan miliknya di bawah sana.

"Hai, akhirnya kita bertemu ... Eduardo Martinez," sapa Bianca dengan menggigit bibirnya menggoda.

Eduardo menegang, miliknya di bawah sana bereaksi sangat cepat bahkan hanya dengan melihat wanita itu menggigit bibirnya seksi.

Isabell.

Eduardo menekankan berkali-kali nama itu dalam hati dan pikirannya. Menahan segala godaan yang bergejolak dalam dada.

Tanpa menunggu lagi, Bianca segera menghampiri Eduardo yang masih duduk di kursi kebesarannya.

Bianca menatap macbook yang masih terbuka di atas meja, lalu menutupnya cepat. Menyingkirkan semua barang-barang yang berada di depan Eduardo ke sisi meja. Lalu, tanpa ragu, ia menyelinap di sela-sela kaki Eduardo dan mendudukkan dirinya di atas meja, berhadapan dengan pria yang masih berkecamuk dengan pikirannya itu.

"Kau belum mengenalku, 'kan?"--Bianca bergumam kecil--"Aku Bianca Ruiz, wanita yang akan menjadi mimpi indahmu sekaligus mimpi burukmu dan ... lupakan," bisik Bianca lagi.

Eduardo segera mengendalikan kewarasannya.

"Pergi kau dari sini, Jalang!" usir pria itu dengan wajah memerah.

Bukannya takut, Bianca malah tertawa atas pengusiran terang-terangan yang dilakukan si pemilik ruangan.

"Aku masih belum memberikan kejutan pertama untukmu," desis Bianca dengan tatapan ke arah pusaka Eduardo yang tampak sesak dari balik celana bahannya.

Sekejap saja, Bianca sudah turun dan berjongkok di hadapan Eduardo. Menghipnotis pria itu dengan tatapannya hingga kini, ia sudah berhasil mengeluarkan milik Eduardo dari sangkarnya.

Eduardo kembali tersadar kala dingin AC ruangan menerpa miliknya yang kini tidak terhalang apapun.

"Sia--!" Eduardo memejamkan mata tatkala Bianca tanpa aba-aba memasukkan miliknya ke dalam mulut wanita itu.

Eduardo menatap ke bawah, melihat Bianca yang menatapnya dengan tatapan yang sangat seksi. Eduardo mengeram.

Bianca yang tidak melihat penolakan Eduardo pun mulai melaksanakan aksinya.

Eduardo memejamkan mata dengan wajah memerah, "Lepaskan milikku dari mulut kotormu itu, Brengsek!" umpat Eduardo kesal.

Berbeda dengan tangannya yang malah meraih rambut ombre Bianca dan mulai mendorongnya maju mundur untuk semakin memuaskan miliknya. Sial. Mulut wanita itu sangat pandai bermain-main di sana.

Bianca tersenyum di sela kegiatannya memuaskan Eduardo. Jelas saja pria itu tidak dapat menolak sentuhannya. Lihatlah Isabell, suamimu bahkan menikmati mulutku.

Eduardo semakin mempercepat gerakan kepala Bianca, hingga setelah beberapa saat, ia meledak di dalam mulut wanita itu. Eduardo menegang, ia segera bersandar lemas di kursi kebesarannya.

Bianca segera mengeluarkan milik Eduardo, membersihkan sisa-sisa ledakan Eduardo di seluruh sisi benda tersebut.

Tepat saat itu juga, ponsel milik Eduardo berdering nyaring.

"Halo," angkat Eduardo tanpa melihat si penelepon.

"Eduardo, aku sebentar lagi akan sampai di ruanganmu untuk membawakan makan siang."

Eduardo terkejut ketika suara sang istri menyapa indra pendengarannya. Menyadari jika tak punya waktu untuk mengusir jalang yang berhasil memuaskannya itu, Eduardo segera mendorong Bianca masuk ke kolong meja kerjanya. Lalu dengan segera ia merapatkan kursi ke meja.

Hal itu bertepatan dengan pintu yang terbuka lebar, menampilkan sang istri yang masih menggunakan jas kebesaran dokternya dengan sebelah tangan menenteng paper-bag yang Eduardo yakini sebagai makan siang untuknya.

"Eduardo, kenapa kau berkeringat? Padahal AC di ruangan ini masih berfungsi baik," tanya Isabell ketika mendapati peluh yang membasahi pelipis hingga leher suaminya.

"Ah, aku tidak tahu. Tiba-tiba saja tadi terasa panas," jawab Eduardo absurd.

Isabell mengerutkan keningnya merasa aneh.

"Ah ya, lebih baik kita segera makan. Aku sudah sangat lapar," ucap Eduardo lagi sembari mengalihkan percakapan.

Isabell tidak bertanya lagi, wanita itu mulai mengambil makanan untuk suaminya itu.

Sementara Bianca mendengus kesal di kolong meja. Sialan! Beraninya pria itu membuangnya setelah berhasil mengeluarkan cairan kenikmatannya dengan bantuan jasa mulut kompeten Bianca.

Wanita itu merutuk dalam hati! Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini seumur hidupnya. Lagi, emosi Bianca semakin bertambah kala mendengar suara wanita yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak ia dengar.

Segala kilas balik memori masa lalu menghampiri Bianca. Membuat wanita itu bertambah berkobar oleh dendam. Terlebih, ketika ia mendengar canda tawa harmonis suami istri itu di balik meja.

"Bisa-bisanya kau tertawa bahagia tanpa beban seperti ini, Isabell. Apa kau sudah lupa akan dosamu?" gumam Bianca dengan mata memerah.

Tak sengaja, matanya menatap milik Eduardo yang ternyata masih belum dimasukkan pria itu ke tempatnya.

Bianca menyeringai, "Bercandalah dengan suamimu, biar aku menikmati miliknya dengan penuh perasaan di bawah sini."

"Uhuk, uhuk!" Eduardo tersedak makanannya sendiri kala mendapat serangan mendadak dari bawah sana.

Pria itu segera meminum air yang diberikan Isabell hingga tandas tak bersisa.

Bianca semakin bersemangat ketika milik Eduardo sudah kembali menegang sempurna.

Eduardo tidak bisa fokus menghabiskan makan siangnya. Bianca terlalu lihai, ia akui itu.

Eduardo memejamkan mata nikmat, "Shit," geram Eduardo ketika gigi Bianca turut ambil bagian.

Isabell menaikkan pandangan dari makanannya. Menatap suaminya yang tampak aneh itu. Bahkan, keringat Eduardo semakin bercucuran.

"Apa yang terjadi, Eduardo? Kau tidak terlihat baik," tanya Isabell sembari bangkit dari duduknya.

Bianca yang mendengar suara Isabell lagi memejamkan mata emosi. Dengan kekesalan yang sudah di puncak, hingga tanpa perasaan, Bianca pun segera menggigit milik Eduardo.

"Argh!"

Teriakan kesakitan Eduardo menggema di seluruh ruangan.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status