Home / Rumah Tangga / DILECEHKAN CALON SUAMIKU / PERTEMUAN DENGAN CALON SUAMIKU

Share

PERTEMUAN DENGAN CALON SUAMIKU

Author: Mata coklat
last update Last Updated: 2024-02-05 15:44:33

Bunda terus mengusap bahuku, sehingga perasaanku mulai sedikit tenang. Setelah itu, Pak Ustdaz Danu kembali berbicara.

"Alvin meminta Bapak untuk mempertemukan kalian lagi, apa Zahra mau?" tanya Ustdaz Danu.

Aku hanya menunduk, apakah siap aku melihat wajah itu lagi? Sementara cengkeraman tangan kekarnya, kini mulai terasa lagi setelah tahu kalau wajah yang kemarin aku temui adalah wajah pemerkosa itu.

"Besok, Bapak akan ke sini bersama Alvin, boleh?" tanya Ustadz Danu lagi.

Malam itu tanpa izin kak Alvin merenggut kesucianku, sekarang dia ingin menemuiku sebagai calon suami. Apakah ini salah satu ujian jalan hijrahku, ya Rabb?

Aku menatap Bunda yang sekarang ada di sampingku. Beliau tidak berkata apa-apa hanya tersenyum setengah mengangguk.

"Iya, Pak Ustadz. Boleh." Hanya itu yang bisa aku jawab.

Ucapan hamdallah terucap dari mulut Ustadz Danu. Setelah obrolan singkat, Ustadz Danu pun pulang.

Aku juga ingin tahu apa yang akan Kak Alvin jelaskan besok.

Kenapa dia menutup mulutku dengan kasar, ketika aku berontak menggigitnya?

Kenapa dia dengan begitu keras menampar wajahku hingga kesadaranku berkurang?

Dan kenapa sampai sekarang,  aku bisa merasakan setiap sentuhan tangannya yang melucuti pakaianku hingga tak sehelai benang pun menempel di tubuhku?

"Zahra!" suara Bunda mengejutkanku, dengan cepat aku mengusap kristal bening yang mengalir deras di pipiku.

"Bunda mau tanya. Apa tujuan Zahra saat memutuskan untuk hijrah, menutup aurat dan mulai mendalami ilmu agama?"

"Zahra hanya mengharapkan ridho Allah, Bun. Saat Pak Ustdaz menyuruh berta'aruf, Zahra ingin menyempurnakan beribadah dengan menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga yang baik, tapi... " ucapanku terhenti.

"Tapi ternyata calon suamimu adalah perenggut kesucianmu...."

Aku hanya mengangguk.

"Saat kamu mengakui kalau kamu sudah tidak perawan lagi, Alvin begitu mantap menjawab menerima kamu. Sekarang kamu tahu kalau Alvin pemerkosa itu, tidak kah kamu memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri?"

"Kesempatan? Ketika aku berusaha melepaskan tubuhnya saat mendekapku dari belakang, apakah dia memberiku kesempatan untuk berlari? Dia malah mendorongku kesemak-semak dan tidak ada ampun menyiksaku yang tidak berdaya."

"Mungkin banyak pemuda yang mau menikahimu. Kamu cantik. Namun, apakah ada yang mau nerima masa lalumu? Kalau memang ada, apa tidak akan menjadi masalah dimasa depan? Istikharahlah, Nak! apapun keputusanmu besok, Bunda akan selalu mendukung!"

****

Pagi sudah siap ketika mentari datang, ia menyambutnya dengan embun mengiringi.

Hari ini bersama Ustadz Danu, Kak Alvin benar-benar datang. Dia meminta maaf karena di pertemuan pertama dia meninggalkan kami begitu saja.

Berempat duduk di ruang tamu yang tidak terlalu luas, aku selalu di dampingi Bunda, Kami siap mendengar penjelasan dari Kak Alvin.

"Aku anak tunggal yang terlahir dari keluarga kaya harta, tapi miskin akan akhlak. Mereka memberiku kemewahan. Namun tidak kasih sayang, aku bahkan bisa ingat seumur hidup mereka hanya 5 kali kami bisa berkumpul dimeja makan, selebihnya mereka disibukan dengan pekerjaan." Kak Alvin menghela nafas sejenak.

Itu sebabnya, setelah puas menikmati tubuhku kak Alvin mengeluarkan uang dari dompetnya dan memasukannya dalam tas ku.

Malam itu aku seperti pelacur yang selesai mengerjakan tugas melayani pelanggan. Kak Alvin membeli kesucianku dengan uang.

"Dua hari sebelum malam itu, kedua orang tuaku meninggal dunia. Hidupku hancur, karena walau bagaimanapun mereka adalah orang tuaku. Aku sangat menyayangi mereka."

"Aku pergi menemui kekasihku untuk berkeluh kesah, tetapi sekali lagi takdir membuatku terluka. Aku melihat dia bercumbu mesra dengan pria lain diteras rumahnya. Aku sakit hati dan mabuk hingga malam itu aku melihat seorang gadis berjalan kearahku, lalu ku lampiaskan amarahku padanya."

Deg!

Jantungku serasa terhenti untuk pertama kalinya benteng keperawananku terenggut.

"Sungguh sakit Kak, kenapa kamu tidak menghiraukanku yang memohon belas kasihanmu."

"Aku benar-benar menyesal, Zahra! Sepulang dari sana aku kecelakaan dan koma selama 5 hari. Dan setelah sadar, aku berusaha mencarimu, aku ingin mempertanggung jawabkan perbuatanku, tapi kamu sudah pindah. Tidak ada warga yang tau kemana kamu pindah."

"Ayah dan ibu sengaja mengajakku pindah, cibiran masyarakat membuat aku semakin terpuruk. Mereka ingin aku memulai hidup baru dengan melupakan kejadian buruk itu. "

"Zahra, jadi apa keputusanmu?" tanya Ustadz Danu.

Aku menyeka airmata ini, mendengar penjelasan kak Alvin aku semakin bingung. Apakah aku harus merasa kasihan sementara dia tidak mengasihaniku malam itu.

"Boleh aku menjawabnya besok?" perlahan ku tatap wajah kak Alvin yang penuh airmata.

Kak Alvin mengangguk sembari menyeka matanya.

"Apapun jawabanmu, Aku mohon maafkan aku!" ucap kak Alvin memohon.

"Kalau begitu kami pamit pulang." Ustadz Danu beranjak dari duduknya, disusul kak Alvin. Mereka pun pulang. Meninggalkan banyak keresahan dalam hatiku.

Malam ini, di sepertiga malam akan ku guncang pintu langit dengan istikharah. Agar sang khaliq dapat membuka pintu jawaban akan takdirNYA yang penuh misteri ini.

Apakah aku harus menerima pemerkosa itu yang sudah hijrah sebagai suamiku? Atau tetap memaafkan tanpa harus menikah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    PARFUM WANITA DI KEMEJA KAK ALVIN

    Kesibukan kak Alvin membuat jarak di antara kami. Dengan susah payah aku menepis jarak ini agar bisa melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru dengan kak Alvin. Namun, sudah hampir dua bulan kak Alvin selalu di sibukkan dengan pekerjaannya.Ponselnya selalu berdering hampir setiap saat.Berangkat pagi dan pulang malam, malah kadang sampai dini hari. Mungkin karena dia belum dapat asisten pribadi yang baru. Semua pekerjaan dia yang pegang.Malam ini kak Alvin terlihat sangat letih. ia membuka kemejanya dan langsung merebahkan dirinya di atas ranjang." Udah sholat?"tanyaku, menghampiri."Sudah" jawabnya singkat. Ia memaksakan tubuhnya yang letih untuk menuju ke kamar mandi." Aku mandi dulu yah" ucap kak Alvin meninggalkanku.Sementara kak Alvin mandi, aku memunguti kemejanya yang berserakan. Namun, hidungku seakan mencium bau parfum wanita. Aku pun memastikan sekali lagi dengan mendekatkan hidungku di kemeja kak Alvin.Memang b

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    KESIBUKAN KAK ALVIN

    "Sayang bangun" bisik kak Alvin terdengar di telingaku.Aku mengedipkan mata beberapa kali, rasanya enggan terbuka. Tubuhku masih terasa lemas akibat pertarungan semalam. Bukan pertarungan mencari siapa yang menang atau yang kalah, melainkan awal dari pembuahan cinta kami."Hari ini kita akan datang ke pemakaman Beni" lirihnya, masi berada di atas wajahku. Hembusan nafasnya tercium menyegarkan dengan aroma mint." Bagaimana aku akan bangun, kalau kakak terus berada di atas ku" ucapku tersipu." Maaf!" kak Alvin salah tingkah dan langsung menggeser tubuhnya. Ia pun berdiri kemudian duduk di sofa mengambil Al-Qur'an kecil.Menunggu untuk sholat subuh berjamaah. Sementara itu, aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu subuh sudah mau habis, sepertinya matahari tidak sabar menunjukkan Kilauan cahayanya.Sholat subuh selesai, sarapan pun sudah di habiskan. Kami bergegas menuju tempat Beni di kebumikan.

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ASISTEN ALVIN YANG MENGALAMI KECELAKAAN

    Aku menguatkan hati dan tubuh ini, mengajak Lina mengantarku menuju rumah sakit yang di beritakan di tv, aku ingin memastikan kalau berita itu salah.Berulang kali aku menghubungi ponsel kak Alvin, namun selalu berada di luar jangkauan. Di balik kegelisahan ini, tak henti aku memainkan jemariku memutar tasbih menyebut asmaNYA.Sampai Ba'da Dzuhur mobil belum juga sampai di rumah sakit, akupun memutuskan sholat di masjid pinggir jalan raya." Aku akan lebih belajar menjadi istri yang baik ya Allah. Ku mohon beri aku kesempatan!" Doaku, ku khususkan untuk kak Alvin.Selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan.Satu jam kami berkendara akhirnya sampai di rumah sakit.Aku berlarian menuju kamar mayat yang di tunjuk salah satu perawat, ketika aku bertanya tentang korban kecelakaan dengan menggunakan mobil kak Alvin.Setibanya di depan ruangan itu, terlihat ada beberapa polisi, dan kak Alvin? apa dia benar kak Alvin? Ku langkahkan

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENINGGAL

    " Tadi Aku mampir ke rumah bunda" kak Alvin melepaskan genggaman tangannya." Kata Bunda, Farel tidak bisa di selamatkan"DegDetakan jantungku melemah, tulang tulang di tubuhku seakan copot dari persendian, mata ini tidak bisa menahan untuk terpejam. Semua gelap."Zahra! Bangun Zahrah!"Aroma minyak kayu putih menyengat di hidungku, perlahan ku buka mata ini. Terdengar suara kak Alvin memanggilku." Kak Alvin" lirihku mendudukan tubuh ini yang awalnya terbaring di atas ranjang." Kamu, gak apa apa?" tanya kak Alvin, raut wajahnya begitu panik."Aku baik baik saja,Kak . Maaf" tangisku pun pecah. Ia langsung memelukku yang menundukkan kepala." Maafkan aku, Kak. Ampuni aku!"Sungguh hati ini tidak bisa menahan duka yang sedang menyelimuti. Meski kucoba tegar, namun tidak bisa di pungkiri, perasaanku terhadap Farel masih ada. Ya Allah hina sekali diri ini." Istirahatlah Zahrah""

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    BERZIARAH KE MAKAM MAMAH PAPAH,DAN AYAH

    Cahaya mentari pagi sudah mulai masuk melalui cela cela jendela yang sengaja aku buka. Hari ini aku dan kak Alvin berencana berziarah ke makam mamah, papah, dan ayah.Aku membantu kak Alvin mengenakan pakaiannya, nampak jelas kalau dia masih merasa sakit di bagian punggungnya.Sesekali pandangan kami bertemu, menimbulkan rasa canggung dan membuat tanganku gugup kalau harus memasukkan kancing satu persatu kemejanya.Setelah selesai bersiap kami langsung berangkat ke pusara Mamah dan papah terlebih dahulu. Masih dalam kebisuan, di dalam mobil kami seperti orang asing bukan layaknya pasangan suami istri."Zahra,apa hobi kamu?" tanya kak Alvin mengajakku mengobrol." Menulis,kak," jawab ku singkat." Makanan favorit?"" Nasi"Seperti ada yang aneh dengan jawabanku, kak Alvin malah terkekeh. Aku langsung menatapnya."Ma'af" ia menghentikan tawanya. suasana kembali hening. Hingga mobil berhenti di lahan parkir tempat p

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENGOPERASI TATONYA

    hari pernikahanpun tiba, sesuai permintaanku tidak ada kemeriahan, hanya beberapa keluarga yang datang" Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Nur Aulia binti Khosim dengan maskawin tersebut. Tunai! "" Sah? ""Sah !""Alhamdulillah "Kak Alvin menyematkan cincin di jari manisku, dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri mencium punggung tangannya.Setelah malam itu, tanganku kembali tersentuh olehnya . Dulu disertai rasa takut, sedangkan sekarang dengan menyebut nama Allah terasa nyaman. Dia suamiku.Akan nikah selesai semua tamu berangsur pulang, termaksud Bunda. Hiasan pengantin yang memang tidak terlalu banyak, tidak memakan waktu lama untuk merapikan kembali.Walau tidak ada resepsi atau pesta yang mewah , namun hari ini begitu melelahkan. Aku letih.*****" Kita sholat sunah dulu," Ajak kak Alvin.Kami pun menunaikan sholat 2 rakaat. Setelah selesai sholat kak Alvin membuka baju kokoh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status