Share

8. PEMILIK MOTOR SPORT

Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Isna.

Di rumah sakit tadi Isna harus dipusingkan oleh pengunjung rumah sakit yang mengotori lantai kamar mandi dengan muntahan anaknya. Hebatnya bukannya meminta maaf, si pengunjung justru memarahi Isna karena persediaan tissue di toilet habis. Padahal seingat Isna, dia sudah mengganti tissue toilet dengan yang baru, tapi anehnya belum sampai tengah hari, tissue tersebut sudah habis?

Setelah lelah bekerja di rumah sakit, Isna harus kembali tertimpa musibah saat dirinya tanpa sengaja salah menyajikan pesanan untuk pengunjung resto tempatnya bekerja.

Malam ini pengunjung resto sangat ramai terlebih rekan kerja satu shift Isna yang bernama Awan tidak masuk. Jadilah Isna kerja rodi sendirian. Dari mulai membersihkan meja, kursi dan lantai resto, mengantarkan pesanan makanan dan minuman serta memastikan para pengunjung mendapatkan tempat kosong untuk makan.

"Saya tidak mau tau, saya mau menu ini diganti," ucap salah satu pengunjung yang merasa pesanan makanan yang dia pesan tidak sesuai dengan keinginannya.

"Tapi menu ini sudah sesuai dengan apa yang Nona pesan," ucap Isna mencoba menjelaskan. Menu makanan yang dipesan wanita ini harganya sangat mahal, jika sampai harus diganti, mau tidak mau, Isna yang akan merugi karena harus membayar pesanan sebelumnya.

"Saya tadi bilang tidak mau pakai bawang goreng! Tapi ini malah dipakaikan bawang goreng! Pokoknya saya tidak mau makan, saya mau ganti yang baru," ucap si pengunjung wanita itu yang kekeuh bahwa dia meminta makananya diganti.

Tak punya pilihan, Isna pun terpaksa mengalah. Mungkin memang salahnya tadi kurang teliti.

Setelah memastikan si pengunjung resto tadi mendapatkan menu makanan yang dia inginkan, Isna hendak kembali ke belakang untuk beristirahat sejenak.

Saat hendak berbelok, Isna bertabrakan dengan seorang lelaki yang merupakan pengunjung resto tersebut. Lelaki itu baru saja keluar dari toilet umum.

"Eh, ma-maaf, Pak Le, eh Om," ucap Isna tergagap, merasa bersalah karena terus berjalan menunduk dia malah jadi menabrak orang. Isna akui bahwa dirinya memang ceroboh. Sangat-sangat ceroboh.

Lelaki itu tampak membersihkan setitik noda makanan yang menempel di pakaiannya yang berasal dari nampan yang dibawa Isna.

"Oh, i'ts oke, tidak apa-apa," ucap si lelaki.

"Saya ambilkan tissue ya?"

Si lelaki mendongak hingga tatapan kedua manusia itu pun bertemu.

"Dokter Prin?" Pekik Isna tak percaya.

"Isna?" ucap lelaki bernama Prin yang berprofesi sebagai dokter yang bekerja di rumah sakit tempat Isna bekerja.

Prin adalah seorang dokter andrologi atau dokter spesialis yang memiliki keahlian khusus dalam menangani masalah pada sistem reproduksi pria.

"Kamu kerja di sini?" tanya Dokter Prin saat itu.

"Iya, Dok. Siang saya di rumah sakit, kalau malam saya di sini, hehehe," Isna jadi terkekeh.

"Wah, hebat ya, kamu seorang pekerja keras ternyata," puji sang dokter merasa kagum.

Sejak dirinya bekerja di rumah sakit Cipta Medika, Dokter Prin adalah satu-satunya dokter yang cukup ramah dan mau bergaul dengan semua kalangan tanpa memandang profesinya.

Meski pertemuan antara sang dokter dengan Isna terbilang sangat jarang di rumah sakit karena dokter Prin yang sibuk, namun setiap kali mereka berpapasan, pasti dokter Prin selalu menyapa Isna lebih dulu. Tak jarang Isna diajak sang dokter makan siang bersamanya di kantin rumah sakit.

"Ya beginilah Dok, tuntutan hidup," jawab Isna apa adanya.

"Pulang jam berapa kalau bekerja sampai malam begini?" tanya Dokter Prin lagi.

"Biasanya kalau lagi ramai bisa jam 12 ke atas Dok."

Kedua bola mata dokter itu membola. "Wah, hati-hati Isna. Sekarang banyak tindakan kriminal. Tidak baik pulang terlalu larut apalagi kamu seorang wanita," saran sang dokter mengingatkan.

"Ya habis mau bagaimana lagi Dok? Saya satu-satunya orang yang diandalkan untuk mencari nafkah supaya perekonomian keluarga tetap berjalan, jadi ya pasrahkan saja semuanya sama yang di atas, sayakan cuma menjalankan. Lagipula yang namanya musibah itukan nggak melulu harus tengah malam, kadang yang namanya penjahat itu di siang hari juga banyak," celoteh Isna lagi.

Dokter Prin tersenyum. Merasa kagum dengan sosok Isna.

"Yasudah kalau begitu, saya mau lanjut bekerja dulu," pamit Isna saat mendengar namanya sudah dipanggil oleh salah satu rekan kerjanya.

Sebelum Dokter Prin benar-benar pergi, sekali lagi Isna kembali meminta maaf atas kecerobohannya yang mengakibatkan kemeja sang dokter kotor.

Beberapa menit kemudian, Isna kembali ke depan untuk mengantarkan pesanan pengunjung lain. Tanpa sengaja, tatapannya tertuju pada sosok Dokter Prin yang saat itu sedang bercakap akrab dengan seorang wanita yang tadi memarahi Isna karena pesanannya salah.

Diam-diam, Isna mengumpat dalam hati.

Masa sih, cewek model begitu pacarnya Dokter Prin? 

Mendingan juga aku kemana-mana!

*****

Pukul 12 malam lewat 10 menit, Isna sudah berganti pakaian. Dia hendak pulang.

Karena motor maticnya masih di bengkel, Isna terpaksa pulang berjalan kaki hingga mendapat angkutan umum.

Jika sudah berjalan jauh namun dia tak kunjung mendapat angkutan umum, alhasil Isna akan memutuskan untuk naik ojek, dan mengikhlaskan uangnya keluar lebih banyak untuk membayar biaya ojek online yang mahal.

Isna masih berdiri di pinggir jalan ketika sebuah kendaraan beroda empat yang cukup mewah berhenti di hadapannya.

Pintu kaca mobil itu terbuka dan memperlihatkan seorang lelaki berpakaian casual tengah tersenyum ke arahnya.

Sebagian rambut lelaki itu yang terlihat memutih menandakan bahwa dia adalah lelaki yang sudah berumur.

"Hai manis, mau Om antar tidak?" sapanya pada Isna.

Isna menggeleng seraya menghela napas panjang. Hal semacam ini sudah seringkali dia alami sejak dia bekerja di resto dan harus pulang larut malam.

Ketika dirinya dikira berprofesi sebagai PSK alias wanita nakal.

"Maaf Om, saya sudah punya suami dan suami saya polisi! Om mau ditembak sama suami saya?" ucap Isna menahan jengkel.

"Masa sih? Punya suami Polisi, ngapain malam-malam di sini? Hah?" balas lelaki itu.

"Ih, kepo banget sih Om! Udah sana pergi!" usir Isna yang langsung melangkah panjang. Ngeri juga kalau sudah bertemu lelaki yang banyak tingkahnya seperti lelaki tua bangka ini.

"Ayo, mau ikut nggak? Saya bayar dobel deh satu kali main? Sebutin aja berapa harga kamu?"

Isna kembali beristighfar. Dia terus melangkah tanpa mau meladeni lelaki pemilik mobil mewah yang kini malah mengiringi langkahnya.

Kedatangan seorang lelaki lain yang mengendarai motor sport kembali mengejutkan Isna terlebih dengan si lelaki tua yang langsung pergi saat itu juga.

Isna masih menatap siapa gerangan pemilik motor sport yang kini berhenti tak jauh darinya.

Sampai akhirnya si pemilik motor itu turun dari motornya dan membuka helmnya.

Ternyata, dia Malik.

"Mari saya antar kamu pulang, ini sudah terlalu malam untukmu berkeliaran sendirian di luar!"

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Eling Mulyani Warijan
lanjutkan Thor pakai iklan
goodnovel comment avatar
Eling Mulyani Warijan
lanjutkan Thor pakai iklan
goodnovel comment avatar
Aiss Anatasya Reny Sureny
lanjut thour aku sukaaaaaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status