DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 18Cinta pertamaku itu tergolek lemah di atas tempat tidur yang kotor. Bau tak sedap seketika menguar dari dalam kamar tersebut. Sungguh pemandangan pilu yang mengiris hati. Sakit rasanya melihat orang yang kita cintai lemah tak berdaya tanpa ada seorangpun yang mengurusnya. Melihat kedatanganku, Ayah tersenyum dan bibirnya bergerak-gerak seakan ingin berkata-kata namun tak mampu diucapkannya. "Maafkan Alisha Yah, baru sekarang sempat menengok Ayah," Aku merasa sangat bersalah melihat kondisinya saat ini. Sepertinya ibu dan anak itu tak mengurus ayah dengan baik. Terbukti saat kondisinya seperti ini, mereka justru sibuk di luaran sana tanpa mempedulikan kondisi ayah yang sedang sakit. "Haus ... minta air"Suara Ayah terdengar lirih, tangannya berusaha menggapai gelas yang ada di atas meja samping tempat tidur. Melihat kondisi Ayah yang tak berdaya, cairan bening berjatuhan dari pelupuk mata tanpa dipinta. Aku tak sanggup membayangkan kondisi Aya
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 19Kupandangi wajah ayah yang terlelap karena pengaruh obat. Wajah yang dulu tampak semangat dan berseri-seri ketika bersama ibu, kini tampak kusut tak terurus. Badannya yang dulu tegap berisi, kini tampak begitu kurus, tinggal kulit pembungkus tulang. Kenapa nasibmu semalang ini yah? Tak lama kemudian, Mang Sukri kembali memasuki kamar dengan membawa sebuah bungkusan plastik. "Ini Non, dimakan dulu! Non pasti lapar kan sejak tadi belum makan?"Mang Sukri menyerahkan bungkusan yang dibawanya itu kepadaku. "Mang sendiri tidak makan?" Tanyaku padanya karena makanan yang dibawanya hanya sebungkus. "Saya sudah makan di bawah tadi. Sengaja saya bungkuskan itu untuk Non. Makanlah!"Meski rasanya tak berselera, namun tetap kupaksakan untuk makan, karena kalau sampai aku sakit, lalu siapa yang akan merawat ayah? Selesai makan, aku bermaksud untuk mengabari Oma tentang kondisi Ayah. Akan kukatakan juga kalau aku belum bisa kembali ke sana karena harus me
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 20"Ayah tak usah berpikir macam-macam, yang penting sehat dulu. Makan yang banyak, setelah ini minum obatnya lagi ya?" kataku lembut sembari menyuapi Ayah makan siang. "Iya Nak, kamu tak usah khawatir karena Ayah akan segera sembuh sehingga tak memerlukan bantuan orang lain lagi untuk mengurusku. Setelah ini, kamu bisa kembali bersama suamimu. Anak gadisku harus bahagia, sudah cukup kamu menderita selama ini.""Bukan begitu maksudku Yah, aku hanya ingin Ayah kembali sehat seperti semula, itu saja. Bahkan aku tak keberatan bila Ayah bersedia untuk ikut bersamaku nanti. Justru Alisha merasa senang, bisa selalu dekat dengan Ayah,"Mendengar kata-kata Ayah, entah kenapa rasanya tak bisa menahan air mata. Seolah ada yang janggal dalam ucapannya kali ini. "Kenapa malah menangis, kamu tak senang kalau Ayah kembali sehat dan bisa mengurus diri sendiri?" tanya Ayah sembari menggenggam lembut jemariku. "Bukan seperti itu , tapi Alisha merasa bersalah kalau
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 21Setelah itu, kukecup kening Ayah sambil terus melantunkan talqin untuknya. Perlahan tubuh Ayah menegang, kemudian napasnya kian menderu seiring suara alat penghitung detak jantung yang berbunyi panjang."Innalillaahi wa inna ilaihi roojiuun." Tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata perasaanku saat itu. Duniaku seakan runtuh, tubuhku lemas seakan tak bertulang. Malam itu menjadi saksi kepergian cinta pertamaku. Melihat kondisiku yang juga ikut lemah, Suster yang berada di situ berusaha menguatkanku. Dia mengelus kepalaku dengan lembut kemudian meminjamkan bahunya untukku menumpahkan segala duka lara. Sesaat kemudian, aku teringat bahwa jenazah ayah harus segera di urus. Segera kucari nomor Ulfa sahabatku untuk mengabarkan kepada Bu Rosma dan adik tiriku bahwa Ayah sudah meninggal dunia. Bagaimanapun juga mereka pernah menjadi bagian dari kehidupan Ayah, sehingga mereka juga berhak tahu mengenai berita ini. Beberapa menit kemudian, Ulfa kembali me
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 22Malam harinya, para tetangga yang ingin ikut mendo'akan ayah sudah berdatangan. Aku sangat bersyukur meski jarang berada di rumah ini, namun para tetangga masih begitu baik kepadaku. Ketika acara sudah di mulai, dari kejauhan tampak sebuah taksi memasuki halaman. Tak lama kemudian, Bu Rosma keluar sembari memapah Rista yang berjalan dengan sempoyongan. "Hai, ngapain kalian berkumpul di rumahku? Siapa yang mengundang kalian untuk berpesta di rumah ini hah!"Tanpa tahu duduk perkaranya, Rista yang setengah mabuk itu tiba-tiba berbicara ngelantur di hadapan banyak orang. Bu Rosma yang tampak malu segera membekap mulut anaknya. Sementara Rista yang mendapat perlakuan seperti itu, tak terima dan mendorong Bu Rosma hingga terpelanting dan jatuh ke lantai. Sebagian ibu-ibu berusaha menolong Bu Rosma, namun di cegah oleh Rista. "Hay, ngapain kalian tolongin perempuan itu? Biarin aja dia mati sekalian, karena dia telah__,"Belum sempat Rista melanjutka
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHAku tak bisa melihat dengan jelas, karena terhalang rimbunan bunga di sampingnya. Siapa pria itu? Sepertinya tak asing bagiku.Penasaran, kudekati pria itu namun kuurungkan karena Oma sudah memanggilku. "Sayang, kamu sudah sampai? Kemarilah!"Oma menyuruhku duduk pada kursi di sebelahnya. "Ada apa Oma?" Tanyaku serius. "Maafkan Oma dan Rendi suamimu ya, karena kemarin tak bisa menghadiri pemakaman ayahmu. Oma turut berbela sungkawa atas meninggalnya ayahmu. Kamu yang sabar ya, semua ini sudah ketetapan-Nya."Mendengar ucapan Oma, hatiku yang sudah tenang mendadak terusik lagi. Bayang-bayang ayah kembali hadir dalam benakku. "Sekarang aku sendiri, sudah tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini Oma,"Melihat kesedihanku, Oma menarik tubuhku dalam pelukannya. Pada tubuh yang sudah sepuh itulah kutumpahkan segala sesak yang sejak kemarin menghimpit dada. Kutumpahkan segala duka lara dalam dekapan Oma yang hangat. Aku dapat merasakan ketulusan yang Oma beri
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 24Setelah menunggu beberapa menit namun tak ada lagi percakapan, aku kembali berjalan menuju kamarku sendiri. Namun belum sempat membuka pintu, aku mendengar suara tangisan Zahra dari lantai atas. Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menuju ke kamar itu. Sesampainya di sana, kulihat Bi Imah sedang kerepotan menenangkan Zahra. Bayi itu berontak ingin lepas dari gendongan. "Zahra kenapa Bi, kok nangisnya kenceng banget?" Kudekati bayi mungil itu, namun tangisnya tak juga berhenti."Sepertinya kehausan dia, mana Mbak Susi bikin susunya lama banget lagi." Jawab Bi Imah seraya menepuk-nepuk pantat Zahra pelan. "Yaudah Bi, biar aku aja yang bikinin susunya. Tunggu bentar ya Sayang,"Akupun kembali turun ke dapur untuk menyusul Mbak Susi yang katanya lagi membuat susu. Namun sesampainya di sana, tak kutemukan keberadaan pengasuh Zahra tersebut. Kemana perginya wanita itu?Tak ingin membuat Zahra semakin lama menunggu, segera kuambil susu dan menyeduhnya
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 25Belum sempat Bi Imah menjawab pertanyaanku, kulihat Mbak Susi sudah muncul di depan pintu kamar. Aku segera menyenggol lengan Bi Imah, memberi kode tak aman kalau orang yang kami bicarakan ada di depan mata."Maaf Non, biar saya yang gendong Non Zahra. Ini kan memang tugas saya," ujar Mbak Susi pura-pura sok tanggung jawab."Tak apa Mbak, Zahra juga anteng kok dari tadi. Iya kan Bik?" Jawabku sembari mencolek lengan Bi Imah. "I ... iya Mbak, Zahra anteng kok. Sepertinya dia sangat nyaman bersama Non Alisha. Mungkin dia tahu mana orang yang tulus dan tidak."Kali ini kudengar nada Bi Imah sedikit ditekan saat mengucapkan kalimat itu. Mendengar jawaban Bi Imah, Mbak Susi hanya diam, namun terlihat jelas kalau dia tak suka mendengarnya."Ya udah Bi, karena Mbak Susi sudah kembali, jadi saya mau ke kamar dulu." Kataku sembari menyerahkan Zahra kepada Mbak Susi. "Susunya dihabisin ya Sayang!" Kataku pada Zahra yang masih sibuk meminum susunya. Setel