"Ada titik terang soal pelakunya. Ini baru dugaanku. Tugas kalian mencari tahu benar atau tidak."Alex menyerahkan satu flash disk untuk Paul amati gambarnya. Ruangan itu sejenak hanya dipenuhi bunyi keyboard, kertas yang digeser serta tarikan napas penghuninya."Serius mereka yang cari gara-gara?" Paul bertanya tidak percaya."Mereka hanya pion, ada master di balik kejadian ini," sambar Alex cepat."Tapi kalau kami bisa pecahkan kasus ini dan menang. Kamu untung banyak dong?" Ledek Beita."Sudah pasti," balas Alex kalem."Licik," cibir Felix. Dia masih tidak terima dengan ide Alex untuk membiarkan Al masuk penjara lebih dulu. Tanpa proses sidang bisa memasukkan seseorang langsung ke penjara. The power of money dan kekuasaan benar-benar mempermudah segalanya."Licik dari mananya. Itu hanya side profitnya. Akhirnya aku bisa membongkar kecurangan mereka dalam menangani banyak kasus. Mereka itu culas, harus dibalas.""Dimusnahkan kalau bisa," tambah Beita."Itu urusan belakangan. Yang p
"Dia tidak bersalah kenapa harus ditahan. Aku yakin bukan dia yang membunuh pak menteri."Serena meraung, tidak terima ketika Felix datang membawa pesan dari sang suami. Air matanya berlinang ketika suara Al terdengari dari perekam di ponsel Felix.Pria itu minta Serena untuk tetap tenang, diam. Tidak bertindak gegabah. Juga tidak membuat keributan. Alterio tahu benar mode sumbu pendek sang istri yang bisa meledak kapan saja."Dia suruh aku tenang. Bagaimana bisa aku melakukannya. Dia di penjara, di sana tidak enak.p Felix, bawa aku ketemu dia."Nah lo, yang disebut namanya langsung kelabakan. "Ndak bisa. Kamu tahu penjara kayak apa?""Gak tahu dan gak mau tahu. Antarin aku," pinta Serena ngotot.Astaga! Semua orang seketika memijat pelipisnya. Membujuk Serena adalah the hardest thing, paling susah ketimbang menemukan siapa yang sudah menjebak mereka terutama Alterio."Ren, please. Kalau kamu pengen Al cepet pulang. Tolong, nurut sama kita. Kalau kamu patuh, aku jamin Al gak bakal lam
"Tuan Steve Jefferson, menteri pertahanan ditemukan tewas dengan pisau tertancap di perutnya. Saat kejadian itu satu-satunya orang yang berada di sana adalah Tuan Alterio Inzaghi.""Siapa dia? Kenapa sosoknya mendadak bisa muncul di Red House. Gedung milik departemen pertahanan yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu."Bunyi televisi dimatikan terdengar khas. Paul menggeram marah, pun dengan Beita. Beda dengan Felix yang tampak frustasi."Harusnya aku temani dia waktu masuk. Kenapa juga aku harus nurut sama perintah dia," sesal Felix tak terkira."Sekarang itu tidak penting. Yang paling krusial adalah melindungi Serena dan Arthur. Begitu nama Al naik, mereka akan segera menguliti kehidupan Al sampai ke akarnya. Tidak perlu waktu lama mereka akan tahu kalau Serena istrinya dan Arthur putranya," kata Paul dengan jari bergerak sama cepatnya dengan Beita.Dua orang itu, pilar sistem pertahanan Black Diamond. Mereka akan kerahkan keahlian terbaik mereka untuk menyembunyikan data
"Umur kandungannya hampir empat bulan. Tapi kenapa Nona Vasti hanya dikasih obat untuk melunturkan janin. Bukannya dikuret saja. Menggunakan obat aborsi kalau tidak diawasi, bisa saja terjadi pendarahan jika Nona Vasti tidak kuat dengan efeknya."Penjelasan anak buahnya tidak sepenuhnya didengarkan oleh Ben. Kepalanya dipenuhi pertanyaan siapa ayah bayi Vasti.Juga siapa yang membuat Vasti jadi seperti ini. Tangannya terkepal. Dia sedang menahan amarah. Empat bulan, empat bulan. Apa mungkin anak Vasti adalah anaknya. "Janin umur segitu bisa dites DNA atau tidak?""Bisa. Tapi apa Tuan yakin ingin melakukannya?""Kita lakukan dulu, setelah itu baru diputuskan bayi itu mau dipertahankan atau tidak."Ben punya pertimbangannya sendiri."Tapi Tuan." Anak buahnya ingin membantah."Apalagi?" Ben bertanya dengan kesal."Keadaan Nona Vasti sangat lemah.""Maksudnya?""Saya tidak yakin dia bisa mengandung anak ini sampai cukup usia. Keadaan fisik dan mentalnya sangat tidak mendukung. Lihat saja
Edgar berdiri dengan wajah diselimuti duka. Saat ini dia berada di makam Rud. Sahabatnya sekaligus asistennya. Hubungan keduanya lebih dekat dari yang lain. Bahkan Ben sekalipun tidak mampu menyamai kedudukan Rud.Pria itu telah menghandle banyak hal untuk Edgar. Kebanyakan urusan Edgar diatur oleh Rud. Termasuk pengelolaan aset Serena untuk sementara waktu.Itulah kenapa tidak ada yang curiga ketika Edgar sebenarnya telah memindahkan asetnya atas nama Serena. Sebab nama Rud digunakan untuk menutupi nama Serena. Mungkin karena alasan inilah, Vasti menyerang Rud secara brutal.Jika Edgar hanya menerima sekitar tiga tembakan, tapi di tubuh Rud ditemukan lebih dari tujuh tembakan. Meski random, tetap saja pria itu kehilangan banyak darah. Ditambah satu peluru ternyata menembus paru-paru Rud."Maafkan aku, Rud. Aku telah membesarkan seorang pembunuh. Aku salah mendidiknya," ratap Edgar sambil mengusap nisan Rud.Sungguh, Edgar tidak rela kehilangan Rud dengan cara demikian. Rud bahkan and
"Astaga!" Mona reflek menutup mata ketika Ravi keluar kamar mandi hanya memakai handuk di pinggang. Mona masih belum terbiasa dengan sikap Ravi yang semau gue dalam berpakaian waktu di rumah.Walau mereka sudah dua kali melakukan hubungan intim. Pria itu benar-benar membuat pipi Mona memerah hingga ke telinga. Ravi sendiri acuh melihat reaksi Mona yang malu-malu menggemaskan. Dia sengaja melakukannya.Pria itu masuk ke ruang ganti yang telah diisi pakaian keduanya. Mona menggelengkan kepala melihat tingkah sang suami.Suami. Mona mendesah ketika ingat statusnya saat ini. Tidak ada hujan atau pun angin. Mendadak Mona dinikahi pewaris Alexander Grup. Mimpi apa Mona hari itu.Bukan dia tidak tertarik pada Ravi. Siapa juga yang tidak tertarik pada pria tampan dan mapan seperti Ravi. Mona hanya minder drngan asal usulnya.Dia hanya anak yatim piatu yang dibesarkan oleh Rodrigo, sang paman. Hingga kini dia bisa bekerja. Awalnya jadi pengawal Serena waktu perempuan itu masih di RD.Sampai