Share

PERDEBATAN part 7

"Walaupun orang sederhana tapi Refaldy punya etika dan sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Nggak kaya kamu dan istrimu, Mas."

Mungkin ucapanku ini sedikit lancang dan terlihat kasar untuknya. Tapi biarlah, biar mereka semua sadar.

"Rum, aku balik ya. Mas, Mbak, saya balik dulu. Assalamualaikum."

"Iya, Waalaikumsalam. Maafkan keluargaku, ya."

Refaldy berpamitan pulang, mungkin ia merasa tidak enak hati melihat pertengkaran antara adik dan kakak seperti ini.

"Kalau mau sama Arum harus kaya!" teriak Mbak Ayu dengan ketus yang sedaritadi hanya memantau perdebatan kami.

Refaldy menoleh dan menatap Mbak Ayu dengan wajah datar, lalu menoleh ke arahku juga dengan tatapan kasihan. Mungkin ia kasihan dengan hidupku.

"Nggak hanya kaya, tapi juga berattitude, Mbak," sahut Refaldy.

Setelahnya ia tancap gas dan pergi dari halaman rumahku. Aku pun masuk ke dalam rumah dan menemui Ibu juga Bapak.

Kucium punggung tangannya dengan takzim lalu duduk di tengah-tengah Ibu dan Bapak.

Sepertinya jangan sekarang aku menceritakan kalau toko tempatku bekerja mengalami kebangkrutan. Bisa-bisa nanti jadi bahan omongan oleh saudaraku.

Semoga juga hari senin nanti aku dan Ratna diterima oleh tempat yang akan dibawa Refaldy. Semoga masih ada lowongan pekerjaan di sana untukku.

"Ibu masak apa?" tanyaku.

"Ayam goreng, sayur bening, tempe tahu dan sambal, Rum. Ada lalapannya juga."

"Tapi Mbak dan Mas-mu nggak mau makan ini," ucap Ibu lirih.

"Biarkan aja, Bu. Jangan dituruti lagi semua kemauannya. Bapak lama-lama juga muak lihat tingkah anak-anak kita. Wejangan yang selama ini kita kasih nggak mereka terapkan dalam kehidupan. Gayanya kaya kita ini orang kaya aja!"

Kali ini Bapak berkata dengan tegas, wajahnya terlihat kesal. Jika dulu Bapak selalu menasihati dengan lemah lembuh. Tapi tidak kali ini, aku tersenyum senang dengan ketegasan Bapak.

"Mau makan syukur, nggak mau yasudah. Biar aja mereka kelaparan," sambung Bapak lagi.

Ibu memandangku sendu, aku tahu hati seorang Ibu memang sangat lembut. Biarpun kelakuan anak-anaknya sangat mengesalkan tapi Ibu tetap bersikap sangat lembut dan berbicara sangat hati-hati, takut menyinggung hati anak-anaknya.

"Maaf, ya, Nduk, kalau Ibu nggak bisa tegas sama Mas dan mbakmu."

Matanya berkaca-kaca menatapku dengan suara bergetar menahan tangis.

Kuhela napas panjang dan mengembuskannya seraya merengkuh tubuh tua ibuku.

Orang tuaku sayang, orang tuaku malang. Ya, malang, karena sikap anaknya telah berubah karena harta.

Harta bisa merenggangkan hubungan orang tua dan anak, persaudaraan juga pertemanan.

Bahkan ada yang karena harta warisan akhirnya saling membun*h. Makanya Bapak dan Ibu selalu bilang untuk memperkuat agama dan mendekatkan diri pada Allah.

"Buu, kenapa nggak mau masak menu yang kami pinta? Biasanya kan selalu Ibu turuti."

Semua saudaraku masuk ke dalam rumah dengan mengkomplen masakan yang tidak dituruti oleh Ibu.

"Uangnya mana, kamu aja nggak kirim. 'kan kamu tau gimana kehidupan Bapak dan Ibu di desa. Beli seafood dan lainnya itu lumayan mahal, kasihan pakai uang Arumi mulu. Adikmu juga mau nabung untuk membeli motor," kata Ibu.

"Makanya nikah sama orang kaya, Rum. Biar kehidupanmu juga bisa berubah. Kaya aku nih, dulu mau apa-apa susah. Tapi setelah nikah semuanya berubah, mau beli ini dan itu pun aku mampu sekarang. Nggak kaya kamu, mau beli motor bekas aja harus nabung dulu," ucap Mbak Ayu.

"Oh, gitu, Mbak? Tapi kirim uang buat makan enak aja nggak mampu. Maunya nebeng mulu!"

"Bahkan rendang basi aja dikirim ke orang tua. Saking kamu mampunya tega, ya, ngasih makanan yang nggak layak buat Ibu dan Bapak. Coba kasih itu ke mertuamu, Mbak!" ucapku.

"Halah, Rum. Perkara uang untuk makan saudaramu sendiri aja kamu perhitungan!" ketus Mbak Delia--istri Mas Aron.

"Halah, Mbak. Perkara mau makan seafood aja sampai nyusahin mertua dan ipar. Nggak tau malu!" sahutku tegas.

Mau ngomong apa lagi kalian. Aku akan menjawabnya dengan fakta.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Potato Peach
seru bgt aku suka sm sikap arum yg tegas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status