Nadya terpaksa mengikuti rencana Margareta ibu tirinya yang meminta Nadya untuk melayani seorang pengusaha bernama Bastian Permana. Nadya mau melakukan itu, karena Margareta berjanji akan membiayai operasi ibunya Nadya. Akan tetapi, setelah Nadya kehilangan kegadisannya, Margareta pun mengingkari janjinya dan tidak membayar biaya operasi ibunya Nadya, hingga menyebabkan ibunya Nadya pun meninggal dunia. Nadya yang marah pun akhirnya bersumpah akan menghancurkan Margareta, dan mengambil semua harta peninggalan mendiang ayahnya yang memang seharusnya menjadi hak Nadya.
더 보기Nadya Wijaya berjalan memasuki lobby hotel setelah turun dari taksi yang mengantarkannya beberapa detik yang lalu.
Dia datang untuk menemui seseorang sesuai perintah Margareta, ibu tirinya, yang berjanji akan membiayai operasi Naimah ibu kandungnya, yang saat ini terbaring di Rumah Sakit
Dengan menggunakan Lift Nadya pun akhirnya tiba di lantai delapan, tempat di mana kamar orang yang menginginkan kegadisannya sedang menunggu. Setibanya di depan pintu kamar hotel, Nadya pun langsung menekan bel, dan tidak berselang lama pintu pun dibuka.
"Jadi, kaulah yang dikirim Margareta untuk menemaniku?”
Nadya tidak menjawab. Dia hanya mengangguk sambil sedikit menyunggingkan senyum hambar untuk memberikan kesan ramah pada pria itu.
"Sungguh luar biasa, Margareta sangat tahu betul selera yang aku inginkan. Seorang gadis muda yang cantik dan masih perawan." Tanpa basa – basi lebih lama lagi, Pria itu pun langsung meraih lengan Nadya dan menariknya masuk ke kamar hotel.
Nadya pun tidak bisa menolak, dia pun hanya menurut apa yang diinginkan oleh Pria paruh baya itu yang terlihat semakin beringas setelah mengetahui dengan jelas kecantikan Nadya Widjaya. Bahkan dia pun terus menarik lengan Nadya dan membawanya mendekati tempat tidur, lalu menariknya agar Nadya duduk dipangkuannya.
Nadya bisa merasakan sekujur tubuhnya gemetar, dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Wajar saja, ini kali pertama bagi Nadya berada begitu dekat dengan pasangan lain jenis di dalam sebuah kamar.
"Kenapa? Kau takut?" pria paruh baya itu menyeringai tipis.
"Tidak,"jawab Nadya sedih.
Walau bagaimana pun juga, hatinya menjerit merasakan sakit yang sangat dalam, karena harus melakukan hal seperti ini. Namun apa daya, Nadya tidak memiliki uang cukup untuk biaya operasi ibunya.
Makanya, dia pun mau memenuhi permintaan Margareta untuk menemani Bastian, bos perusahaan besar yang akan memberikan proyek besar pada Margareta, dengan imbalan Margareta berjanji akan membiayai operasi Naimah ibunya Nadya sampai sembuh.
‘Maafkan Nadya mah, Nadya terpaksa melanggar janji Nadya yang akan menjaga kesucian ini, karena Nadya butuh biaya buat operasi mamah,’ bisik hati Nadya yang terus menjerit menahan betapa sakitnya perasaan gadis itu.
Sementara Pria Paruh Baya itu sudah semakin tidak sabar. Dia terlihat terus – terusan menelan ludah saat melihat belahan dada Nadya yang sedikit terbuka, setela beberapa saat lalu tangan pria itu aktif melepaskan beberapa kancing kemeja Nadya.
Jujur, ada rasa takut yang menghantui Nadya saat ini, melihat tatapan pria paruh baya yang begitu tajam seperti ingin memakannya. Namun, Nadya mencoba untuk bersikap tenang, karena sudah terlanjur berada di situasi seperti itu.
Tiada ruang bagi Nadya untuk mengelak lagi atau pun menyesalinya, karena saat ini sang ibu sedang menunggu untuk segera dilakukan tindakan operasi, dan tentu saja biayanya dari hasil Nadya melepaskan kesuciannya malam ini, yang katanya akan dibayar oleh Margareta.
Melihat Nadya hanya terdiam, Pria paruh baya itu semakin berani. Tangannya mulai menyasar bagian – bagian tubuh yang paling sensitive milik Nadya. Sementara Nadya hanya memejamkan mata sambil menahan kesedihan.
Setiap sentuhan lembut pria paruh baya itu dirasakan Nadia bagaikan goresan goresan duri yang melukai kulitnya, sakit perih itulah yang dirasakan Nadya saat ini.
Dia hanya bisa pasrah saat tubuhnya dibaringkan ditempat tidur, dan satu persatu pakaiannya dilepaskan dari tubuhnya.
Tidak ada kata yang bisa menggambarkan perasaan Nadya saat ini. Yang jelas hati gadis cantik itu menjerit memohon ampunan pada yang maha kuasa, atas dosa yang sedang dilakukannya saat ini.
Nadya hanya mampu memejamkan mata saat Bastian menggaulinya sampai dua kali. Ada butiran bening mengalir dari sudut matanya, air mata Nadya pun meleleh tak tertahankan, meratapi nasibnya yang harus kehilangan kesucian sebelum waktunya.
Hampir tiga jam Nadya berada di kamar hotel tersebut, hingga akhirnya Bastian pun tertidur pulas.
"Sebaiknya aku segera ke Rumah Sakit,”
Setelah mengenakan kembali pakaiannya, Nadya pun segera keluar dari kamar hotel, dan dengan menggunakan taksi. Nadya pergi menuju Rumah Sakit tempat ibunya dirawat saat ini.
Hatinya merasa sedikit tenang, karena dia yakin kalau mamahnya saat ini sudah selesai melakukan operasi pencangkokan jantung sesuai yang dijanjikan Margareta.
Tidak butuh waktu lama, Nadya pun tiba di Rumah Sakit. Dia segera berlari menuju ruang rawat inap tempat mamanya dirawat saat ini dengan penuh harapan dan keyakinan kalau saat ini mamahnya dalam keadaan baik – baik saja.
Sesampainya di ruangan rawat inap, Nadya dikejutkan dengan kehadiran seluruh keluarga besar Naimah yang sedang menangis mencurahkan kesedihan.
"Tante Lina?!" sapa Nadya sambil menatap wanita berusia sekitar empat puluh dua tahun yang sedang terisak memeluk seorang wanita yang usianya sebaya dan wajahnya sama persis.
Mereka berdua adalah Darlina dan Darwati adik kandung Naimah, dan mereka berdua memang kembar.
"I – ini, ada apa? Ya?" tanya Nadya kebingungan.
"Mamah kamu…" Darlina tidak sanggup untuk meneruskan perkataannya.
Dan tentu saja hal ini membuat Nadya penasaran dan merasa curiga, sepertinya sudah terjadi sesuatu pada mamanya.
"Tante yang tenang dulu, memangnya mamah kenapa?" tanya Nadya mencoba untuk meyakinkan firasatnya, sementara jantungnya sudah berdetak kencang sejak tadi.
Hatinya mengatakan, sesuatu hal yang buruk sedang terjadi saat ini. Tapi Nadya tidak mau menebak – nebak dan ingin mendengar langsung apa sebenarnya yang sudah menimpa mamahnya.
"Kamu yang sabar, nak. Kamu harus kuat menghadapi cobaan ini, kamu harus ikhlas.”
Bang!
Bagaikan tersambar kilatan petir di siang hari. Perkataan Darwati walau pun tidak secara langsung sudah bisa ditebak oleh Nadya, kalau memang hal buruk baru saja menimpa mamahnya.
"Mamah kamu tidak bisa diselamatkan…mamah kamu…sudah gak ada!”
Brukk!
Lutut Nadya langsung menghantam lantai Rumah Sakit saat mendengar penjelasan Darlina yang mengatakan dengan sangat jelas, kalau mamahnya sudah tiada.
Nadya masih terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya dia bangkit dan berlari menuju kamar ruangan tempat mamahnya terbaring saat ini.
"Mama!!!”
“Tidak usah, yang paling saya ingin saat ini menuntaskannya denganmu, Nadya,” jawab Abian sambil menarik tubuh Nadya, namun dengan cepat Nadya menahannya.“Apalagi yang kamu tunggu Nadya!” ucap Abian Abigail terlihat semakin frustasi, karena Nadya terus menolak.“Sabar dulu Om,” ucap Nadya sambil berdiri dan tersenyum puas pada Abian Abigail yang terlihat semakin masam, karena merasa dipermainkan oleh Nadya.Nadya mulai melepas gaunnya memberikan pemandangan yang membuat Abian Abigail terbelalak. Sama halnya dengan Bastian dulu, Abian pun terkesima melihat keindahan tubuh Nadya.“Cantik! Sempurna!” gumamnya sambil menelan ludah.Nadya kembali tersenyum lalu berjalan menghampiri Abian yang sudah terlihat semakin tidak sabar. Dan itu dibuktikan dengan tangannya yang cepat meraih pinggang Nadya dan menariknya. Abian mulai menciumi dua bulatan kembar yang ada didada Nadya.Kali ini Nadya tidak menolak. Gadis itu hanya memejamkan matanya, dan membayangkan kalau laki – laki yang sedang memu
Nadya terkejut, matanya seketika membulat, Nadya tidak menyangka kalau ternyata Abian Abigail mengenal ibu tirinya.“Pak Abian mengenal Margareta?” tanya Nadya penasaran.Abian tersenyum, dia bisa melihat ada ketakutan dari sorot mata Nadya. Dan tentu saja, situasi ini sangat menguntungkan bagi Abian Abigail untuk semakin menekan Nadya, hingga akhirnya Nadya akan bersedia menemaninya tidur malam ini.“Masalah saya mengenal Margareta atau tidak, itu bukan hal yang penting.” Abian Abigail menyandarkan punggungnya. “Saya tahu bahwa kamu sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan milik Daniel, dan sudah menerima uang darinya. Dan kalau Kontrak itu tidak diperbaharui, atau dilakukan kontrak ulang dengan saya, maka kontrak yang kamu pegang sekarang itu sama sekali tidak memiliki kekuatan. Karena keputusan pembayaran untuk proyek itu ada ditanganku.”Nadya menatap Abian Abigail sambil bertanya dengan tegas. “Langsung saja pak Abian, apa sebenarnya yang bapak inginkan dari saya?”Abian Abigai
“Terus, apa yang akan abang lakukan untuk menyelamatkan Mba Nadya? Apakah kita juga akan melenyapkan si Abian Abigail?” tanya Yoga penasaran.“Sepertinya untuk kali ini kita biarkan saja si Abian melakukan apa yang dia inginkan. Yang paling penting adalah, Nadya bisa mendapatkan pembaharuan kontrak proyek tersebut.” Niko menarik nafas sebentar, lalu kembali berucap. “Ada tugas buat kalian berdua.”Niko Menyapu pandangan kearah kedua anak buahnya. “Cari tahu tentang semua kekayaan milik Gandi Wijaya yang belum dibalik namakan oleh Margareta. Laporkan setiap perkembangannya padaku setiap waktu. Apa kalian paham?!”“Paham bang!” sahut keduanya dengan sigap.“Bagus! Laksanakan sekarang juga. Aku akan mengawasi setiap Langkah Nadya, agar dia tidak terjebak oleh permainan bisnis kotor Permana Group,” ucap Niko tegas.“Maaf bang.” Niko menoleh kearah Thomas, “Apa abang akan membiarkan kekasih abang kembali tidur dengan pria lain?” tanya Thomas dengan nada ragu – ragu, takut kalau pertanyaany
‘Sial, Nadya benar – benar cerdik. Dia mampu mengelak dari tekananku dengan menggunakan pasal – pasal yang tercantum dalam surat perjanjian. Kalau seperti ini, aku harus mencari cara lain agar Nadya tidak bisa bertemu dengan Tuan Abian Abigail.’ Batin Daniel menggerutu.Pria itu hanya mematung melihat Nadya dan Vinna yang sudah masuk kedalam taksi Online dengan pikiran terus berputar – putar, mencari cara untuk bisa menggalkan pertemuan Nadya dan Abian Abigail.Daniel sangat yakin kalau Nadya akan melakukan cara apapun demi mendapatkan pembaharuan Kontrak Kerjasama proyek yang dulunya diserahkan Bastian Permana padanya.Namun sehubungan peristiwa yang menimpa Bastian Permana, membuat proyek tersebut kembali mentah, dan Nadya pun harus melakukan negosiasi ulang dengan Abian Abigail yang sudah terang – terangan kepada Daniel kalau pria paruh baya itu tertarik pada Nadya, dan akan melakukan apapun asalkan Nadya mau menyerahkan tubuhnya untuk digauli.Keadaan ini yang membuat Daniel semak
Setelah semuanya siap, mobil Abulance yang membawa jenazah Bastian permana pun mulai jalan meninggakan halaman rumah Hastati istri mendiang Bastian Permana, diikuti iring – iringan mobil pengantar yang jumlahnya sangat banyak, mengingat Bastian Permana memiliki jaringan bisnis yang besar ditanah air.Selesai pemakaman Bastian Permana, satu persatu pengantar mulai meninggalkan area pemakaman termasuk juga Nadya dan Vinna yang berjalan menuju Taksi Online yang sengaja disuruhnya menunggu.Langkah Nadya dan Vinna pun terhenti saat terdengar seseorang memanggilnya.“Nadya! Tunggu!”Nadya dan Vinna sontak membalikan badannya untuk melihat siapa yang baru saja memanggil Nadya.Pandangan Nadya langsung tertuju kearah seorang pria yang berjalan menghampirinya. Dan tentu saja baik Nadya maupun Vinna mengenal orang itu, yang tiada lain adalah Daniel.“Mas Daniel memanggil saya?” tanya Nadya setelah Daniel berada dihadapannya.Daniel mengangguk, lalu menjawab dengan tegas. “Nadya, kita harus bic
*Dikediaman Bastian Permana*Suasana di kediaman Bastian Permana saat ini ramai oleh para pelayat. Saudara, tetangga, dan rekan bisnis Bastian Permana pun sudah berdatangan untuk memberikan ucapan belasungkawa kepada keluarga Mendiang Bastian Permana.Bukan hanya yang ada di dalam Negeri saja yang datang. Rekan – rekan bisnis Bastian Permana dari manca Nagara pun ada yang datang, dan diantaranya tentu saja Abian Abigail yang merupakan pemiliki saham terbanyak Permana Group.Mereka semua saat ini tengah bersiap untuk mengantarkan Bastian Permana ketempat peristirahatannya yang terakhir.Nampak mobil jenazah yang akan membawa Bastian Permana sudah menunggu, begitu juga para pelayat yang juga sudah siap sejak beberapa saat yang lalu, termasuk Nadya dan Vinna yang sudah datang, dan sudah menyalami Ibu Hastati istri dari Mendiang Bastian Permana.Nadya saat ini sedang berdiri disamping Taksi Online pesananya yang memang sengaja diminta menunggu. Matanya terus tertuju pada sosok pemuda tamp
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
댓글