Home / Rumah Tangga / DESIRE DARK / Menukarnya Dengan Yang Palsu

Share

Menukarnya Dengan Yang Palsu

Author: ikan kodok
last update Last Updated: 2023-06-14 20:38:11

Part 5 (Menukarnya Dengan Yang Palsu)

Aku berhenti disebuah toko perhiasan. Tekadku sudah bulat, tak akan kubiarkan dua orang itu bahagia. Apapun akan kulakukan agar mereka merasakan apa yang kurasakan sekarang. Mungkin tidak saat ini, tapi nanti. Nanti jika waktunya sudah tepat.

Buru-buru aku keluar dari mobil, mengayun langkah memasuki toko tersebut. Aku harus mendapatkan duplikat berlian itu, minimal berlian yang asli akan kujual dan kujadikan modal untuk memenuhi segala keperluanku.

 

“Ada yang bisa kami bantu?” tanya salah satu pegawai toko, aku mengangguk lalu mengeluarkan gawaiku dalam tas. Segera aku menyalakan benda pipih milikku, dan menunjukkan gambar cincin berlian yang ditaburi permata disekelilingnya pada pegawai toko.

Wanita itu nampak berpikir, ia menatap teliti foto tersebut. “Boleh saya pinjam sebentar ponselnya, Mbak?” tanyanya, aku tersenyum tipis sembari memberikan ponselku padanya.

 

Wanita berambut gelombang itu langsung mengeluarkan satu persatu cincin berlian dari etalase dan diperlihatkan padaku. Aku mengerutkan dahi, tak ada satupun yang sama dengan yang di foto. Padahal aku membutuhkannya untuk mempermalukan Mega.

“Apa tak ada cincin yang sama seperti itu?” tanyaku lagi, pegawai toko menoleh. Beberapa detik kemudian ia mengeluarkan sebuah cincin lagi dari dalam etalase, dan diberikan padaku. “Ada Mbak cuman ini ga asli, kalau yang berlian asli mirip itu terbatas, Mbak.” jawabnya, aku menyeringai lebar, mataku berbinar penuh harap, ini yang kucari. Aku melihat foto itu, lalu menatap cincin ini. Sama persis, bedanya yang kupegang ini palsu, dan yang dibelikan Mas Hanzel itu asli.

Kini tinggal bagaimana caraku menukar yang ini dengan yang asli.

“Boleh, Mbak. Berapa ini harganya?”

“Gak sampai 200 ribu, Mbak,” ucapnya. Aku mengeluarkan tiga lembar uang merah, lalu memberikannya pada pegawai toko.

“Saya ambil yang ini aja, Mbak,” paparku, aku masukkan cincin tersebut ke dalam tas, kemudian berbalik badan dan bersiap pergi.

“Eeeh, kembaliannya Mbak,” selanya, aku menengok kebelakang. “Ambil aja Mbak,” kataku dan langsung berjalan menuju mobil.

Satu rencana akan berjalan. Masih ada rencana susulan yang siap dieksekusi.

***

Hari beranjak petang, sisa semburan mentari mulai menghilang diganti gelapnya malam. Aku sampai di rumah Mama tepat sesuai yang dijanjikan, jam 6 malam.

Aku dengar deru mobil memasuki halaman rumah, saat kulihat dari samping ternyata mobil Mas Hanzel, itu tandanya pria itu tidak lebur. Lagi-lagi aku merasa dibodohi, tapi ya sudah lah akan ada masanya, aku lah yang membodohinya.

Aku keluar bersamaan dengan Mas Hanzel yang membuka pintu mobilnya, pria itu sedikit terkejut kala melihatku. Tak langsung lama ia melempar kunci mobilnya padaku.

“Ambil barang di bagasi, dan bawa masuk,” titahnya, aku memincingkan mata. Apa ia sedang menyuruhku?

“Kenapa diam, ayo ambil,” tegurnya lagi, aku menghela napas berat. Mas Hanzel berdiri sambil menatapku dingin, tatapan itu tajam dan menawan. Ah, sial sekali hidupku. 

Dengan gontai aku menuju bagasi mobilnya, membuka dan segera mengeluarkan beberapa bingkisan yang biasa ia bawa untuk Mama.

Saat hendak kututup, tak sengaja tanganku menyenggol sebuah kotak kecil, barang itu terjatuh tepat di kakiku.

“Apa ini,” ucapku, aku meletakkan kembali bingkisan yang kupegang, lantas berjongkok dan mengambil barang itu.

“Cepatan Kinan, nanti Mama nunggu,” teriak Mas Hanzel yang berdiri di ambang pintu, aku memegang jantungku yang berpacu dua lebih cepat, saking terkejutnya.

“Iya Mas,” jawabku gugup, buru-buru aku mengambil kotak tersebut, dan sedikit mengintipnya.

OMG!

Aku melongo, bahkan kedua bola mataku hampir saja lompat keluar. Demi Tuhan, ini berlian yang Mega minta. Aku benar-benar mati kutu dibuatnya. Ternyata semudah ini menukarnya. Aku kira harus membuntuti Mas Hanzel terlebih dulu, ternyata tidak. Aku bersyukur pada Tuhan yang mempermudah rencana ku.

Aku menoleh ke kiri, menengok kebelakang, memastikan tak ada satu pun orang yang melihatku. Setelah aman lekas aku mengeluar cincin palsu itu dari tasku, dan menukarnya.

Tak boleh lama-lama nanti bisa curiga. Kataku dalam hati. Aku segera menutup kotak itu dan menaruhnya di tempat semula. Kemudian menghembuskan napas panjang. Oksigen di sekitar serasa menipis, padahal angin berhembus kesana kemari.

“Lihat Mega, besok kamu akan kubuat malu habis. Arisan yang kamu pikir jadi ajang pamer, justru mempermalukan mu,” gumamku.

Aku tersenyum puas, belum apa-apa saja aku sudah bahagia. Apa lagi melihat mereka menderita.

Aku membawa bingkisan itu masuk ke rumah, sedangkan tangan kiriku membawa tas milikku. Aku melihat diruang tamu sudah ada Mama, Papa dan Mas Hanzel yang sedang berbincang-bincang.

“Kinan,” sapa Mama, wanita paruh baya itu langsung berhambur memelukku. Aku meletakkan bingkisan itu di meja dan membalas pelukan Mama. Ia lah sosok yang menganggapku ada, tak seperti anaknya.

“Apa kabar, Ma?” tanyaku, Mama merangkul pundakku. Ia membawaku duduk bergabung dengan yang lainnya. “Baik Kinan, Mama rindu kalian. Kamu kok jarang ke sini,” tutur Mama sedih, aku mengusap punggung tangannya. “Maaf ya Ma, Kinan dan Mas Hanzel sibuk. Tapi sekarang udah ga kok,” sanggahku sembari tersenyum manis. Aku melirik Mas Hanzel yang membuang pandangan ke arah lain. Astaga, pantas ia tak mengenaliku, melihatku saja ia jijik.

“Kinan ada yang Mama mau omongin, dan ini penting,” bisik Mama, tubuhku seketika menegang mendengarnya. Apa yang ingin Mama katakan. Apa ia sudah tahu kelakuan anaknya selama ini.

“Pa, Mama ke dapur dulu sama Kinan, mau siapin makan malam,” pamit Mama. Nampak Papa mengangguk. Bergegas Mama menarikku menuju dapur.

Ada apa lagi ini?

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DESIRE DARK   Tegang

    Part 31 (Tegang!) Aku menarik napas dalam-dalam, tatkala Mas Hanzel membawaku masuk ke dalam bilik kamar yang ada di ruangannya. “Ngapain kamu tarik aku ke sini, kita kedatangan tamu loh Mas,” ucapku memarahinya. Makin lama, sikap Mas Hanzel makin menyebalkan. Kutepis tangannya kasar, sambil terus melototinya. Sampai segitunya dia cemburu? istrinya sendiri di sembunyikan seperti ini, di larang pergi ke mana-mana, kebebasan istrinya serasa direnggut paksa oleh egonya sendiri. “Tunggu di sini, biar saya yang temui stev,” katanya, keningku langsung mengernyit. Apa aku tak salah dengar? “Lah, bukannya Stev mau ketemu aku yah Mas. Bukan kamu, ngapain jadi kamu yang temui dia.” Mas Hanzel berdecak kesal, sorot matanya kian tajam. Ia mengayun langkah mendekatiku, sejurus kemudian aku mundur. “Memangnya kenapa? Tidak ada salahnya bukan. Kamu istri saya Kinan, suka-suka saya dong melarang kamu dekat dengan siapa. Jadi kamu enggak usah pecicilan,” omelnya, perlu aku tandai lagi, ini su

  • DESIRE DARK   Kedatangan Stev?

    Part 30 (Kedatangan Stev?) POV Kinan. “Mas, pulang yuk.” Aku berusaha merayu Mas Hanzel, berbagai macam rayuan pun telah aku keluarkan. Namun, nihil, tidak ada satu pun rayuan yang berhasil meluluhkan hati Mas Hanzel, suamiku tetap pada pendiriannya. Jangankan pulang, diijinkan keluar dari ruangnya pun tidak. Aku bangkit dari sofa, setelah berjam-jam duduk membuat pantatku panas. Kutepuk dress yang kukenakan, kemudian kembali memandangi suamiku yang dinginnya setara dengan es. Dengan gontai aku berjalan mendekati Mas Hanzel, memeluknya dari belakang. Bisa kurasakan suamiku sedikit menegang, namun, hanya beberapa detik ia kembali tenang. “Mas, aku bosan cuman duduk dan perhatiin kamu kerja. Boleh ya kalau pulang,” kataku memanyunkan bibir. Pria yang berstatus suamiku tersebut hanya bergeming, seolah menulikan pendengaran mengenai keluhan istrinya ini. Kuhentakan kaki, rasa kesal sudah membuncah dada. Tidak di tanggapi membuatku ingin memakan orang. Aku heran, demit mana yang su

  • DESIRE DARK   Putus & Posesif

    Part 29 (Putus & Posesif) “Rekayasa kamu bilang! Hanya orang bod*h yang percaya omong kosongmu, Mega! Siapa pria ini! katakan, C'k!” tanya Hanzel, raut wajahnya sudah menunjukan betapa murkanya pria itu sekarang. Ia tidak tahu pasti, dengan siapa Mega masuk ke dalam kamar hotel, dan apa yang wanita itu lakukan di sana. Yang jelas, foto yang ia dapatkan sudah membuat kepercayaan seorang Hanzel goyah terhadap kekasihnya. “Katakan Mega! Atau-” “Atau apa Mas!”potong Mega, napas wanita itu ikutan memburu, dadanya naik turun. Seisi kepalanya ingin meledak, lantaran pria berstatus kekasihnya itu terus memojokkannya. “Kita usai sampai di sini, ya kita akhiri hubungan ini,” ujar Hanzel menekan setiap kata yang ia lontarkan. Bagai dilempar granat tetap mengenai jantungnya, bagian itu mencelos tanpa ampun. Mega tertegun, ia tidak bisa berbohong, kalau dirinya sungguh terkejut. Seorang Hanzel, memilih mengakhiri hubungan dengannya. Yang benar saja, ini tidak boleh terjadi. Dulu Hanzel yan

  • DESIRE DARK   Pertengkaran?

    Part 28 (Pertengkaran?) Hanzel mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah Mega. Pikirannya berkecamuk kemana-mana. Tak bisa pria itu elak, sebagian besar didominasi rasa penasaran. Setibanya di depan rumah Mega, yang tak lain adalah kekasih gelapnya itu. Gegas Hanzel turun dari mobilnya, pandangan matanya tak sengaja melihat mobil berwarna hitam itu terparkir disebelah mobil Mega. Dari lat mobilnya saja, seperti tidak asing baginya. Tapi mobil siapa? Tak mau ambil pusing, Hanzel meraih gagang pintu, dan memutarnya. Di kunci? Pikirnya. Apa Mega sedang tidak ada di rumah, atau kekasihnya itu masih di hotel tadi. Sialan! Hanzel mendadak teringat omongan Kinan yang mengatakan, jika Mega pergi bersama pria lain. Menolak percaya, tapi istrinya tak mungkin berbohong. Hanzel berinisiatif mengintip dari celah jendela, nampak sofa ruang tamu bergoyang-goyang, tidak jelas, karena hanya terlihat sedikit. Hanzel semakin emosi, ia lantas merogoh ponselnya, berjalan mondar-ma

  • DESIRE DARK   Kenyataan Macam Apa Ini?

    Part 27 (Kenyataan Macam Apa Ini?)*** “Jawab Pa, kenapa kalian berdua malah diam? Pasti ada sesuatu yang kalian sembunyikan selama ini? siapa Kinan, sebenarnya?” tanyaku penuh penekanan, aku menatap mereka berdua lekat. Udara malam kian terasa menusuk tulang, Papa mengecilkan AC, bukan berarti suasana diruangan ini ikut kembali tenang. “Kinan Istrimu, Hanzel,” jawaban Papa membuatku tidak puas. Selalu kalimat itu yang menjadi andalan mereka. Siapa yang bertanya kalau Kinan bukan istriku, kami menikah lebih dari dua tahun. “Kalian ini sampai kapan berbohong, aku bukan lagi anak kecil yang percaya omong kosong.” Tarikan napas panjang Papa hembuskan, sedangkan Mama terus menatap suaminya dengan perasaan yang entah, aku sendiri tak tahu. “Gimana Pa, kita jujur aja, dari pada nanti terjadi sesuatu dengan Kinan,” ungkap Mama, sesaat Papa bergeming, lalu akhirnya mengangguk setuju. Baiklah, obrolan serius akan di mulai, aku menyimak baik-baik apa yang hendak mereka ucapkan. “Papa ju

  • DESIRE DARK   Penyelidikan Hanzel

    Part 26 (Penyelidikan Hanzel)**** Dahiku mengerut, nomor ini? Bukannya ini nomor Mega? Aku segera menyalin nomor tersebut, untuk memastikan ini benar nomor Mega atau hanya dugaanku saja. Kalau memang benar ini nomor Mega, ada hubungan apa ia dengan pria misterius itu, jangan bilang, kalau dua pria tadi itu suruhan Mega? Tapi untuk apa?Apa karena Mega cemburu dengan Kinan? Pikirku. Aku mengetik nomor tersebut di log panggilan, dan seketika mataku melebar kala nama Mega muncul di sana, tidak salah, ini memang nomor Mega. Aku mengingat betul angka terakhir nomor tersebut. Shit, apa maksud dari semua ini? Siapa Mega sebenarnya? Berbagai pertanyaan pun akhirnya timbun di benakku. Aku merasa seperti tengah dipermainkan takdir, dua tahun aku menikah dengan Kinan, dan satu tahun menjalin hubungan dengan Mega. Tapi kenapa baru sekarang, aku merasakan keganjalan diantara keduanya, terlebih Papa memberiku pilihan yang tak masuk akal. Intinya, aku harus memilih diantara, Kinan? atau Meg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status