Share

Pikirmu Begal Berawal di Zaman Apa?

Satu alasan lain supaya gak lagi bepergian dengan kuda:

Gampang kena begal.

Padahal, rasanya baru beberapa menit aku keluar rumah dan menuju Goodwood apalah itu dengan kecepatan penuh, tapi iring-iringanku sudah berhenti.

“Ada apa?”

Yang menjawab justru sahut-sahutan marah, jengkel, dan heran.

Ketika penasaran dan kejengkelanku makin memuncak, pelaku inisden menyusahkan ini malah memunculkan diri tanpa diminta.

Taylor memamerkan senyum santun itu lagi ketika kami bertemu pandang.

Seharusnya aku enggak heran.

Sejak ketidaksengajaanku menguping agenda politis para pangeran tempo lalu, rumahku kerap diawasi dua puluh empat jam.

“Salam, Nona,” sahutnya sambil berjalan masuk, menunduk hormat, lalu duduk di depanku. “Anda ingin bertolak ke mana?”

Ke pemakaman umum. Menggali lubang kuburan paling sempit untuk menimbun belulangmu—itupun kalau masih bersisa.

Tapi, kali ini aku masih punya akal sehat. “Cuaca lagi bagus, jadi aku ingin jalan-jalan.”

“Ke sekolah?”

“Aku lagi izin hari ini. Kayakny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status