Share

2. betis mulus

Penulis: Yanikdwilestari
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-31 10:39:51

Jangan lupa like, komen dan subscribe ceritaku ini ya. Dan jangan lupa juga subscribe cerita ku yang lainya

Terimakasih dan happy reading...

****

Aku yang dari awal sudah emosi ditambah makin emosi dengan kejadian memalukan ini. Membuat ku berjalan lebih cepat sambil mengangkat sedikit daster ku, sampai terlihat betisku yang putih, mulus dan kinclong.

Hingga terdengar celetukan dari seorang Ibu dibelakang ku.

"Waduh, betisnya bening amat ya, mulus lagi kayak kaki manekin ditoko-toko baju itu." 

"Halah, palingan itu juga pakai uang bulanan dia kali Bu. Makanya uang nya habis cuman buat perawatan. Sampai-sampai gak bisa beli baju yang bagusan dikit." Samar-samar terdengar suara wanita yang ku kenal

Siapa lagi kalau bukan suara Bu Sri tetangga rumah yang super julid.

"Bisa jadi sih Bu, tapi bisa mulus gitu ya. Gak kayak kaki Bu Sri yang korengan. Eh maaf Bu keceplosan. Hehehe"

Jleb!!!

Terdengar suara tertawa Ibu-Ibu yang lainya. Aku yang mendengar ucapan itu pun rasanya juga ingin tertawa. Tapi harus kutahan demi image baik dimata mereka.

Mungkin jika aku melihat, pasti ekspresi wajah Bu Sri memerah menahan amarah atau bahkan menahan malu karena ditertawakan oleh teman-temanya.

Lagian, jelas saja kaki ku mulus. Orang biaya perawatan ku dari ujung rambut sampai ujung kaki mungkin dua kali lebih mahal dari biaya bulanan dapur mereka.

Secara aku kan orang kaya, hehehe.

Setelah beberapa meter, akupun sampai juga didepan rumah dan berpisah dengan Bu Rusmi.

"Oh ya Bu Din, sampai lupa. Nanti malem jangan lupa ikut pengajian rutin malam minggu dimasjid ya, ajak sekalian Pak Ferdi ikut. Ba'da isyak pengajianya dimulai." Ucap Bu Rusmi mengingatkan ku sebelum membuka pintu pagar rumahnya 

"Makasih ya Bu, uda diberi tau. Insyaallah nanti saya datang sama suami. Kalau gitu saya permisi dulu."

Akupun segera berlalu memasuki rumah dengan wajah masam. Terlihat Mas Ferdi sedang duduk diteras rumah sambil membaca majalah dan minum jus jeruk kesukaanya.

"Tuh muka kenapa masam amat sih Ma? Lagian ngapain juga pakek jinjing-jinjing daster segala?" Tanya suamiku heran

Segera kusambar jus jeruk yang ada diatas meja dan duduk dikursi sebelah Mas ferdi sambil meminum jusnya hingga tersisa sedikit.

Aaah rasanya hatiku sedikit adem

"Hei hei hei, itu haus atau doyan sih? Mana sampek abis lagi." 

"Lagi sebel tau gak Pa. Nih lihat!" Ucapku manyun sambil memperlihatkan daster ku yang sobek.

"Hahahah ya ampun, kok bisa sih Ma?"

"Mana ku tau, lagian nih ya Pa. Gara-gara daster ini, masak Mama disangka pembantu. Asem banget kan? Lagian mana ada pembantu secantik dan seglowing Mama." Ucapku yang masih berapi-api

"Ppfft!! Masak sih Ma." 

"Yee dibilangin malah gak percaya. Mana diketawain pula."

"Ya habis Mama lucu sih, kan tadi Papa uda ingetin Mama buat ganti baju."

"Mama pikir kan cuman bantu-bantu didapur aja Pa, ngapain juga harus pakek baju bagus segala. Eeh malah dikatain pembantu."

"Seumur-umur baru kali ini deh Pa, Mama dihina sama orang. Papa tau, mana yang hina Mama mukanya kayak ondel-ondel lagi. Masih mending ondel-ondel sih kalau kata Mama." 

Akupun jadi merasa tergelitik membayangkan wajah Bu Sri yang memang mirip ondel-ondel karena riasan wajahnya yang berlebihan. Sebenarnya aku memaklumi, karena memang beliau juga sudah berumur. Ditambah kurang tau soal fasion.

"Sabar Ma, sabar..." Kata Mas Ferdi sambil mengelus lembut punggungku.

"Oh ya Ma, emang dirumah Bu Ani gak ada acara resepsian apa ya? Kok sepi banget rumahnya. Biasanya kan kalo ada orang nikahan pasti didepan rumahnya ada tenda pelaminan?"

"Gak paham juga sih Pa, tapi tadi denger-denger katanya cuman nikah sirih aja. Soalnya anaknya cuman jadi istri simpenan."

"Hah! Mama serius."

"Mmm gak tau juga Pa. Tapi tadi Ibu-Ibu bilangnya gitu sih. Tuh buktinya juga gak ada acara apa-apa kan?" Kataku sambil menunjuk rumah Bu Ani dengan dagu.

"Lagian malu juga Pa, uda dinikah siri, jadi istri simpanan pula. Masa iya mau adain resepsian. Yasudah Pa, Mama mau sekalian mandi ganti baju. Lagian uda sore juga. Oh ya nanti malam kita ikut pengajian dimasjid depan komplek ya Pa."

"Boleh Ma, biar sekalian Papa kenalan sama Bapak-bapak yang lainya dikomplek ini."

Akupun mengangguk menjawab ucapan Mas Ferdi. Setelah itu aku berdiri dan melangkahkan kaki masuk kedalam rumah.

*****

Sejak aku membuka cabang baru, Mas Ferdi yang seorang bisnis man, ikut menemaniku . Karena biasanya dia sibuk menjalankan bisnisnya diluar negeri.

Jadi aku jarang sekali bertemu denganya. Mungkin itulah yang membuat aku dan Mas Ferdi belum memiliki keturunan hingga diumur dua tahun pernikahan.

Bukan karena kita bermasalah atau tidak subur, cuman memang karena waktu bertemu yang kurang. Tapi untuk beberapa bulan kedepan, Mas Ferdi menyempatkan untuk menemani dan membantuku mengelola cabang baru perusahaanku.

Sekalian, untuk program memiliki momongan yang sudah lama kita impikan. Maka dari itu, selama Mas Ferdi disini aku tak mencari art. Karena aku ingin sekali melayani Mas Ferdi dengan tanganku sendiri.

Karena memang selama ini, kebutuhan Mas Ferdi selalu disiapkan oleh Bik Asih, art dirumah ku yang megah bak istana.

Sedangkan disini, kita hanya hidup berdua tanpa art. Mungkin, nanti aku akan mencari saat merasa capek dan kuwalahan dengan seabrek pekerjaan rumah yang memang tak pernah sekalipun kulakukan.

Tapi untuk seminggu ini, semua masih berjalan aman tanpa kendala. Kalaupun ada kendala, aku hanya perlu menelpon ajudan ku untuk mencarikan art sementara disini, hehehe.

Semoga saja, allah memberikan kado terindah untuk ku dan Mas Ferdi selama kita disini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   63. ending

    Setelah membereskan semua pakaian, akhirnya aku bisa ber istirahat bersama dengan Mas Ferdi. Apalagi, nanti malam aku sudah ada janji untuk keluar dengan AnanditaAku pun menikmati kegiatan ku dirumah ku sendiri. Hingga malam pun tiba, dan Anandita menjemputku setelah sholat maghrib."Yuk mbak, kita berangkat." Ajak Adik iparku ini "Jangan malem-malem pulangnya Dit! Kasian ponakan mu!" Tukas Mas Ferdi"Iya iya Mas, aku janji. Paling malam juga jam sembilan.""Yasudah kalau gitu." Jawab Mas Ferdi pasrah."Yuuk Mbak." Ajak ya lagi padaku"Iya Dit." Kami bertiga pun akhirnya berangkat, karena aku memang sengaja mengajak Bik Titin untuk menjaga putraku.Anandita pun langsung menancapkan gas ke butik langganan nya. Sesampainya disana, dia langsung bertemu dengan pemilik butik yang juga ku kenal. Karena memang kami sering memesan kebaya disini, termasuk saat pesta ulang tahun Papa mertua dan waktu syukuran kelahiran ArshakaSetelah mereka berbasa-basi, Anandita menyampaikan maksutnya, san

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   62. pindahan

    "uda beres semua kan Ma?" Tanya Mas Ferdi saat kami berdua sedang rebahan didalam kamar sambil menonton tv."Kayak nya uda semua kok Pa.""Kok kayak nya? Yang pasti dong Ma?" Aku hanya diam tak menjawab ucapan Mas Ferdi. Dan sibuk berbalas pesan dengan Anandita "Ma...?" Tanya Mas Ferdi lagi sambil sedikit mengguncang tubuhku"Eh iya Pa? Apa lagi?" Tanya ku balik."Huh, diajak suami ngomong malah dicuekin. Lagi WA an sama siapa sih?"Kini ganti Mas Ferdi yang merajuk padaku."Bukan nyuekin Pa, ini loh Mama lagi balas pesan Anandita!" Jawabku sambil menyodorkan hp didepan muka Mas Ferdi."Ngapain tuh anak, galau?"Deg-deg an sih lebih tepatnya. Maklum, namanya wanita mau lamaran uda pasti gugup dong Pa.""Emang Mama dulu juga gitu?" Tanya Mas Ferdi lagi, lama-lama dia mirip detektif aja.Aku hanya mengangguk tanpa memalingkan muka yang masih menghadap layar hp, membalas pesan dari adik iparku ini."Oh ya Pa, besok kita berangkat pagi ya. Soalnya Dita ngajak Mama belanja baju buat lam

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   61. kena razia di hotel

    Sebuah mobil kini berganti berhenti didepan rumah ku. Ternyata hari ini kami kedatangan Bunda dan Papa mertua. Karena memang sudah hampir sebulan mereka belum bertemu dengan cucu mereka satu-satunya.Kedatangan mereka juga secara tiba-tiba tanpa memberitahu dulu. Bruak!!! Bunda dan Papa pun keluar dari mobil. Dan langsung menghampiriku yang masih menggendong Arshaka didepan rumah."Assalamualaikum sayaaang!!!" Salam Bunda"Waalaikumsalam Bunda, Papa. Kok tumben kesini gak bilang-bilang dulu." Tanya ku yang langsung menyalami tangan Bunda dan Papa."Iya Din, kedatangan kami kesini memang ada perlunya. Sekalian mau jenguk cucu Opa yang ganteng ini. Kangen, uda lama gak ketemu." Jelas Papa membuat ku jadi kepo"Perlu apa ya Pa?" "Kita bicara didalam aja ya. Masa' kami enggak dipersilahkan masuk dulu?" Jawab BundaAstagaaa, aku sampai lupa saking keponya. Sampai-sampai aku tak mempersilahkan mereka untuk masuk."Ya Allah, maaf Bun, Pa, Dina sampai lupa. Mari masuk dulu..." Aku pun meri

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   60. bahan gosipan

    Hari ini sengaja aku meminta tolong pada Bik Titin untuk berkemas. Karena besok aku sudah harus pindah dari sini.Ada rasa lega sekaligus berat dalam hati. Walaupun mereka termasuk tetangga super resek, tapi aku begitu menikmati sensasinya. Karena tetangga dikomplek perumahan ku sendiri, tak ada yang seperti ini.Maklum, rata-rata mereka memang seorang pegusaha. Alhasil, mereka juga harang sekali berada dirumah. Mereka sibuk mengelola bisnis, atau sekedar jalan-jalan menghabiskan uang mereka keluar negeri."Jangan sampek ada yang tertinggal ya Bik.""Siap Bu."Sehabis menidurkan putraku, aku juga ikut membantu Bik Titin berkemas. Untung saja saat aku menyewa rumah ini, semua perabotan rumah sudah terisi. Jadi aku hanya tinggal membawa pakaian saja.Meskipun ada yang ku beli, itu pun juga hanya sekedar perintilan kecil yang tak seberapa. Dan memang berniat aku tinggalkan disini.Karena merasa kasian dengan Bibik Titin yang nampak kelelahan, aku pun memutuskan untuk memesan makanan mela

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   59. keputusan

    Sore harinya, Mas Ferdi pun mengajak kami untuk jalan-jalan ke mall terdekat didaerah ku. Dengan senang hati, aku pun mengiyakan.Karena memang sudah hampir beberapa bulan semenjak kehamilan ku, kami jarang sekali menghabiskan waktu bersama untuk jalan-jalan."Bik, uda selesai kan gantinya?""Sudah Bu." Jawab Bik Titin seraya mendekatiku."Yasudah, gantiin baju Arshaka sekalian ya. Aku mau ganti baju dulu." "Ooh iya Bu!" "Sini anak ganteng, sama Bibik dulu ya. Mama mau ganti baju dulu." Ucap Bik Tin saat mengajak ngobrol si bayi Putra ku pun merespon nya dengan tersenyum dan menggerak kan badan nya ke girangan. Sedangkan aku langsung berlalu masuk kedalam kamar, menyusul Mas Ferdi yang sudah siap dan terlihat sangat menawan.Mungkin jika wanita lain melihat Mas Ferdi, mereka akan menganggap Mas Ferdi ini masih lajang. Akibat baby face nya yang menggemaskan, membuat nya nampak awet muda.Berbeda dengan ku kini yang bertubuh semakin melar setelah melahirkan, ditambah saat ini sedang

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   58. akibat kedatangan Bu Sri ke rumah

    Tok tok tok!!!"Biar aku aja yang buka Bik! Itu paati Mas Ferdi." Ucap ku sumringah"Ooh iya Bu..."Aku yang sedang sibuk didapur pun langsung berlalu keruang tamu ingin membuka kan pintu. Karena sudah jelas, jika yang datang kali ini Mas Ferdi.Langsung saja ku buka pintu rumah dengan perasaan bahagia"Selamat datang Pa!!!" Ucapku sambil tersenyumTapi begitu terkejutnya aku, kala melihat BuSri lah yang malah berdiri didepan pintu rumah ku sambil melipat tanganya"Lah, kok Bu Sri." Batinku"Pagi Bu Din!" Ucapnya sedikit emosi"Iya, pagi juga. Ada apa ya Bu?" Tanya ku pura-pura tak tau.Padahal aku mah paham. Jika orang ini pasti ingin bertanya tentang tragedi nasi basi kemarin."Saya cuman mau tanya aja. Kok bisa-bisanya sih Bu Din ngasih saya nasi basi. Emang kamu gak mampu ya ngasih saya makanan layak!" Ucapnya sewot membuat ku seketika terbahak.Astaga, ni orang apa gak pernah sadar diri ya. Bisa-bisa malah playing victim. Dasar orang otak kurang se-ons."Teruuuus!!!" Ucapku tak k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status