Share

[RACHEL] Pertama dan Terakhir

Malam udah begitu larut ketika akhirya kami bertatap muka

Devon nampak jauh lebih murug dari sebelumnya.

Dqan enggak mau repot-repot untuk membuak pembicaraan.

Jadilah mesti aku yang mengeluarkan suara duluan. “Boleh aku tidur bersama? Untuk hari ini?”

“Ada esuatu yang terjadi?”

“Aku mimpi buruk.

Setelah beragam pertimbangan bisu dan sesi tatap-tatapan memuakkan yang berasa terjadi setahun, Devon akhirnya nganggu

Isi dalamnya gak jauh beda dengan bilik pribadi yang kusinggahi.

Kasur raksasa berkelambu.

Lemari mahoni yang tingginya satu setengah kali manusia dewasa. Tapestri dan pernak-pernik keemasan yang menghiasi segenap dinding.

Hanya aja semuanya tersamarkan oleh benderang lampu yang begitu redup. Melebur dalam kerlap-kerlip yang justru menciptakan suasana yang lebih menenangkan dan damai.

Kayaknya emang isi kamar itu mencerminkan kepribadian seseorang.

“Perlu saya hidupkan lampunya?”

Aku menggeleng pelan

Devon ngangguk. Kaku.

Atau cuma aku yang berpikir demikian?

Dengar.

Ini buka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status