Beranda / Romansa / DIKIRA AKU MISKIN / Kalung Berlian

Share

Kalung Berlian

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-14 10:28:20

🏵️🏵️🏵️

Aku tidak habis pikir kenapa sifat Mas Bimo dan ketiga saudarinya sangat bertolak belakang. Apa mungkin suamiku itu bukan anak kandung? Bingkai foto yang berjejer di dinding rumah ini saja tidak ada satu pun yang menunjukkan wajah manisnya. Orang tuanya seolah-olah hanya memiliki tiga anak.

Sementara foto Kak Desi dan Kak Mira—kedua kakak iparku, masih terpampang di dinding rumah ini. Apa mungkin aku yang sangat beruntung memilki suami seperti Mas Bimo? Seandainya dia mengikuti jejak orang tua dan saudari-saudarinya, mungkin aku tidak akan bertahan menjadi pendamping hidupnya.

Aku bukan ibu mertua yang terlalu memuja cinta suami yang tidak bertanggung jawab. Wanita itu seolah-olah tidak pernah mengenal laki-laki lain sebelum menikah dengan bapak mertua. Kedua anak perempuannya yang telah menikah, akhirnya mengikuti jejaknya, tetap bertahan dengan suami yang tidak pengertian.

Aku tidak tahu apakah Ratih akan menyusul seperti kedua kakaknya. Namun yang pasti, gadis itu tidak memiliki tata krama sama sekali. Dia berani memasuki kamar kakaknya yang telah menikah dengan mengambil barang yang bukan haknya.

“Kembalikan, Ratih!” Aku pun meminta Mas Bimo menggendong Bagas lalu menghampiri Ratih.

“Barang semahal ini, ada di koper Kakak? Kakak curi dari mana?” Mulut gadis itu benar-benar asal bicara. Dia seenaknya menuduhku mencuri.

“Kakak nggak pernah mencuri, itu pemberian orang tua Kakak.” Aku pun mengatakan yang sebenarnya.

“Orang tua? Kakak lupa nggak punya asal-usul yang jelas? Buktinya, hingga detik ini, orang tua Kakak nggak pernah menunjukkan batang hidungnya. Saat nikah juga, Kakak nggak minta mereka datang.” Ratih memasukkan kalung pemberian Mama ke saku celananya.

“Kamu jangan sok nuduh Kakak pencuri, tapi kenyataannya kamu berani mengambil barang yang bukan milikmu. Kamu lebih dari pencuri.” Aku tidak kuasa menahan amarah melihat tingkah adik iparku itu.

“Jaga mulutmu! Jangan asal nuduh anak saya!” Bapak mertua yang baru datang dari dapur, tiba-tiba membuka suara.

“Saya nggak asal nuduh. Dia mengambil barang yang bukan miliknya, itu artinya mencuri.” Aku tidak biarkan laki-laki itu bersikap sesuka hatinya. Seujung kuku pun, aku tidak ingin menghargainya karena perbuatannya selama ini.

“Dasar menantu tidak tahu diri!” Bapak dari suamiku itu mengangkat tangannya, tetapi Mas Bimo langsung berdiri di depanku.

“Kalau Bapak berani, tampar aku. Jangan pernah sakiti istriku. Bapak sebagai orang tua, harusnya nasehatin anak, bukan membiarkan makin salah jalan. Aku sependapat dengan Clara kalau Ratih memang pencuri.” Bapak mertua pun menurunkan tangannya.

Mas Bimo selalu saja membuatku makin terharu dan bersyukur menjadi pendamping hidupnya. Dia pun menyerahkan Bagas kepadaku lalu melangkah menghampiri Ratih, kemudian meminta kalung berlian kesayanganku.

“Kalau ingin punya barang, kamu kerja. Kenapa kamu nggak berusaha cari kerja? Kamu mau ikutin jejak siapa?”

Aku tahu kalau Mas Bimo pasti menyindir bapaknya. Akhirnya, Ratih pun menyerahkan barang pemberian Mama kepada Mas Bimo. Aku sangat lega sekarang. Harta benda yang kumiliki satu-satunya saat ini, hanya kalung itu. Aku selalu memandanginya ketika merindukan orang tua dan keluargaku.

🏵️🏵️🏵️

Malam ini, aku tidak menyiapkan makan malam seperti biasanya. Aku tidak tahu apa menu yang disajikan ibu mertua untuk suami dan anaknya. Aku sengaja tetap di kamar karena masih tidak percaya ketika melihat kalung pemberian Mama berada di tangan Ratih tadi. 

“Kamu kenapa, Sayang? Kok, diam aja?” Mas Bimo juga tidak ikut makan bersama keluarganya karena mengaku sangat kecewa melihat sikap Ratih.

“Nggak apa-apa, Mas.”

“Mata kamu nggak bisa bohongin aku. Kamu mikirin apa? Bagas udah enakan dan sekarang tidur nyenyak. Apa lagi yang kamu pikirkan?” Dia menggenggam jemariku. Saat ini, kami duduk di tempat tidur.

“Aku sedih, Mas.” Aku tidak kuasa menahan air mata agar tidak jatuh dari tempatnya. Aku pun membenamkan wajah ke dada Mas Bimo.

“Loh … kok, nangis? Mana istriku yang tegar? Sebenarnya, ada apa, Sayang? Kamu boleh cerita sepuasnya.” Mas Bimo mengangkat kepalaku dari dadanya hingga kini berhadapan sejajar dengan wajahnya.

“Kenapa keluargamu sangat membenciku, Mas? Apa salahku?” Untuk kesekian kali, aku melontarkan pertanyaan itu kepada Mas Bimo.

“Mungkin mereka iri karena aku terlalu mencintaimu.” Selalu itu saja jawaban yang Mas Bimo berikan.

“Apa karena di mata mereka, aku bukan siapa-siapa dan nggak punya apa-apa?” Aku bertanya seperti itu karena mertua sering menganggapku miskin dan beruntung tinggal di rumah mertua.

“Siapa bilang kamu bukan siapa-siapa? Kamu segalanya bagiku. Kamu punya sesuatu yang membuatku menjadikanmu pendamping hidupku.” Mas Bimo pun mengusap air mataku.

Seandainya Papa bersedia memberikan maaf kepadaku, mungkin sekarang, aku akan memilih keluar dari rumah ini. Aku berusaha kuat dan tegar mendengar hinaan keluarga Mas Bimo karena merasa tidak memiliki siapa-siapa.

Beberapa kali aku menghubungi Papa dan Mama melalui telepon untuk meminta maaf, tetapi penolakan yang selalu aku terima. Aku bahkan dengan semangat menceritakan tentang kehadiran Bagas kepada mereka. Namun, hati kedua orang tua itu seolah-olah masih tetap tertutup.

“Sayang, aku boleh nanya sesuatu?” Mas Bimo kembali membuka suara. Dia memegang kedua pipiku.

“Mau nanya apa, Mas?”

“Sejak kapan kamu memiliki kalung berlian mahal yang tadi Ratih ambil dari kopermu?”

==========

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gabriela Soares
Bagus Banget Aku Suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • DIKIRA AKU MISKIN    Bukti Nyata

    🏵️🏵️🏵️ Satu kebenaran lagi yang membuatku terkejut, tetapi juga bahagia. Ternyata suami Bu Dewi adalah adik kandung papi mertua. Pantas saja sifatnya sangat mirip dengan Mas Bimo. Di samping itu, Bu Dewi juga menyayangi Bagas seperti cucu sendiri. Sebenarnya, beberapa petunjuk telah mengungkapkan kebenaran itu, tetapi aku tidak berani menyimpulkan. Bu Dewi sama sekali tidak mengetahui kebenaran tentang Mas Bimo dari awal karena mereka bertetangga sejak suamiku itu telah duduk di bangku SMP. Mungkin jika Bu Dewi bertemu Mas Bimo waktu masih kecil, pasti wanita itu akan mengenali keponakannya sendiri. Aku sangat bahagia karena ternyata Mas Bimo memiliki keluarga yang sifatnya tidak kasar seperti keluarga yang membesarkannya. Ini benar-benar anugerah yang aku harapkan selama ini. Akhirnya, aku berada di tengah-tengah orang-orang yang berhati mulia. 🏵️🏵️🏵️ Aku dan Mas Bimo berhasil mengajak Andrew pulang setelah kami memberikan penjelasan dan pengertian kepadanya. Dia berjanji

  • DIKIRA AKU MISKIN    Balasan Setimpal

    🏵️🏵️🏵️ “Ibu udah nggak ada, Sayang.” Aku tidak mengerti apa maksud Mas Bimo. “Nggak ada? Maksudnya apa?” tanyaku ingin tahu. “Ibu udah pergi untuk selamanya seminggu yang lalu.” “Apa?” Aku sangat terkejut. Walaupun wanita yang aku anggap sebagai ibu mertua selama ini sering menyakitiku, tetapi aku tidak pernah berharap agar dirinya pergi secepat ini. “Walaupun beliau bukan ibu kandungku, tetapi beliau yang telah merawat dan membesarkanku.” Mata Mas Bimo berkaca-kaca. “Ibu sakit apa, Mas?” Mas Bimo akhirnya menceritakan apa yang terjadi terhadap Bu Sukma—wanita yang telah menganggap dirinya sebagai anak selama ini. Bu Sukma disiksa habis-habisan oleh orang-orang suruhan istri laki-laki yang memiliki hubungan terlarang dengannya. Bu Sukma patah tulang dan tiba-tiba lumpuh hingga membuat dirinya tidak dapat bertahan hidup. Di samping itu, wajah wanita itu juga disiram menggunakan air keras. Beliau sempat dirawat beberapa minggu di rumah sakit. “Permintaan terakhirnya, tidak m

  • DIKIRA AKU MISKIN    Pertemuan

    🏵️🏵️🏵️ Hari ini genap sebulan, aku dan Bagas berada di kota ini. Entah kenapa akhir-akhir ini, aku sering merasa pusing dan mual. Padahal, aku harus membantu Mama mempersiapkan acara ulang tahun Bagas. Walaupun hanya mengundang keluarga dan kerabat dekat, tetapi Mama ingin memberikan yang terbaik untuk Bagas. “Ini perayaan ulang tahun Bagas yang pertama kali di rumah ini. Sebelumnya, kamu tidak pernah menghubungi Mama atau Papa jika Bagas ulang tahun.” Aku sedih mendengar ucapan Mama. “Jadi, Mama ingin acaranya tampak meriah. Ini juga Papa yang ngusulin.” Ternyata Papa tetap sangat menyayangi Bagas walaupun pintu hatinya belum terbuka untuk memberikan maaf kepadaku. “Terima kasih, Mah. Maafin Cla.” Aku pun mencium pipi Mama. “Yang lalu biarlah berlalu. Yang penting sekarang kamu udah kembali pulang.” Beliau mengecup puncak kepalaku. Uek! Aku kembali merasakan mual seperti beberapa hari terakhir ini. Ada apa denganku? Apa mungkin … tidak! Aku belum siap hamil dalam status yang

  • DIKIRA AKU MISKIN    Merasa Kasihan

    🏵️🏵️🏵️ Suara telepon masuk mengagetkanku, juga membuyarkan lamunanku tentang Mas Bimo. Aku melihat nama Andrew di layar. Kenapa pria itu meneleponku malam-malam? Apa mungkin ada hal penting yang ingin dia sampaikan? Walaupun aku telah berusaha menghindarinya, tetapi tidak membuat dirinya untuk menjauhiku. Terus terang, aku merasa bersalah dan kasihan melihat pengorbanannya yang tetap setia mencintaiku. Namun, aku tidak memiliki balasan untuk itu. “Halo.” Aku pun mengangkat teleponnya. “Maaf, ganggu kamu malam-malam.” Dia tetap bersikap sopan terhadapku. “Ada apa?” tanyaku singkat. “Mami minta foto suami kamu.” “Untuk apa?” Aku penasaran. “Tadi mereka melihat laki-laki yang mirip denganku. Papi dan Mami udah cerita tentang kemiripan aku dengan suamimu. Pantes aja Bagas cepat dekat denganku. Kenapa kamu nggak ngomong selama ini, Cla?” Ternyata Andrew baru tahu kebenaran tentang kemiripan dirinya dengan Mas Bimo. Dia tidak tahu kalau aku baru menyadarinya setelah kembali berte

  • DIKIRA AKU MISKIN    Mencari Tahu

    🏵️🏵️🏵️ Bukan hanya aku yang merasa heran, tetapi Mama juga. Wanita itu justru berharap kalau anak Om Rio dan Tante Marisa yang hilang saat masih kecil adalah Mas Bimo. Beliau mengaku yakin kalau hal itu memang benar, Papa akan memberikan maaf kepadaku. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa karena Mama tidak tahu pasti permasalahan yang aku hadapi dengan Mas Bimo. Jika laki-laki yang masih berstatus sebagai suamiku itu memang benar anaknya Om Rio dan Tante Marisa, tidak menutup kemungkinan kalau kami akan diminta kembali bersatu. Apakah perbuatan Mas Bimo akan makin nekat jika memiliki banyak uang dan harta? Saat dia masih hidup apa adanya, dirinya berani bermain api dengan wanita lain. Aku tidak sanggup membayangkan hal itu akan terulang kembali. Mungkin aku lebih baik mencoba menerima kenyataan jika kami tidak memiliki hubungan lagi. Jadi, aku tidak akan melarangnya bergaul dengan wanita mana pun jika ikatan kami telah terputus. Aku tidak akan memaksa dirinya untuk tetap me

  • DIKIRA AKU MISKIN    Penuh Teka-teki

    🏵️🏵️🏵️ “Cla! Tante Marisa minta kamu ke sini. Katanya beliau kangen!” Aku mendengar teriakan Mama. “Iya, Mah.” Aku tidak mampu menolak ataupun mengelak. Aku segera berjalan menuju ruang tamu lalu duduk di samping Mama. Sementara Bagas duduk di pangkuan Papa. “Anak kamu, Cla?” tanya Tante Marisa kepadaku sambil menunjuk Bagas. “Iya, Tante.” “Tampan, ya. Tapi, kok, mirip Andrew?” Apa? Apa yang kurasakan dan Bagas, ternyata keluar dari bibir Tante Marisa. Sejak awal melihat Andrew, aku juga merasa kalau dirinya memiliki kemiripan dengan Mas Bimo. Apa mungkin hal ini hanya kebetulan saja? Aku pernah dengar bahwa manusia memiliki tujuh kembaran tidak sedarah. Atau setidaknya mempunyai orang yang benar-benar mirip dengan dirinya. Menurut sains, hal ini memang sangat mungkin terjadi karena kemiripan susunan genetik yang dimiliki tiap manusia. Itu artinya, aku telah menemukan satu orang yang mirip dengan Mas Bimo. Aku tidak tahu apakah itu fakta atau mitos. Namun, waktu masih duduk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status