Share

Bab 42

Harapanku terlalu melambung tinggi sepertinya. Kedua tangan ini dengan ringan membuka pintu. Berharap sosok tinggi tegap itu tengah tersenyum dan menungguku. Setidaknya, aku memiliki kekuatan ketika Dion di sisiku. Namun, aku harus menelan kecewa. Mematung sejenak ketika melihat sosok yang disambut Ibu dengan hangat.

“Sehat?” tuturnya.

“Alhamdulilah, sehat, Pak Faqih. Mari duduk!”

Wajah sumringah Ibu ketika mempersilakan lelaki yang datang dengan kemeja abu-abu lengan pendek dan celana bahan itu pun begitu kentara. Seolah tengah menemukan jarum yang terselip di antara tumpukkan jerami.

Aku lekas mundur lagi ke belakang beberapa langkah, berniat hendak bersembunyi kembali ke dalam kamar. Namun, sepertinya Ibu sudah berdiri di ambang pintu. Kudengar titahnya memanggil.

“Ayu, buatin minum dulu buat Pak Faqih,” tuturnya.

“Iya, Bu.” Akhirnya itu yang aku ucapkan.

Lekas beranjak ke dapur dan membuatkannya teh manis hangat dalam cangkir keramik bermotif bunga. Kubuka tudung saji, rupan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Satria izzet ilhami
Dati awal cerita sdh ok, alur cerita jg asik... sayangnya di bab ini sy anggap cacat nih... maaf ya thor
goodnovel comment avatar
Satria izzet ilhami
kok ya nunggu sampe 5 hari batu nyamperin dion. Harusnya stlh sadar, mampir dulu ke dokter atau RS utk test darah sbg bukti darahnya mengandung obat tidur trus bikin laporan polisi. lagian jg, dg ditangkapnya dewi & temannya, hrsnya Ayu jg dipaggil poliSi utk dimintai keterangannya sbg korban.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status