Share

Dari Pengasuh ke Cinta
Dari Pengasuh ke Cinta
Author: Badriyah Munirah

Bab 1

Author: Badriyah Munirah
Sebagai seorang pengasuh yang menemani studi anak majikanku di negeri asing, aku mengorbankan diriku secara pribadi untuk melampiaskan hasrat terpendam sang putra majikan.....

Aku adalah seorang pengasuh rumah tangga, usiaku dua puluh lima tahun.

Sejak dikhianati oleh suamiku, aku tak pernah lagi membuka hati untuk pria lain.

Mungkin karena kasihan padaku, keluarga majikan membiarkanku terus bekerja di rumah mereka.

Anak majikanku bernama Lukas. Sekarang usianya sudah delapan belas tahun dan bersiap untuk melanjutkan studi ke luar negeri.

Karena kedua orang tuanya sibuk bekerja, jadi akulah yang ditunjuk untuk menemaninya ke sana dan mengurus semua keperluan sehari-harinya.

Aku hampir menyaksikan sendiri bagaimana Lukas tumbuh besar. Di mataku, dia sudah seperti anak sendiri. Melihatnya perlahan tumbuh dewasa dari hari ke hari, hatiku dipenuhi rasa bahagia yang sulit dijelaskan.

Baru saja tiba di negeri asing, lingkungan yang serba baru membuatku merasa gugup dan tak berdaya.

Malam terasa begitu panjang dan sepi.

Melihat lalu lintas yang padat dari balik jendela, perasaan sepi itu kembali membuncah di dalam dada.

Sudah bertahun-tahun aku tak merasakan kehangatan seorang pria, tak terlukiskan betapa beratnya kesepian yang kupikul.

Kutelan ludah pelan-pelan, lalu seperti biasa, aku masuk ke dalam selimut lebih awal dari biasanya, menggeliat pelan, mencoba mencari sedikit hiburan untuk diri sendiri.

Tubuhku terus bergerak di atas ranjang, napasku mulai memburu, desahan kecil pun lepas dari bibirku...

Di saat pikiranku hampir tenggelam sepenuhnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka.

“Kak Cindy, sekarang kau ada waktu kosong nggak?”

Jantungku berdegup kencang karena terkejut, tapi gerakanku justru makin cepat, tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti...

Lukas menatapku lekat-lekat, tatapannya tak sedikit pun menghindar, bahkan seolah mampu menembus pikiranku.

Aku mengangguk pelan ke arahnya, namun suasana di dalam kamar terasa nyaris membeku, sunyi dan penuh ketegangan.

Beberapa detik kemudian, Lukas akhirnya membuka mulut, suaranya nyaris seperti bisikan.

“Baiklah... Kak Cindy, aku ingin nonton film bareng... Kalau begitu, aku tunggu di luar dulu, ya…”

Seluruh tubuhku lemas tak berdaya, dan dengan sisa tenaga, aku hanya bisa mengangguk pelan ke arah Lukas.

Setelah ia keluar dari kamar, perlahan kesadaranku mulai kembali. Tapi seketika, rasa malu yang begitu kuat menyerbu dadaku.

Jelas-jelas itu adalah hal yang sangat bersifat pribadi, namun aku justru melakukannya di hadapan Lukas.

Terlebih lagi, dia sedang berada di masa pubertas, apa tindakanku barusan akan meninggalkan dampak buruk padanya...?

Semakin kupikirkan, hatiku jadi semakin gelisah. Tapi tak lama, pikiranku mulai melompat ke arah yang lain.

Aku tahu Lukas gemar berolahraga.

Beberapa kali aku sempat melihat tubuhnya yang kekar, nyaris tak ada bedanya dengan para aktor pria yang sering kulihat di film-film dewasa.

Di usianya yang sedang penuh gairah, siapa tahu mungkin saja dia seperti diriku, setiap malam mengandalkan dirinya sendiri untuk melepaskan hasrat...

Setelah berbaring sejenak di ranjang, aku buru-buru mengenakan kembali celana dalam. Namun rasa lembap dan gerah yang menyusul membuatku tak nyaman sama sekali.

Akhirnya, aku melepaskannya begitu saja, lalu meraih sehelai jubah tidur dan menyampirkannya ke tubuhku.

Begitu keluar dari kamar, cahaya di ruang tamu tampak temaram.

Lukas sudah menyiapkan film di layar dan menarik seluruh tirai hingga tak ada cahaya dari luar yang masuk.

Saat melihat penampilanku, Lukas sempat tertegun sejenak. Tapi dengan cepat, ia memberi isyarat agar aku mendekat.

Di atas sofa, sebuah selimut besar menutupi bagian bawah tubuhnya. Saat aku berjalan ke arahnya, ia membuka sedikit lipatan selimut itu, memberi ruang untukku berbaring di sampingnya.

Meski ada sedikit keraguan di hatiku, aku tetap menurut padanya.

Bagaimanapun, Lukas sudah menjadi seorang dewasa. Dari yang kutahu, dia juga belum memiliki pacar...

Setelah semuanya siap, film pun mulai diputar.

Meski filmnya cukup menarik, mungkin juga karena baru saja melepas hasrat, tubuhku cepat terasa lemas dan kantuk mulai menyerang.

Terlebih lagi, suhu di bawah selimut perlahan naik, membuat kepalaku terasa berat dan kelopak mataku makin sulit terbuka. Badanku pun mulai kehilangan kendali.

Tak lama, aku pun tak mampu menahan diri lagi. Tubuhku tiba-tiba terjatuh dan langsung bersandar di pelukan Lukas.

Sensasi yang kuat itu membuatku seketika tersadar, namun kepalaku masih terasa pusing dan kugantungkan diri di pelukannya.

“Kak Cindy? Ada apa?”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dari Pengasuh ke Cinta   Bab 10

    Mata Kak Fanny tiba-tiba menyala penuh harapan, lalu dia menarikku untuk segera mencari Lukas.Aku ikut Kak Fanny naik mobil. Dia duduk di kursi pengemudi dan mengendarai mobil mengikuti arah yang kuberikan.Saat berhenti di lampu merah, Kak Fanny mengeluarkan dua alat tes kehamilan dari tasnya.“Kalau aku nggak salah, ini milikmu, kan?”Wajahku langsung memerah, aku terdiam tanpa bisa berkata apa-apa.“Aku sudah tahu kamu nggak akan berhenti kerja tanpa alasan. Kalau bukan karena aku nemu ini waktu bersih-bersih hari itu, mungkin aku tak akan pernah tahu kebenarannya.”Aku menundukkan kepala dengan rasa bersalah, terus-menerus menggumamkan kata maaf.“Ngapain bilang maaf? Aku nggak marah sama kamu, aku malah bisa mengerti.”“Sejak kamu pergi, Lukas seperti berubah jadi orang lain. Dia nggak makan hampir sepanjang hari, bahkan nggak pergi sekolah.”“Dia bilang, bagaimanapun juga harus menemukan kamu. Tapi kamu juga nggak angkat telepon. Di tempat sebesar ini, aku harus cari kamu di man

  • Dari Pengasuh ke Cinta   Bab 9

    Apalagi, baru saja menikmati kehangatan dari seorang pria, harus segera melepaskan diri dari rasa bahagia itu, tentu saja sangat sulit untuk menyesuaikan diri...Lambat laun, aku mulai terbiasa dengan kebiasaan buruk pergi ke klub malam untuk melampiaskan diri. Meskipun ada kendala dalam berkomunikasi, di klub itu semua orang berkumpul hanya karena keinginan semata, jadi tanpa perlu berkata pun aku tahu apa yang mereka inginkan...Namun, meski terus begitu, kekosongan dan kesepian dalam hatiku tetap tak kunjung terobati. Setiap hari aku merasa lemas, bingung, dan tak bersemangat.Terutama saat malam tiba, aku berbaring sendirian di kamar hotel yang kosong, mengenang setiap momen kecil saat di rumah Kak Fanny, teringat juga masa-masa bahagia yang pernah kuhabiskan bersama Lukas. Rasa bersalah itu kembali menyerbu hatiku seperti banjir bandang.Beberapa hari kemudian, nomor yang sudah kukenal itu kembali menghubungiku.Ternyata dari Kak Fanny...Aku menatap deretan nama di layar ponsel,

  • Dari Pengasuh ke Cinta   Bab 8

    Namun, aku segera menarik kembali pikiran itu.Aku tahu betul hubungan antara aku dan Lukas ini benar-benar keterlaluan. Mustahil ada masa depan di antara kami.Tepat di saat itu, Lukas pulang. Begitu melihat wajahku yang pucat dan linglung, dia langsung bertanya,“Bunda Cindy, kenapa? Wajah Ibu kelihatan nggak enak badan…”Aku buru-buru menyembunyikan test pack yang masih kugenggam dan menjawab asal-asalan,“Nggak apa-apa, Lukas. Mungkin aku cuma masuk angin saja.”Lukas tak terlalu curiga, dia hanya mengangguk dan langsung masuk ke kamarnya.Sementara aku masih terduduk di sofa, terpaku dalam diam yang panjang.Akhirnya, aku mengambil keputusan.Aku harus resign.Sebelum semuanya terbongkar, sebelum segalanya menjadi bahan gunjingan orang.Hubungan ini harus kutelan sendiri, kubawa diam-diam sampai mati.Aku tak bisa membiarkan diriku menjadi bahan hinaan orang-orang.Tak sampai dua menit setelah aku membulatkan tekad, aku langsung meraih ponsel dan menekan nomor Kak Fanny.“Halo, Ka

  • Dari Pengasuh ke Cinta   Bab 7

    Sudah sangat lama aku tidak merasakan kehangatan seorang pria.Dan sekarang, kesempatan itu ada di depan mataku. Aku tidak ingin menahannya lagi!Perasaan yang selama ini kupendam seakan meledak, aku pun tanpa sadar menarik tangan Lukas dan menaruhnya di dadaku.Ia seolah langsung mengerti keinginanku. Jemarinya perlahan menyusup ke balik kain, menyentuh kulitku dengan gerakan yang semakin pelan dan hati-hati...Sensasi itu begitu menggoda, membuat pikiranku seolah melayang, seperti terbakar dalam nyala api yang tidak bisa padam.Dari mulutku, lolongan lirih pun lolos tanpa bisa kutahan…Lukas pun mulai menjadi lebih berani, perlahan mengecup bibirku dengan lembut.Di saat itu, rasanya seperti aku kembali menjadi gadis muda, hatiku berdebar, tubuhku gatal oleh rasa rindu yang tak terbendung.Kami larut dalam kemesraan cukup lama, hingga akhirnya Lukas mengangkat tubuhku dengan kuat, membawaku masuk ke kamar hanya dalam beberapa langkah, lalu menutup pintu rapat-rapat…Setengah jam kem

  • Dari Pengasuh ke Cinta   Bab 6

    Setelah semua persiapanku selesai, hari sudah menjelang malam, waktu pulang sekolah Lukas pun hampir tiba.“Bunda Cindy, aku pulang!”Suara Lukas terdengar ceria dari pintu. Wajah lesunya saat pagi sudah tak terlihat sama sekali. Sebaliknya, kini ekspresinya penuh semangat dan antusias.Di tangannya tergenggam sebuah kotak hadiah yang cukup besar. Begitu masuk rumah, dia langsung menghampiriku dan menyerahkan kotak itu dengan penuh semangat.“Apa ini?” tanyaku heran sambil menerima kotak tersebut.“Itu hadiah untuk Ibu. Aku belinya pakai uang jajanku sendiri. Terima kasih, Bunda Cindy, karena selama ini sudah banyak merawat aku.”Aku benar-benar tersentuh oleh ucapannya, tapi di sisi lain juga timbul rasa heran di hati. “Kenapa tiba-tiba kepikiran beliin aku hadiah hari ini?”Begitu aku hendak membuka kotak itu, Lukas buru-buru menghentikanku.“Nanti dulu, Bunda Cindy. Tunggu habis makan malam dulu, ya…”Aku pun tidak terlalu mempermasalahkan. Kotak itu lalu kuletakkan begitu saja di a

  • Dari Pengasuh ke Cinta   Bab 5

    Aku duduk di atas tempat tidur sendiri, benar-benar panik dan tak tahu harus berbuat apa.Memang, usia Lukas saat ini sedang dalam masa penuh energi, tapi begadang seperti ini tiap malam, jelas sangat tidak baik untuk tubuhnya.Apalagi besok dia masih harus sekolah. Kalau terus begini, prestasi belajarnya pasti akan ikut-ikutan menurun...Semalaman aku memikirkan hal ini, dan akhirnya memutuskan untuk memberitahu Kak Fanny saja.Bagaimanapun juga, dia pasti jauh lebih mengenal Lukas dibanding aku, dan akan lebih mudah untuk berbicara dengannya.Saat pagi menjelang dan Lukas keluar dari kamarnya, aku langsung melihat lingkaran hitam tebal di bawah matanya. Wajahnya tampak kusam, sama sekali tak terlihat segar.Waktu memasakkan sarapan untuknya, aku bahkan sengaja menggorengkan dua butir telur ekstra, berharap itu bisa sedikit membantu memulihkan kesehatannya.Mungkin karena kejadian kemarin, tatapan Lukas padaku pagi ini terlihat menghindar. Dia sama sekali tak berani menatap mataku.T

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status