Share

Bab 48

“Ah, Tante bisa aja,” jawab Ivan.

“Mama nggak usah ngenalin Ivan ke Aya, Ma. Mereka udah kenal, kok. Dulu pernah satu kampus dan satu jurusan, sebelum Aya milih jurusan lain.” Ada nada sinis dalam ucapan Mas Adam, dan aku sudah paham maksudnya.

Ivan berpamitan, pada Mas Adam, pada mama dan terakhir padaku. Dan aku bisa membaca komunikasi non verbal dari tatapannya yang seolah berkata, aku pulang, kamu baik-baik, ya.

Kupandangi punggung pria tinggi atletis itu, yang kembali menoleh saat mama tiba-tiba bertanya padaku.

“Kata Adam tadi malam kamu nginap di rumah teman, Nak. Teman yang mana?”

Aku terdiam sesaat. Antara memikirkan jawaban atas pertanyaan mama dan menghindar dari lirikan pria yang kembali menoleh itu.

“Ehm, i-iya, Ma. Semalam Aya nginap di rumah teman.”

Teman, dia memang hanya teman.

🍁🍁🍁

“Kenapa kemarin WA ke Nindya, bukan langsung nanya ke aku?”

Aku dan Mas Adam tengah duduk di ruang TV. Mama sendiri belum pulang dan sedang beristirahat di kamar tamu.

“Nindya laporan sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status