Share

DI RUMAH SAKIT

Belum sempat masuk aku masuk ruangan sudah mendapat sambutan tidak enak dari ibu mertua. Dengan sedikit kecewa akupun masuk dan mengetuk pintu. Sudah kutanamkan dalam hati bahwa tidak akan menginap disini, biarlah aku pulang saja dan mas anas tetap disini.

Tok-tok..

"Assalamualaikum" , ucapku perlahan takut mengganggu pasien lainnya.

" Waalaikumsalam", ucap ayah yang kebetulan baru bangun tidur. "Loh nay,? sudah sampai sini? sama siapa? sini sini masuk, antusias ayah melihatku datang.

" Ayah apa kabar,? Bagaimana kakinya, masih sakit? ucapku mendekat ke ayah dengan cepat mengambil tangan ayah dan segera mencium tangannya dengan takjim. Boleh Nay lihat yah,? Kok seperti ada bau bau ya yah",? Ucapku menggoda ayah sambil menutup hidung sedikit.

" Iya Nay, luka kaki ayah membusuk,! Lihat saja jempol dan jari jarinya menghitam. Ini sih sudah jauh lebih baik Nay barusan di bersihkan sama perawatnya".

" Pantesan yah,! Tapi itu apa yah,? ada cairan yang merembes di kain kasanya, seperti nanah atau apa,? ucapku penasaran karena semakin menyengat baunya.

" Sepertinya nanah nay,! Biarkan saja , besok pagi perawatnya bersihkan lagi lukanya. Kamu ngapain kesini? kakakmu itu gimana dirumah?Rumah bagaimana jika kamu tinggal?rumah kamu biarkan kosong begitu nay,? Tanya ayah sedikit khwatir.

Ayah memang sangat sayang terhadap anak perempuannya, sehingga segala keperluan dan kebutuhannya selalu terpenuhi. Menurutnya, perempuan itu cukup dirumah membersihkan rumah itu tugasnya.

"Ayah,? Kakak Rasya kan sudah punya suami, dan sekarang juga lagi hamil, pastilah dijaga sama suaminya. untuk rumah ayah tenang saja, sudah pasti kakak tidak akan membiarkan rumah kesayangannya itu kosong yah. Ayah tidah perlu sekhawatir itu, ! ucapku mencoba menenangkan nya".

" Iya Nay, Iya,! Iya kalau Bani suaminya itu peka, La ini,! Boro - boro mau menjenguk ayah disini, Ayah sakit dirumah saja dia tidak mau menjenguk,! ucap ayah emosi.

" Ayah yang sabar, tidak perlu terlalu difikirkan. Ayah juga harus memikirkan kesehatan ayah bagaimapun ayah harus sehat. Mungkin mas Bani sibuk kerja jadi tidak sempat menjenguk! ucapku mencoba menenangkan ayah.

" Kerja apa,! Judi itu yang di bilang kerja,!

****

Tiba - tiba...

Ceklek...

Kulihat jam menunjukan pukul Tujuh malam. Hati ini sedikit berdebar melihat ibu mertuaku masuk.

Srrrrrr... Darah ini serasa berdesir melihat tatapan tajam ibu mertuaku.

" Nay,! Pukul berapa sekarang? Sudahkan ngobrolnya, sudah sana keluar dan pulang,! Biarkan ayah istrirahat".

" Ibu itu ada apa,! Nay itu baru sampai, biarkan dia istrirahat di sini sama kita". Ucap ayah mertuaku.

" Tidak apa-apa yah,! Biar Nay pulang saja, Nay hanya ingin melihat keadaan ayah, lagi pula besok Nay harus sekolah kan".

" Bagus kalau kamu sadar diri,! Cepat sana keluar! Temui Anas dan pamit pulang, biarkan Anas disini !"

Dengan berjalan gontai kaki ini melangkah keluar, kulihat Pukul Tujuh lebih, Ini sudah malam sekali jarak tempuh dari Rumah Sakit ke rumah satu setengah jam, mana mungkin aku pulang sendirian malam-malam begini.

Mas Anas heran menatapku yang mulai sedikit berkaca-kaca.

" Nay, sayang! Kenapa? Kok keluar, Tasnya kok di bawa keluar? ada apa sayang? Ayoo kita masuk lagi".

"Tidak usah mas, mas saja yang masuk, Nay disini saja,!" Oiya mas, Nay ijin pulang ya,! Sepertinya Nay sedikit pusing. Ucapku mencari alasan.

" Kamu ini apa-apaan,! Ini sudah malam, tidak baik pulang malam-malam,! Lagian kalau pusing kenapa harus pulang! Tidak usah aneh - aneh ya, yang minta kamu buat kesini siapa?" ucap mas Anas sedikit marah".

" Tapi mas,! Nay di suruh pulang sama ibu malam ini juga,! Tidak boleh menginap disini, dan kamu harus tetap disini mas". Ucapku sambil sesenggukan, aku tidak menyangka perhatian ku terhadap keluarga baruku akan mendapat reaksi seperti ini.

" Astaghfirullah ibu bicara seperti itu sama kamu? Kenapa bisa ibu bersikap seperti itu,! harusnya dia senang mendapat perhatian begini! Geram mas Anas.

" Ya sudah ayo kita cari hotel saja tidak usah menginap disini,! Biar tau rasa ibu! Tidak mungkin juga mas membiarkanmu pulang sendiri malam- malam begini".

" Tapi mas,! Apa kata ibu tentang aku kalau kamu sampai ikut aku,! Ucapku sambil sesenggukan menahan tangis yang mulai pecah.

" Sudah ayoo... " mas Anas menarik tangan ku dan secepat kilat mengambil motorku yang ku parkir di parkiran rumah sakit.

" Ayooo naik Nay, ini sudah malam kita butuh istirahat!.

Sedangkan dari balik pintu ibu mertua menatapku yang sudah mulai naik motor menyusuri malam dengan sinis dan mengepalkan tangan. " Awas kamu Nay, kalau sampai Anas lebih perhatian kekamu dari pada sama kami orang tuanya!. Akan kubuat perhitungan dengan mu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status