Share

15. Toilet

Rasanya darahku terasa membeku, nafas pun serasa tak bisa lagi ku hirup saat mendengar tudingan Salwa tepat kepadaku.

“Benarkah itu, Lea?” tanya pak Yahya, diangguki oleh bu Salsa.

“Hah?”

Hanya kata itu yang keluar dari mulutku sebagai pengganti jawab yang tak bisa kuungkapkan.

“Benar kamu yang bersama-sama dengan Andin saat hari terakhir Ia bersekolah?” tanya bu Salsa mempertegas.

Aku tak mampu menjawab setiap tanya, baik itu dari pak Yahya atau pun bu Salda. Rasanya ingin segera berlari dan meninggalkan tempat ini sejauh mungkin.

“Ya, Aku juga lihat. Tapi, seingatku... kalau enggak salah kalian berpisah di depan gerbang sekolah ya, Lea?” tanya Rafael seolah menciptakan oase di tengah gurun yang tandus.

Meskipun begitu, hanya anggukan yang bisa kusuguhkan untuk ucapan Rafael yang menurutku seperti sebuah pembelaan.

Pak Yahya mendekati bu Salsa dan membisikannya sesuatu, “Bu, sepertinya Alea tidak bisa dibawa ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status