Share

Mabuk

Aku direndahkan.

Diinjak-injak.

Ditelanjangi.

Oke.

Yang dua awal itu emang gak terjadi secara harfiah, tapi yang ketiga iya.

Pakaianku dilucuti.

Kupikir itu sejenis sopan santun dan pengabdian klasik bawahan ke majikan—Rose juga bersikeras untuk memandikanku di ‘rumah’ dan mesti kubentak berkali-kali hingga akhirnya dia inisiatif berhenti.

Tapi, enggak.

Enggak ada air.

Enggak ada sabun atau pembersih badan yang digunakan.

Aku bahkan gak dituntun menuju kamar mandi.

Ada prasangka kalau nyatanya tujuanku terbongkar—setelah mendengar omongan York yang selalu samar beberapa saat lalu, bisa kusimpulkan kalau si nenek sialan itu juga ketangkap.

Itu kabar bagus.

Aku bahkan sempet minta untuk dibawa ke tempat apa pun itu di mana si nenek ditahan.

Biar bisa kulempar batu, kuukir wajahnya dengan kayu tajam, dan mencekiknya hingga hampir mati.

Tapi, aku malah dilarang dan mereka berkata, “Itu gak penting, Nona. Kita akan melakukan hal besar hari ini.”

Karena kata-katanya jadi terlalu menyenangka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status