Share

13. Bian

Melihat kelakuan busuk Tania tentu saja hati ini meradang. Enak saja rumahku dijadikan sarang mesum. Ini tidak bisa dibiarkan. Ega harus tahu.

Sayangnya lelaki itu teramat polos. Apapun yang dikatakan Tania, dia akan menelannya mentah-mentah. Sedangkan permintaan Tania, ibarat titah yang harus dikerjakan.

Oke. Aku tetap harus main cantik.

Untuk meredam emosi, aku menarik napas dalam-dalam. Lalu membuangnya perlahan. Tidak lupa beristighfar. Agar bisikan setan untuk melabrak Tania bisa aku kendalikan.

Tanganku gegas merogoh ponsel dalam tas panjang berwarna hitam ini. Di depan sana Tania dan pemuda yang tidak kuketahui wajahnya, masih asyik bercengkerama. Saatnya mengabadikan kebersamaan mereka.

CEKREK!

CEKREK!

CEKREK!

Mendengar bunyi flash dari ponselku, sontak Tania dan sang pemuda langsung menoleh. Wajah Tania terlihat menegang. Pastinya dia ketakutan karena telah terpegok olehku. Namun, entah kenapa sang cowok tampak santai saja. Bibirnya bahkan melengkungkan senyum untukku.

Dalam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status