Share

JADI BAHAN OMONGAN part 4

last update Last Updated: 2022-10-30 09:34:28

"Jangan menangis, lebih baik sekarang kita makan bersama."

Bapak mengangguk setuju, kami duduk lesehan di bawah dengan beralaskan tikar. Rumah Bapak belum dikeramik, lantainya hanya dipelur saja.

"Dihabiskan ya, Pak, Bu, makanannya. Arumi juga beli lauknya lagi yang dipisah, takut nanti kalau malam Bapak sama Ibu lapar. Nanti habis ini Arumi akan masak nasi dan air panas."

Aku juga tadi sempat mampir ke tukang buah membeli apel juga mangga untuk orang tuaku, dan membeli obat batuk untuk Bapak di Apotek.

"Arum, Bapak dan Ibu sudah tua. Tinggal kamu, si bungsu yang belum menikah. Semoga umur Bapak panjang agar bisa melihatmu menikah dengan laki-laki pilihanmu. Laki-laki yang baik, bertanggungjawab, saleh. Dan bisa menjadikanmu istri yang saleha."

"Iya, Rum. Jangan terlalu memikirkan Bapak dan Ibu, jika kamu memang sudah ada calon dan ingin menikah. Bawa ke rumah calonmu, kenalkan pada kami," sambung Ibu.

kuhela napas panjang dan menatap Ibu juga Bapak secara bergantian, setelahnya aku tertunduk.

"Arumi belum ada kepikiran untuk menikah," jawabku pelan.

"Kenapa? Khawatir sama keadaan Ibu dan Bapak?" tanya Bapak menghela napas.

Aku mengangguk pelan.

"Nggak usah terlalu mengkhawatirkan kami berdua. Kamu juga punya kehidupan sendiri, Nduk," kata Ibu.

Bagaimana bisa aku tak mengkhawatirkan Bapak dan Ibu. Sedangkan saat ini prioritasku adalah mereka. Mereka kebahagiaanku.

Aku inginnya jika suatu saat nanti menikah, suamiku bisa mengerti kondisiku saat ini. Syukur-syukur mau mengajak orang tuaku untuk tinggal bersama.

Saat ini usia Bapak sudah tujuh puluh lima tahun, dan usia Ibu enam puluhan. Bapak menikah di waktu umur hampir menginjak empat puluh, menikahi Ibu yang seorang janda ditinggal mati dengan suami terdahulunya tanpa anak.

Kata Bapak, tidak ada yang mau dengan pria miskin seperti dirinya. Sampai waktunya Bapak bertemu Ibu lalu menikah.

Dert! Dert!

Ponselku bergetar, ada notifikasi pesan yang masuk. Ah, ternyata dari Mbak Wisna.

[Arum, kenapa kamu lancang sekali mematikan telepon Mas Aron? Bilang pada Ibu dan Bapak, hari minggu kami akan berkunjung ke rumah. Masakin makanan yang enak.]

Sumpah demi Tuhan ....

Jika mereka bukan saudara kandungku dan aku anak tertua. Mungkin sudah kut*mpar itu mulutnya.

Tidak aku balas apapun pesan dari Mbak Wisna pada grup WA yang ia buat. Grup keluarga malah berisi postingan pamer.

Mereka sanggup beli ini dan itu, tapi saat pulang kampung dan main ke sini tak ubahnya seperti pengemis yang kelaparan.

[Kemarin Arumi juga menghina rendang yang aku berikan untuk Bapak dan Ibu.] Mbak Ayu mengadu.

[Memang si Arum ini sekarang jadi kurang ajar sama Mas dan Mbaknya. Pantas aja belum ada lelaki yang melamar dirinya. Orangnya arogan seperti itu.]

Kali ini Mbak Delia---istri Mas Aron ikut berkomentar tentang aku.

Kini Kakak kandungku dan Kakak iparku saling membalas pesan itu dengan membicarakan perilaku-ku. Peduli setan!

[Info ngantemi kowee, ayok gelood karo aku!]

Aku sudah mengetik untuk membalas pesan mereka. Tapi tak jadi, aku kembali menghapusnya. Emosi saja tak akan membuat mereka sadar.

Aku rindu dengan Mas dan Mbakku yang dulu. Walaupun hidup serba pas-pasan tapi kami hidup rukun. Saling menguatkan dan berbagi.

Sekarang semuanya berubah setelah mereka memiliki kehidupan masing-masing. Memang benar, lingkungan sekitar akan merubah seseorang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Haizam Abu Talib
Same. Same info.. Sering mau dpointt
goodnovel comment avatar
Potato Peach
mending gak usah gabung grup nya dr pada cm lihatin d gibahin terus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   TAMAT part 72

    SERANTANG RENDANG BASI part 72"Gila, ya, kamu. Tega menjual istri sendiri ke klien hanya demi uang!" teriak Meisha pada Pandu."Kamu pikir aku benar-benar masih mau menerimamu, setelah kamu membohongiku, hah? Aku tau semuanya bahwa anak yang sempat kamu kandung itu adalah bukan anakku!" tukas Pandu yang membuat Meisha seketika bungkam."Tidak usah sok suci dan menangis tersedu begitu. Bukankah kamu sendiri suka berganti-ganti pasangan dengan mencari laki-laki kaya? Sekarang aku berbaik hati dengan mencarikanmu laki-laki kaya!" Pandu tertawa puas.Meisha meruntuk kebodohannya sendiri karena begitu percaya dengan semua ucapan manis Pandu.Kini ia menyesali semuanya karena lebih memilih menjadi Pandu dibanding dengan David dulu."Gara-gara kamu aku dapat ancaman dari istri laki-laki itu Pandu!" teriak Meisha."Sebelumnya kamu juga merebutku dari Ayu bukan? Jadi sekarang kenapa kamu mengeluh? Bukankah sebutan pelakor itu memang pantas untuk dirimu, Meisha?" tegas Pandu dengan tangannya m

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   ARUMI MELAHIRKAN part 71

    SERANTANG RENDANG BASI part 71"Assalamualaikum."Kedatangan Refaldy bersama dengan keluarga Clara dan juga ustaz serta kiyai, membuat orang-orang di rumah Arumi terlihat bingung.Arumi membuang napas lega dan tersenyum senang melihat suaminya kembali dalam keadaan baik-baik saja."Waalaikumsalam."Semuanya dipersilakan untuk duduk di ruang tamu. Berkumpul bersama seperti sedang menghadiri sebuah rapat penting.Refaldy memeluk Arumi dan mengusap pelan perut Arumi yang membuncit, ia terlihat lega karena mengetahui Arumi baik-baik saja.Ibu dan Bapak serta yang lainnya saling bersalaman dan berkenalan. Lalu Ayu, Ratna dan Devi segera pergi ke dapur untuk membuatkan minuman dan mengeluarkan cemilan untuk dihidangkan."Sedang ada urusan bisnis ya, Nak?" tanya Bapak membuka obrolan lebih dulu."Bukan, Pak. Nanti Refaldy akan jelaskan, tapi untuk itu Refaldy akan menghubungi orang tuaku dulu dan juga Paman Adiwijaya."Dengan lihai jemarinya langsung menelepon orang tua dan juga pamannya unt

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   AKIBAT PERBUATAN MUSYRIK part 70

    SERANTANG RENDANG BASI part 70"Di sini sudah kembali aman. Namun ayahmu saat ini sedang kesakitan dan berada di rumah orang jahat itu, kita harus membawa ayahmu kembali pulang untuk diruqyah juga," ucap kiyai."Apakah rumah orang tuaku benar-benar sudah aman, Pak?" tanya Clara memastikan."Insya Allah sudah aman kembali, apa kamu tau di mana rumah wanita itu?" tanya Pak kiyai."Tau, Pak. Ayo saya antarkan. Mama sementara waktu tinggal di rumah Bude dulu ya?" pintanya pada Bude Ning."Iya, Nduk, mamamu lebih baik tinggal bersama Bude dulu agar aman. Sekarang lebih baik cepat-cepat kamu ke rumah gundik itu untuk menyelamatkan papamu!" titah sang Bude.Gegas mereka semua kita pergi dari rumah Pak Darsa. Seruni kini sudah masuk ke dalam mobil Bude dan anaknya.Sementara Clara dan yang lainnya ikut masuk ke dalam mobil Refaldy dan Clara yang akan mengarahkan di mana lokasi Lina saat ini.Dengan berdoa dan mengucapkan bismillah Refaldy mulai melajukan pelan mobilnya, meninggalkan halaman r

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   RUQYAH part 69

    SERANTANG RENDANG BASI part 69Devi memungut benda tersebut dan langsung melemparkannya lagi setelah mengetahui itu boneka dengan banyak darah."Siapa yang melemparkan ini ke dalam rumah?" gumam Arumi."Apa ada maling yang masuk, Rum?" tanya Ratna."Nggak mungkin sih ada maling yang masuk, soalnya perkomplekan ini dijaga dengan sangat ketat sekali," ujarnya."Lalu ini?" tanya Devi bingung."Kita mengaji bersama saja untuk mengusir bala!" ajak Arumi.Arumi memanggil Bapak dan Ibu untuk ikut mengaji bersama di ruang tamu. Setelah berkumpul dan mengambil wudu kini mereka mengaji bersama.Arumi tak bilang jika ada seseorang yang melemparkan batu dan boneka penuh darah ke dalam rumahnya pada kedua orang tuanya.Pecahan kaca jendela yang berserakan langsung dibereskan oleh ART dan Arumi beralibi kalau ia tak sengaja melemparkan sesuatu ke kaca, karena ada kecoa yang terbang.Arumi juga sudah mengirim pesan pada Refaldy dan Clara, bahwa rumahnya dapat teror. Mungkin saja itu teror dari ilmu

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   TEROR part 68

    SERANTANG RENDANG BASI part 68Seruni memeluk Clara erat sekali, bahkan tangannya mencengkram Clara dengan sangat kuat karena ketakutan yang berlebihan."Ma, jangan seperti ini, Ma."Clara meringis kesakitan karena Seruni semakin lama semakin mencengkram kuat lengan Clara.Clara menepis kasar tangan Seruni karena lengannya perih, kuku Seruni menusuk ke kulit lengan Clara.Kini bola mata Seruni semuanya tampak memutih, kepalanya mendongak ke atas dengan gigi yang gemeretak.Di keadaan seperti ini Clara tidak tahu harus berbuat apa. Ia berusaha mendekati Seruni lagi namun dengan sangat cepat tangan Seruni mencekik lehernya hingga ia kesulitan bernapas."Mati!" pekik Seruni sambil terus mencekik Clara.Sebisa mungkin Clara berusaha melepaskan cekikan Seruni dan membaca doa semampu yang ia bisa dan ia hafal."Aaarrgghh!" teriak Seruni sambil menutup kedua telinganya.Setelah berteriak sangat kencang perlahan tubuh Seruni melemah, pandangannya mengabur lalu jatuh pingsan.Terlepas dari ce

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   RUMAH TERJUAL/ADA POCONG part 67

    SERANTANG RENDANG BASI part 67Mami Delia meminta Sesil untuk menurunkan uang denda yang ia minta. Namun Sesil tak pedulikan itu, ia tetap pada pendiriannya meminta denda dengan jumlah lima milyar.Gugatan cerai pun sudah ia layangkan ke pengadilan agama dengan membawa bukti dan saksi. Delia terlihat frustasi dengan keadaan yang sekarang ia jalani.Anak dibawa oleh mantan suaminya serta papinya tidak mau lagi ikut campur permasalahan yang sudah ia buat.Tanpa rasa malu ia menghubungi Aron dan meminta uang untuk membantunya membayarkan denda, namun ditolak mentah-mentah oleh Aron.Lalu ia menghubungi Erik untuk membantunya membayarkan denda tersebut."Semua ini juga karena kecerobohanmu!" tukas Delia."Bantu aku untuk membayarkan denda dari istri sintingmu itu. Lagi pula istrimu itu kemaruk harta, dia memakai cara seperti ini untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Dasar miskin!" ketusnya."Aku akan bayarkan dendamu. Tapi kamu harus mau menjadi istriku!" ujar Erik."Tak masalah." Deli

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status