Share

BAB 4 USIR DIA

Author: sugi ria
last update Last Updated: 2025-02-03 19:44:31

Serena hanya diam selama perjalanan. Sepuluh menit berlalu sejak dia diseret Anthony masuk ke mobil.

“Kita mau ke mana?” Tanya Serena penuh kewaspadaan. Dia lumayan mengenal karakter Anthony. Pria brengsek yang beberapa kali coba menyentuhnya.

“Ke tempat di mana kita bisa senang-senang. Jangan cemas, kita bisa melakukannya. Ingat, tidak ada hubungan darah di antara kita," balas Anthony sembari tersenyum mesum.

Serena lumayan terkejut, nekat juga Anthony ini. Dia tahu maksud kakak Thalia. Tapi Serena tidak akan sudi disentuh oleh lelaki berambut ikal di sampingnya.

Maka ketika jalanan terlihat sepi. Serena memulai aksinya. Dia ganggu Anthony saat mengemudi.

“Apa yang kau lakukan, ha? Kau ingin kita mati?!” Bentak Anthony.

“Kau yang mati, aku masih mau hidup!” Hardik Serena balik tanpa takut. Serena terus mengacau Anthony. Mobil mulai oleng, bergerak tidak tentu arah. Hingga Anthony terpaksa mengerem mobil secara tiba-tiba.

Serena nyaris terbentur dashboard jika dia tak menggunakan tangan untuk menahan tubuhnya. Tapi hal itu tidak terjadi dengan Anthony. Pria itu menghantam kemudi lumayan keras. Salahnya juga tidak pakai seat belt.

Putri Nereida menggunakan kesempatan itu untuk kabur. Sementara Anthony merasakan nyeri luar biasa di pelipis. Saat dia menyentuh tempat itu, darah tampak mengalir di sana.

Anthony menggeram marah. “Awas kau Serena! Kau tidak akan lolos dariku!”

Kakak Thalia keluar mobil, bermaksud menyusul Serena yang sudah lari menjauh. Tapi niat Anthony gagal ketika tubuhnya ambruk ke tanah. Sepertinya luka di kepalanya cukup parah.

Kepala Anthony berdenyut sakit dengan pandangan mulai kabur.

“Halo, cepat kemari!” Perintah Anthony pada seseorang di ujung sana.

Pria itu meninju tanah, merasa marah luar biasa. Besok Serena harus pergi ke The Palace. Kalau tidak hari ini, tidak akan ada lagi kesempatan untuk menikmati tubuh adik tirinya.

Jika semua orang menganggap Serena punya tubuh tidak menarik. Anthony tidak demikian. Dia pernah tanpa sengaja melihat Serena berganti pakaian.

Sungguh di luar dugaan, walau tubuh Serena kurus tapi aset depan belakang sang gadis tampak begitu menggoda. Sejak saat itu, Anthony berulang kali mencoba untuk meniduri Serena, tapi selalu gagal.

Putri Nereida punya seribu satu cara untuk melepaskan diri dari jeratan Anthony.

Tanpa Serena dan Anthony tahu. Kejadian tadi disaksikan oleh seorang pria berpakaian hitam, dengan masker menutupi wajah. Lelaki tadi duduk di dalam mobil yang terparkir tak jauh dari tempat Anthony.

Paras dinginnya tak terbaca kala dia melihat Serena mengambil langkah seribu. Melarikan diri dari Anthony yang kini terkapar tidak berdaya.

Sosok bermasker itu lantas melajukan mobil, meninggalkan area tersebut sambil menelepon. "Al, dia berhasil kabur," lapornya.

Setelahnya dia turut menghilang, menyusul Serena yang sudah lebih dulu berlarian di jalanan.

"Huft! Selamat!"

Serena berhasil selamat saat itu, tapi tidak saat dia kembali ke rumah. Dia langsung disambut kemarahan Frans begitu kakinya menginjak pintu kediaman Hernandez.

"Dasar anak haram! Apa yang sudah kau lakukan pada Anthony? Kau dendam padanya lalu berniat melukainya begitu?!"

Serena tidak menjawab, dia hanya sekilas melihat ke arah Anthony yang kepalanya dibalut perban. Bekas darah juga masih terlihat di sana.

Putri Nereida menarik sudut bibirnya. Pandai sekali Anthony bersandiwara. Padahal dia tak melakukan apapun pada Anthony, menyentuh pun tidak. Bagaimana bisa Anthony menghasut semua orang hingga dia yang disalahkan.

Serena mendelik ke arah Anthony saat lelaki tersebut menyeringai sinis padanya. Pada akhirnya dia tahu kalau Anthony cuma pura-pura.

Serena meringis ketika pelipisnya di toyor Thalia.

"Kalau kakakku sampai kenapa-kenapa, aku akan ganti memukul kepalamu!" Ancam Thalia.

"Kurung saja dia di gudang. Dia kabur dari rumah, lalu melukai kepalaku. Jangan diberi makan. Besok langsung antarkan dia ke The Palace. Biar dihajar sama anak buah Black Diamond."

"Ide bagus! Aku benci melihat wajahnya." Thalia menyambut suka cita rencana Anthony. Dua orang ini memang partner in crime sejati jika korbannya adalah Serena.

Maka malam itu, Serena menghabiskan malam terakhirnya di kediaman Hernandez dengan meringkuk menahan lapar di sebuah gudang. Lagi-lagi gudang jadi tempat Serena menjalani sisa hari.

Pukul sepuluh malam ketika Nereida juga didorong masuk ke tempat itu. Hingga keduanya bisa saling berpelukan.

"Makanlah." Dari balik bajunya Nereida mengeluarkan sepotong roti.

"Jangan cemas. Ibu sudah makan tadi." Nereida tersenyum seraya mengusap wajah sang putri. Seolah tahu kalau Serena pasti akan menolak makan roti yang dia bawa.

"Ibu harus bertahan sampai Rena datang."

"Ibu kan sudah berjanji."

Serena mengulas senyum sambil meminum susu kotak yang juga Nereida bawakan. Karena janji itulah, Serena setuju menikah dengan Alterio Inzaghi.

"Tiga bulan, tunggu Rena tiga bulan lagi. Rena akan menjemput Ibu. Rena janji, saat itu Ibu akan dioperasi."

Giliran Nereida yang menipiskan bibir. "Yang penting kamu jaga diri baik-baik. Ibu akan baik-baik saja."

Netra biru Serena berkaca-kaca. Dipeluknya Nereida, "Rena sayang sama Ibu. Cuma Ibu yang Rena punya di dunia ini."

"Ibu juga sayang sama Serena. Hiduplah lebih baik setelah ini."

Pagi belum sepenuhnya terang ketika Serena sudah berdiri di depan sebuah bangunan yang memang cocok dengan namanya. The Palace, sebutannya sesuai dengan visual tempatnya.

"Siapa kau? Kau bukan Thalia Hernandez?"

Seorang pria dengan paras tampan bertanya. Terdengar dingin dan acuh. Serena sedikit merasa takut. "Saya Serena Valencia, putri Hernandez yang lain," jawab Serena gugup.

Pria di depan Serena mengerutkan dahi. Dia belum pernah mendengar putri lain dari keluarga Hernandez, selain Thalia.

Serena terus menunduk, tak berani memandang lelaki asing yang tengah memindai tampilannya. Bersamaan dengan itu, satu mobil datang. Berhenti tepat di belakang Serena.

Figur tinggi besar keluar dari benda hitam berkilat, terus berjalan melewati Serena begitu saja. Acuh, tidak peduli.

Sampai laki-laki tadi memanggil. "Al, mereka mengirim putri Hernandez yang lain, bagaimana ini?"

Yang dipanggil "Al" berhenti, dia berbalik, ikut melihat ke arah Serena.

"Usir dia!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA   BAB 380 SEMESUM ITU

    "Lebih kuat, Ren. Fokus!"Yang disebut namanya hanya melengos, sambil kembali memusatkan perhatiannya ke depan. Sasaran tembak yang berjarak lima meter."Aku latihan menembak bukan adu jotos."Peluru dilesatkan, bunyi dengungnya teredam oleh head phone yang Serena kenakan."Habis ini kita adu jotos."Brak! Yes! Serena mengepalkan tangan, penuh selebrasi ketika tembakannya tepat mengenai sasaran."Lihat, aku masih lihai dalam menembak.""Lebih lihai lagi kalau mancing. Sini," balas Alterio seraya melambai ke arah Serena. Meminta wanita itu mendekat.Begitu dalam jangkauan, Al langsung menarik Serena hingga perempuan itu terduduk di pangkuannya."Alterio!" Desis Serena penuh peringatan. Mata birunya melirik kiri dan kanan, takut ada yang melihat kelakuan mesum suaminya."Tenang saja. Ini area private. Tidak akan ada yang mengganggu. Di rumah ada putramu yang super rempong kalau lihat kita berduaan.""Memang bapaknya tidak rempong. Kalian itu sama, gak ada beda. Beda umur saja.""Makanya

  • DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA   BAB 379 CEREWET SEKALIGUS MENGGODA

    Mateo mengamuk, surat permintaan resmi darinya mendapat penolakan dari kubu Alterio. Bahkan ketika dia sudah menggunakan dalih untuk kebaikan bersama. Serum yang Max ciptakan bisa menjadi terobosan penyembuhan dalam dunia kedokteran."Tidak, ini tidak sesederhana itu. Mereka tahu apa tujuanku melakukan hal ini."Dari kemarahan, raungan Mateo berubah jadi putus asa. Saat itulah ponselnya berdering. Pria itu bergetar waktu menjawabnya."Bagaimana keadaannya?""Buruk, dia tidak akan bertahan.""Aku pastikan dia akan sembuh. Aku hanya punya dia! Aku tidak akan biarkan dia tinggalkan aku.""Teo, apa kamu bisa dengarkan Bibi sekali saja. Bukan mereka yang tinggalkan kamu, tapi kamu yang meninggalkan mereka."Brak! Tinju Mateo menghantam meja. Dada Mateo berdebar kencang. "Mereka membuangku. Menghancurkan hidupku dan ibuku. Tidak salah jika aku membalasnya sekarang. Alterio, Benjamin Cestra, tunggu saja.""Bibi aku pergi dulu."Suara itu membuat kemarahan Mateo menguap seketika. Sica? Apa y

  • DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA   BAB 378 KESULITAN SENDIRI

    "Seseorang mengkhianati kami, dia mengambil Black Diamond, selain itu dia juga berniat mengambil Rever. Saat itu, Rever belum sempurna. Bahkan antidotnya masih di tahap awal pembuatan. Kalau Rever sampai disalahgunakan, tidak ada penawarnya. Sangat berbahaya.""Demi melindungi Rever ayahmu mengorbankan diri. Kami terlambat datang waktu itu. Tapi kabar gembiranya, Rever aman meski semua kami tebus sangat mahal, kepergian ayahmu. Maaf, Glen. Maaf."Glen menitikkan air mata, sementara tangannya terkepal erat. Satu aksi yang menyuarakan kebimbangan sang pemilik raga. Hatinya ingin percaya, tapi logikannya sibuk mencerna. Yang mana yang harus dia percaya. "Sampai saat ini, aku belum bisa memutuskan apa yang harus kita lakukan dengan Rever. Dia mahakarya ayahmu. Satu bukti kalau kemampuan ayahmu sangat mengagumkan. Aku saja tidak bisa menyamai levelnya.""Tapi di sisi lain, ada bahaya mengancam jika ada orang luar yang tahu soal hal ini. Mereka bisa menyalahgunakan Rever untuk kejahatan."

  • DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA   BAB 377 BAGAIMANA DIA MENINGGAL?

    "Arthur De Angelo!"Telinga sang bocah langsung tegak seperti kelinci yang mendengar ancaman dari musuh. Tapi ini bukan musuh, ini alarm tanda bahaya dari sang kakek.Dari tempatnya mancing koi, dia bisa melihat Edgar yang sudah dua hari tidak pulang. Urusan bisnis katanya, berdiri di ambang pintu sambil berkacak pinggang."Ishh, Kakek bikin koi aku kabur." Alih-alih takut, Arthur justru menggerutu."Anaknya Al bener-bener gak ada lawan. Kenapa kamu retas kartunya kakek gak bilang-bilang." Marah Edgar tanpa basa basi."Kalau bilang namanya minta. Bukan retas. Jumlahnya enggak banyak, Kek. Cuma dua juta."Iya, cuma dua juta. Jumlah segitu memang "cuma" bagi Edgar. "Bukan masalah dua jutanya. Etikamu mana. Kakek gak marah kamu mau minta semiliarpun, tapi ngomong. Gak retas kartu Kakek. Kakek kan mikirnya jadi aneh-aneh. Tolong, Kakek masih pengen gelut sama kamu sampai kamu punya bayi, jangan dibikin kena serangan jantung sekarang."Menangis Edgar di depan Arthur. Sekali lagi bukan mas

  • DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA   BAB 376 KAU BERHAK ATASNYA

    Di ujung telepon, Yue terpaku. Kakaknya menyuruh dia tinggal sementara di rumah temannya, yang artinya di rumah kakek Arthur. Yang benar saja.Tidak! Tidak mungkin, Yue harus kembali ke asrama, tinggalkan tempat ini. Tapi ...."Bagaimana jika orang itu kembali untuk menculikmu?"Ucapan Sergie terngiang di telinga Yue. Bagaimana ini? Dia sendiri sudah melihat rekaman kamera pengawas yang ada di bandul kalungnya.Mereka sangat seram. Saat Yue pingsan seseorang menghubungi para preman itu. Orang tersebut bilang kalau mereka bisa berbuat sesuka hati pada Yue.Merinding Yue waktu mendengarkan. Kalau begini caranya dia jadi takut kembali ke asrama. Takut mereka sungguh mendatanginya lagi."Tapi tujuan mereka apa? Aku tidak merasa punya musuh. Kakak juga kerja di laboratorium. Jarang berhubungan dengan orang luar."Yue bingung sendiri. Lebih bingung lagi, bagaimana dia sekarang. Apa yang akan dia lakukan. Selain itu, kenapa kakaknya minta dirinya tinggal di luar. Apa kakaknya tahu kalau dia

  • DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA   BAB 375 PARENTING BIKIN PUSING

    "Dan kamu setuju? Lalu jika Arthur bertanya itu kecebong keluarnya dari mana, aku harus jawab apa?"Lah masih ribut urusan kecebong dan adik bayi. Pasangan Inzaghi terlibat diskusi bisik-bisik, pasalnya Arthur tidak mau tidur di kamarnya sendiri. Jadilah bocah itu meringkuk di kasur besar orang tuanya."Jangan keras-keras, nanti dia bangun. Apa salahnya memberi pendidikan seks untuknya," balas Al tak kalah lirih."Dia masih enam tahun, Al. Apa yang bisa dilakukan anak umur segitu?" Serena mulai emosi."Heh, kamu tidak lihat berita terbaru. Ada anak-anak yang pegang punya temannya gegara nonton video di hape.""Arthur gak pernah nonton video begituan," sergah Serena."Kamu mana tahu. Anakmu itu cerdas di atas rata-rata. Penting buat kita untuk memberitahunya, sampai di mana batasannya. Aku tidak peduli anak lain, tapi anak-anakku beda. Apalagi Arthur."Al memegang dua bahu istrinya. Coba meyakinkan Serena kalau yang dilakukan Beita tidak salah. "Selama dia paham dengan apa yang kita j

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status