Share

Mau Nebeng? jangan dong!

Sampai di kamar, aku meletakkan ponsel di atas nakas kemudian berbaring santai di ranjang. Aku benar-benar menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan.

Baru sebentar meluruskan punggung terdengar dering ponsel yang berbunyi. Bangkit, berdiri aku menyambar benda pipih milikku lalu melihat layarnya.

Sebuah kontak dengan nama Mas Farhan tengah melakukan panggilan. Kugeser layar dan panggilan kami segera terhubung.

“Iya, Mas,” ucapku tanpa mengucap salam.

“Lagi ngapain kamu, Ve? Sibukkah?” tanya suara bariton dari seberang sana.

“Tiduran saja. Enggak sibuk kok,” ujarku.

“Oh, kirain baru bangun,” canda Mas Farhan.

“Iya kali jam sebelas baru bangun. Mau tidur lagi iya,” gerutuku sembari memonyongkan bibir.

Meski tak melihat, aku yakin Mas Farhan tahu aku merajuk karena candanya.

“Hahaha.... bercanda, Ve,” ucapnya.

“Iya, aku juga tahu kok. Kamu lagi ngapain ,Mas?”

Penasaran juga aktivitas Mas Farhan saat siang begini. Apa iya lagi rebahan juga. Pengangguran dong!

“Lagi di bengkel,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status