Home / Romansa / DENDAM LUKA LAMA / 23. Dingin se-Buana Raya 1

Share

23. Dingin se-Buana Raya 1

last update Last Updated: 2025-07-23 14:34:37

DENDAM

- Dingin se-Buana Raya

"Dokter Vania, ya." Alina tersenyum ramah sambil menyalami. "Tadi saya dikasih tahu sama dokter Fat."

"Iya, saya Vania. Baru dua mingguan internship di sini." Nada suara Vania lembut seraya membaca catatan medis milik Alina yang ada di map depannya. Cukup tebal berkas itu. Lantas menarik kursi merapat ke meja. Agar lebih dekat dengan pasiennya. "Keluhannya sekarang apa, Bu?" tanyanya Vania dengan ramah.

"Panggil saja saya Mbak. Saya masih muda, loh." Meski dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, Alina ternyata juga sangat ramah dan tampak tidak rapuh dengan keadaannya. Walaupun sebenarnya banyak beban mengendap dalam jiwanya.

"Oke. Saya panggil Mbak Alin kalau begitu," ujar Vania sambil tersenyum. Ia memandang penuh perhatian. Dari catatan yang ia baca, usia Alina baru tiga puluh enam tahun. Akan tetapi kerutan halus di dahi dan semburat letih di mata membuatnya tampak lebih tua dari usianya. Rambut hitam legamnya dibiarkan tergerai sebahu, dan tanganny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
aliina dah nyaman ma adek ipar ya..kalo tau Vania adek ipar Alina Bakaln seneng bnget ituya
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
sedalam apa luka Alina sampe bikin trauma psikosomasis kayak gitu.. penasaran deh..
goodnovel comment avatar
sasri
udah mau terkuak nih permasalahan nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DENDAM LUKA LAMA    58. Jangan Khawatir 3

    Tidak butuh waktu lama, Rendy mengetahui sosok pemilik mobil yang plat nomernya di foto oleh Erlangga. Mendengar itu Erlangga diam memandang satu titik di meja kerjanya. Siapa lagi Nando ini? Kenalan barunya Vania? Teman kerja jelas tidak mungkin. Sebab profesinya berbeda. Rendy ikut sesak memperhatikan sahabatnya. Nyaris dia tahu semuanya tentang Erlangga. Hidupnya hanya untuk keluarga dan fokus di tempat kerja. Dia orang kaya, tapi hidupnya juga tidak mudah. Permasalahan orang kaya tak lagi tentang uang. Tidak seperti dirinya dulu. Yang sibuk supaya bisa makan dan biaya sekolah.Erlangga yang masih butuh perhatian orang tua, harus berjauhan dengan mereka dan tinggal dengan kakaknya. Walaupun ada ART dan segala fasilitas lengkap, tapi dia kurang perhatian. Untung saja dia bukan anak yang berubah nakal untuk melampiaskan kekesalan.Terus Erlangga yang masih remaja harus menjadi support untuk kakaknya yang hancur. Ketika dewasa dan berkompeten, masih diincar keluarga papanya untuk d

  • DENDAM LUKA LAMA    57. Jangan Khawatir 2

    Betapa perhatiannya sang papa, membuat Vania sangat bangga dan berharap kelak, memiliki suami yang baik seperti papanya. Dan benar, akhirnya doa itu terkabul. Vania mendapatkan suami Sagara. Hanya beda tipis kelakuannya dari sang papa. Ternyata Vania salah dalam meminta. Bedanya, Sagara masih bujangan sedangkan papanya mengaku duda.Kenapa papanya yang berbuat salah, tapi dirinya dan sang mama yang menanggung dosanya. Air mata Vania kembali menetes.Setelah banyak kejadian, apakah papanya pernah kepikiran tentang peristiwa demi peristiwa yang terjadi pada mereka sebagai hukuman atas dosanya. Papanya tidak tega membuat mamanya menderita karena sering keguguran, tapi kenapa malah memberikan penderitaan pada wanita lain.Perasaan Vania tercabik-cabik. Saat Vania hendak bangkit dari atas pembaringan, ponselnya kembali berpendar. "Hallo, Pa," jawabnya malas. Rasanya tak sabar segera bilang ke papanya, kalau ia sudah tahu semuanya. Ingin memberitahu bahwa dia sekarang berteman dengan seo

  • DENDAM LUKA LAMA    56. Jangan Khawatir 1

    DENDAM- Jangan Khawatir "Kamu pergi ke mana nggak pulang semalaman?" tanya Bu Ambar saat Erlangga turun untuk mengambil air dingin di kulkas. "Nongkrong sama teman, Ma.""Rendy?""Ya," jawab Erlangga singkat. Dia tidak mungkin jujur sekarang, harus melihat situasi, menyiapkan mentalnya, menata hati, supaya bisa menjelaskan secara gamblang apa yang terjadi antara dirinya dan Vania. Memberitahu siapa sebenarnya dokter itu.Sang mama tidak bertanya lagi. Dia tidak curiga kalau putranya berbuat yang tidak-tidak di luar sana. Terlebih jika berkaitan dengan perempuan. Walaupun tadi malam Erlangga perginya bersama Vania. Ia tahu, anaknya tidak seperti sepupu-sepupunya yang playboy. "Kamu nggak makan?" tanya Bu Ambar ketika melihat Erlangga tak menyentuh makanan di meja."Aku belum lapar." Kemudian Erlangga mengambil cangkir kecil dan menyeduh kopi sendiri. Setelah itu kembali melangkah menaiki tangga sambil membawa kopi di tangannya.Bu Ambar yang sedang membuka sebuah map, hanya memperh

  • DENDAM LUKA LAMA    55. Semalam Saja 3

    Vania menghapus air mata yang terus merambat di pipinya. "Aku akan mencari kesempatan, bicara dengan papaku. Aku akan memintanya untuk memohon maaf pada Mbak Alina dan Bu Endah. Juga padamu." Vania memandang Erlangga dengan linangan air mata."Aku sudah bertekad. Setelah bicara denganmu aku akan jujur pada Mama dan Mbak Alina. Tentang siapa kamu dan hubungan kita," ujar Erlangga."Ya, jujur saja kalau aku anak seorang bajingan. Dokter yang dianggap teman oleh Mbak Alin, ternyata anak seorang lelaki yang membuat hidupnya hancur. Tapi jangan pernah ceritakan tentang hubungan kita. Mari kita berpisah baik-baik, tanpa mereka tahu kalau kita sudah menikah.""Aku akan mengatakannya, karena aku tak ingin berpisah denganmu," jawab Erlangga pasti.Vania tersenyum miris. "Kamu belum puas membalas dendam, Mas?"Mereka saling pandang."Apa aku juga perlu hamil, kehilangan calon anak, terpuruk, dan aku tak bisa meraih mimpiku sebagai seorang dokter, baru kamu anggap dendam ini impas?"Erlangga men

  • DENDAM LUKA LAMA    54. Semalam Saja 2

    Erlangga menghampiri Rendy yang duduk di sofa lobby hotel. Memeriksa paper bag yang dibawa sahabatnya. "Bajunya Vania sudah lengkap, Ren?""Sudah. Aku tadi ngajak adikku untuk membelinya di toko dekat rumah. Tapi, Bro. Bagaimana kamu bisa bersama Vania?" Rendy tentu saja heran. Apalagi melihat baju bosnya yang basah."Lusa saja aku cerita," jawab Erlangga."Baiklah, aku pulang dulu. Pesenku, mumpung ada kesempatan bicarakan baik-baik hubungan kalian. Aku tahu ini rumit, tapi lebih rumit lagi jika kamu melepaskan istri yang kamu cintai. Permasalahan kalian nggak mudah, tapi bukan berarti nggak ada jalan keluar. Yang pasti, jangan ngambil keputusan yang akan membuatmu menyesal suatu hari nanti.""Oke. Aku naik dulu."Rendy mengangguk. Dia baru pergi setelah Erlangga masuk lift.Sesampainya di kamar, Erlangga mengambil baju untuknya dan memberikan goodie bag pada Vania yang tengah memperhatikan layar ponselnya. "Kamu ganti baju duluan. Yang memilih baju untukmu bukan Rendy, tapi adik per

  • DENDAM LUKA LAMA    53. Semalam Saja 1

    DENDAM- Semalam SajaErlangga membopong Vania kembali ke mobil. "Van," panggilnya panik sambil menepuk pelan pipinya. Namun Vania tetap diam. Ia membuka pintu belakang dan mengambil jas yang tergantung di sana. Lalu menggunakannya untuk menyelimuti tubuh Vania.Tanpa pikir panjang, Erlangga kembali ke kursi kemudi dan ingin membawa Vania ke rumah sakit yang tidak jauh dari tempat mereka berhenti. Namun banjir yang meluap ke jalan raya menyebabkan mobil-mobil tidak bisa melaju cepat.Saat itu Vania membuka mata. Dan sadar sedang berada di mobil suaminya. Ia teringat tadi saat tiba-tiba tubuhnya terasa lemas dan akhirnya limbung. "Syukurlah kamu sudah sadar. Aku mau membawamu ke rumah sakit." Erlangga bernapas lega. Sebenarnya dia juga kedinginan karena bajunya basah semua. Makanya suhu AC ditambahi."Nggak usah. Antarkan aku pulang saja.""Aku tidak mungkin membiarkanmu dengan keadaan seperti ini sendirian di kosan.""Lalu kamu mau membawaku ke mana? Aku nggak apa-apa. Antarkan aku p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status