Share

Bagian 106

Author: Puziyuuri
last update Huling Na-update: 2025-07-25 06:26:07

Kiria refleks ikut memelototi Raka. Namun, pria itu tampak tak terbebani dengan ekspresi ingin membunuh Arya. Dia malah menarik kursi dan ikut bergabung di meja yang sama.

"Jarang-jarang bisa makan bersama Presdir Arya saat senggang seperti ini," celetuk Raka.

Dia dengan santai memanggil pelayan rumah makan. Gadis muda berkebaya cokelat mendekat dengan wajah kebingungan. Namun, gadis itu tetap menjalankan SOP pelayanan secara profesional.

Raka mengambil buku menu yang diberikan. Dia hanya memesan makanan ringan dan minuman rendah kalori. Pelayan rumah makan mencatat pesanan masih dengan wajah bengong, lalu permisi setelah memastikan pesanan sudah benar.

"Ternyata, Pak Arya juga suka dawet. Saya juga suka, tapi dokter keluarga sedang membatasi gula yang boleh saya konsumsi." Raka terkekeh.

Arya tersenyum sinis. "Pak Raka, kami sedang tidak ingin makan-makan dengan relasi bisnis. Kami sedang kencan, jadi tidak ingin ada obat nyamuk di sini," tegurnya.

"Pak Arya ini benar-benar kaku. Na
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 107

    Rose menjerit histeri, "Viola awas!"Satya ikut berlari mencoba memperkecil jarak, berharap bisa menolong sang kekasih. Arya menghela napas berat. Mau tak mau, dia yang berada di posisi terdekat harus turun tangan.Namun, tak disangka, Kiria telah bertindak lebih dulu. Arya baru saja hendak mengulurkan tangan. Kiria sudah menopang tubuh Viola dan memeluk pinggang si calon adik ipar dengan erat. Seandainya. Arya yang melakukannya, adegan tersebut pasti akan terlihat romantis dan menimbulkan kecanggungan dalam hubungan persaudaraannya dengan Satya."Syukurlah, masih bisa ditangkap." Kiria membantu Viola berdiri dengan benar, lalu mengusap kepalanya lembut. "Lain kali harus hati-hati. Berlari di keramaian itu berbahaya, Dik."Sebenarnya, Kiria melihat Viola sengaja terjatuh. Memangnya tubuh Viola seringan bulu bisa jatuh hanya karena senggolan pelan tas gitar? Namun, Kiria tidak berniat mempermalukan gadis itu. Dia tetap bertingkah pura-pura bodoh karena tak ingin membuat masalah dengan

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 106

    Kiria refleks ikut memelototi Raka. Namun, pria itu tampak tak terbebani dengan ekspresi ingin membunuh Arya. Dia malah menarik kursi dan ikut bergabung di meja yang sama."Jarang-jarang bisa makan bersama Presdir Arya saat senggang seperti ini," celetuk Raka.Dia dengan santai memanggil pelayan rumah makan. Gadis muda berkebaya cokelat mendekat dengan wajah kebingungan. Namun, gadis itu tetap menjalankan SOP pelayanan secara profesional.Raka mengambil buku menu yang diberikan. Dia hanya memesan makanan ringan dan minuman rendah kalori. Pelayan rumah makan mencatat pesanan masih dengan wajah bengong, lalu permisi setelah memastikan pesanan sudah benar."Ternyata, Pak Arya juga suka dawet. Saya juga suka, tapi dokter keluarga sedang membatasi gula yang boleh saya konsumsi." Raka terkekeh.Arya tersenyum sinis. "Pak Raka, kami sedang tidak ingin makan-makan dengan relasi bisnis. Kami sedang kencan, jadi tidak ingin ada obat nyamuk di sini," tegurnya."Pak Arya ini benar-benar kaku. Na

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 105

    Tring!Bunyi notifikasi membuyarkan lamunan Kiria. Dia memeriksa ponsel, ternyata hanya notifikasi postingan sosial media Viola. Calon adik iparnya itu tengah mengunggah foto di salah satu tempat wisata.Kiria memberikan tanda suka. Dia hampir menyimpan kembali ponsel. Namun, keningnya berkerut saat membaca caption di postingan tersebut."Bucket list tempat yang ingin dikunjungi sudah beres. Ha ha ha bucket list tempat kencan di kota kelahiran malah belum dikunjungi. Besok sudah pulang ke tanah air, saatnya memenuhi bucket list bersama yang tersayang @Satya_Wijaya."Kiria memicingkan mata saat membaca bucket list Viola di Indonesia. Dia seketika menertawakan diri sendiri. Daftar tempat yang ingin dikunjungi Viola persis dengan tempat-tempat kencan yang akan didatangi bersama Arya."Ada apa, Ria? Kenapa mendadak tertawa? Apa ada sesuatu di wajahku?" cecar Arya."Iya, ada cabe di gigimu."Arya langsung berkaca di jendela mobil. Namun, dia tidak menemukan cabe tersebut. Kiria seketika te

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 104

    Baru saja hakim hendak bersuara, LCD di persidangan mendadak menyala. Sebuah video muncul di layar putih, menampilkan sosok bertopeng kelinci merah muda.Ruang sidang menjadi sedikit berisik. Para hadirin mulai saling berbisik. Dua wanita penuntut masih tampak percaya diri tak menyadari bahaya yang siap menerkam mereka."Cepat selidiki masalah ini!" perintah salah seorang petugas berpangkat tinggi."Siap laksanakan!" sahut bawahannya dengan takzim.Pemuda itu kembali tak lama kemudian. Wajahnya memucat. Dia terdiam cukup lama sampai membuat sang atasan merasa tak sabaran."Ada apa?""Jaringan kita sudah diretas, Pak. Tim IT kita sedang berusaha melawan peretas itu, tapi kita kesulitan."Emosi sang atasan hampir meledak. Namun, si topeng kelinci tiba-tiba bertepuk tangan. Perhatian semua orang pun terfokus ke layar."Tenang saja, Pak Polisi, saya hadir kali ini bukan untuk melakukan kejahatan, justru untuk mengungkap kebenaran," tutur si topeng kelinci dengan suara yang sudah diubah me

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 103

    Sentuhan lembut terasa di bibir. Kiria membuka mata saat sentuhan itu berakhir. Mata elang Arya masih terpaku padanya, terasa hangat dan mendebarkan. Logika seketika dikalahkan oleh bisikan hati."Apa kamu sudah benar-benar siap, Ria?" bisik Arya lembut."Si-siap apa maksudmu?" Kiria balik bertanya dengan gelagapan. Dia mencoba menepis pikiran nakal yang berseliweran di benak. Wajahnya sudah semerah tomat. Saat Arya mengulang lagi pertanyaan yang sama, Kiria malah sibuk perang batin dengan diri sendiri."Tidak mungkin Arya meminta 'itu', kan? Dia cinta sama Viola, 'kan?""Bisa saja, Kiria. Laki-laki bisa melakukannya tanpa cinta, 'kan? Dia laki-laki normal.""Bagaimana nanti kalau dia marah karena menganggapku mengambil kesempatan dalam kesempitan?""Memangnya kenapa? Salahnya sendiri terbawa suasana.""Tidak, aku tidak mau sepicik itu.""Ayolah, Kiria. Kamu juga menginginkannya bukan? Bukankah kamu merasa aura Arya mirip dengan Raka cinta pertamamu?""Aku ...."Satu kecupan lembut m

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 102

    Kiria keluar dari laboratorium sambil memijat pundak. Hampir seharian dia berada di depan komputer untuk mengolah data dua pasien yang mengaku keracunan obat uji coba PT. Farma Medikal. Tubuh terasa kaku dan mata berkunang-kunang.Saat melangkah di paving blok, Kiria tak sengaja menendang batu. Dia pun kehilangan keseimbangan. Kiria melakukan gerakan berputar. Sialnya, dia malah menuju got."Shit!" umpatnya."Ketuaaa!" Arlita dan Yanto yang berada di depan pintu kompak menjerit.Keduanya berlarian ke arah Kiria. Namun, mereka malah bertabrakan dan terjerembab. Amira menepuk kening.Sementara itu, Kiria memejamkan mata, bersiap malu. Namun, sepasang tangan kokoh mendadak melingkar erat di pinggangnya. Aroma got dan rasa sakit tidak dirasa."Istriku yang sangat teliti kenapa jadi ceroboh seperti ini? Apa karena terlalu merindukanku?" Bisikan menggoda dari suara familiar membuat Kiria tersentak.Dia membuka mata perlahan. Wajah Arya begitu dekat, hingga napas terasa menampar wajah. Sorot

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status