Share

Bagian 32

Author: Puziyuuri
last update Last Updated: 2025-05-14 02:38:40

Menjelang senja, para peserta acara gathering PT. Farma Medikal kembali ke bus. Panitia sibuk mengarahkan agar tak ada yang ketinggalan. Setelah peserta duduk rapi, bus pun berangkat menuju restoran viral di sekitar lokasi destinasi wisata tersebut.

“Beruntung banget kita bisa makan di resto ini. Biasanya, reservasi aja harus war dulu,” celetuk Arlita. “Kekuasaan Pak Arya enggak main-main, ya, Mir. Satu restoran lho yang direservasi. Rugi banget yang enggak ikutan.”

Amira tersenyum lembut. “Alhamdulillah, kalau sudah rezeki enggak akan ke mana.”

“Tapi, aku yakin ini demi Ketua deh,” bisik Arlita.

“Hush, nanti jadi rumor yang aneh-aneh lagi, kasian Ketua,” tegur Amira.

Arlita menyengir lebar. “Iya, iya, Ustazah.”

Amira hanya bisa menggeleng pelan. Arlita hendak bicara lagi. Namun, ketua panitia acara memberikan pengumuman. Mereka akan melakukan pembagian kamar hotel. Arlita kembali bersama Amira. Namun, Kiria sangat sial karena mendapatkan Sekretaris Lusi sebagai teman sekamar.

“Pemba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 36

    "Lho, Nyonya Wijaya, siapa yang kamu bawa ini, pelayan baru?" sindir Lisa yang mulai melancarkan amunisi. Rose terkekeh, lalu membalas, "Ya ampun, Nyonya Mahendra. Sepertinya, Nyonya harus segera memeriksakan kesehatan mata, takutnya ada penyakit berat. Gadis secantik dan seanggun calon menantuku kok bisa dikira pelayan." Lisa mengepalkan tangan kuat, tetapi tetap menyunggingkan senyuman. Dia dan Rose saling pandang dengan tatapan tajam. Kiria merasa dirinya akan meleleh jika terus berada di tempat itu. Rose memang sudah menceritakan bagaiaman Lisa yang dulu suka dengan ayah Arya terus saja iri dan selalu menganggu hidupnya. Namun, Kiria tetap saja merasa tertekan. "Kukira, Nyonya Wijaya yang perlu periksa mata. Jika dibandingkan dengan Nona Keluarga Respati, aduh." Lisa menutup mulut. Dia menggeleng. "Padahal, dulu Nona Respati begitu mengagumi putramu, tapi ternyata seleranya agak lain." Kiria juga pernah mendengar rumor yang menghebohkan itu. Atasya Meliana Respati adala

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 35

    Arya dan Kiria saling melirik. Mereka bersiap dengan segala konsekuensi. Terlebih, wajah Rose terlihat gusar."Kiria, kenapa kamu masih memanggilku Bu Rose? Kamu harus memanggilku mama," protes Rose.Arya dan Kiria diam-diam menghela napas lega. Dari sikapnya, Rose memang baru datang dan tidak sempat mendengar obrolan mereka. Namun, kedatangan Rose yang tiba-tiba juga terasa janggal. Arya merasakan firasat buruk saat ibunya mendadak mengandeng lengan Kiria."Kiria, kamu mau temani Mama hari ini, 'kan?""Ke mana, Bu eh Ma?""Ke pesta teh teman Mama."Arya langsung memberi isyarat agar Kiria menolak. Namun, kode yang diberikannya malah terlihat oleh sang ibu lebih dulu. Rose menatap putranya galak."Arya kamu kembali bekerja saja sana. Tidak perlu mengantar kami, sudah ada pak sopir.""Tapi, Ma, Kiria juga masih harus bekerja," sergah Arya."Kan, Kiria bisa cuti. Pokoknya, Kiria ikut ke perkumpulan teman Mama!""Ma, perkumpulan teman Mama itu, kan, sama saja dengan sarang ular.""Kamu m

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 34

    "Saya meminta Anda untuk menikah dengan saya. Ibu saya bisa mengamuk kalo kita tidak benar-benar menikah," tutur Arya. "Apa Bapak ingin menawarkan pernikahan kontrak seperti di film-film itu? Nanti, setelah cinta sejati Bapak datang kembali dari luar negeri, saya harus mundur?" tanya Kiria. Arya seketika tersedak. Kiria dengan polosnya menyodorkan minuman. Arya menatap dengan sorot mata putus asa, membuat Kiria kebingungan. "Apa tingkah laku saya selama ini masih belum jelas?" Kiria menggaruk kepala yang tidak gatal. "Tingkah laku bagaimana, ya, maksud Pak Arya?" Arya menghela napas. Dia menyeruput kopi beberapa teguk. Kiria masih menunggu jawaban dengan tatapan polos. "Sudahlah, kalau Bu Kiria memang tidak peka. Tapi, soal tawaran saya tadi bukan pernikahan kontrak. Saya ingin menikah dengan serius." "Eh? Tapi, bagaimana dengan cinta pertama Bapak?" Arya mendelik. Kiria menyengir lebar. Dia minum kopinya sampai habis sembari menyeka keringat yang meluncur di dahi. "

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 33

    “Arya! Bisa-bisanya kamu berzina! Mama dan Papa tidak pernah mendidik kamu jadi orang tidak bermoral begini!” geram Rose.“Ma, sabar dulu. Kita dengarkan penjelasan Arya," bujuk Abimana. Dia sangat mengenal karakter Arya dan Kiria. Meskipun benar-benar memiliki hubungan asmara, keduanya tidak akan melanggar norma. Apalagi, status mereka memang belum ada kepastian. Satu-satunya yang memungkinkan adalah Arya dijebak orang lain seperti biasa dan kebetulan Kiria sedang sial ada di dekatnya.Namun, Rose malah semakin emosi mendengar bujukan suaminya. Dia melangkah cepat ke hadapan Arya. Satu tamparan mendarat di pipi sang putra "Ya ampun, Ma. Dengarkan dulu–" tegur Abimana. “Mau didengarkan apa lagi, Pa! Sudah jelas di depan mata!" Suara Rose begitu melengking, mulai mengusik tidur Kiria. Gadis itu mengerjapkan mata beberapa kali, lalu duduk sambil memijat kepalanya. Dia mengelus perut, membuat Rose melotot pada Arya. "Aduh, lapar banget!" keluh Kiria. Dia mengalihkan pandangan.

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 32

    Menjelang senja, para peserta acara gathering PT. Farma Medikal kembali ke bus. Panitia sibuk mengarahkan agar tak ada yang ketinggalan. Setelah peserta duduk rapi, bus pun berangkat menuju restoran viral di sekitar lokasi destinasi wisata tersebut.“Beruntung banget kita bisa makan di resto ini. Biasanya, reservasi aja harus war dulu,” celetuk Arlita. “Kekuasaan Pak Arya enggak main-main, ya, Mir. Satu restoran lho yang direservasi. Rugi banget yang enggak ikutan.”Amira tersenyum lembut. “Alhamdulillah, kalau sudah rezeki enggak akan ke mana.”“Tapi, aku yakin ini demi Ketua deh,” bisik Arlita.“Hush, nanti jadi rumor yang aneh-aneh lagi, kasian Ketua,” tegur Amira.Arlita menyengir lebar. “Iya, iya, Ustazah.”Amira hanya bisa menggeleng pelan. Arlita hendak bicara lagi. Namun, ketua panitia acara memberikan pengumuman. Mereka akan melakukan pembagian kamar hotel. Arlita kembali bersama Amira. Namun, Kiria sangat sial karena mendapatkan Sekretaris Lusi sebagai teman sekamar.“Pemba

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 31

    Kiria mencoba menyeimbangkan posisi tubuh. Tanpa sadar, dia asal menarik baju orang di depannya yang tak lain adalah Arya. Sang atasan kaget malah oleng ke samping, membuat mereka melewati pagar pembatas dan meluncur ke bawah. "Pak Arya!" "Ketua!" Arlita menutup wajah dengan telapak tangan. Dia jatuh terduduk, lalu terisak. Sekretaris Rehan terpaku. Gadis dari bagian pemasaran juga tak kalah mengenaskan dari Arlita. Keduanya hampir pingsan di tempat karena syok. Sementara Sekrtaris Lusi mengumpat dalam hati, "Sial*n! Kiria Sial*n! Bisa-bisanya kau bawa-bawa Pak Arya. Kalau mau ke neraka, pergi saja sendiri!" Setelah tersadar Sekretaris Rehan menenangkan para gadis meskipun hatinya juga kalut. Walaupun menyebalkan, Arya atasan terbaik dan paling berdedikasi menurutnya. Sekretaris Rehan pun mengeluarkan ponsel, hendak memanggil bantuan. "Pak Rehan! Pak Rehan! Cepat bantu kami naik!" Seruan dari arah semak membuat Sekretaris Rehan bergegas menghampiri. Arlita yang mengenal

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 30

    Sudah lebih dari satu jam berlalu. Suasana dalam bus yang tadinya ramai telah berganti senyap. Sebagian besar peserta gathering telah terlelap. Hanya lima orang yang masih terjaga, di antaranya Arya dan Sekteraris Lusi.Sekretaris Lusi tak bisa tidur karena sakit kepala. Tekanan darahnya naik melihat Kiria tidur dengan bersandar di bahu Arya. Sementara Arya sendiri tampak asyik mendengarkan musik, tetapi sesekali mencuri celah untuk menatap Kiria dalam."Kucing kecil, aku rindu kamu. Sekarang, kamu seperti apa, ya? Kamu pasti sangat tampan. Meksi dulu dibilang culun, aku yakin kamu akan jadi tampan. Setampan Pak Arya," gumam Kiria sembari mengusap pipi Arya tanpa sadar.Telinga Arya memerah. Dia menatap wajah polos Kiria. Kata imut terbaca dari gerak bibirnya. Jika Arlita mendengarnya pasti sudah heboh. Bagaimana tidak? Seorang gadis yang tengah mendengkur dengan iler di sudut bibir entah dari mana terlihat imutnya."Kamu benar-benar sangat tidak waspada," bisik Arya lembut, lalu men

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 29

    Kiria membenarkan letak kacamata antiradiasinya. Barisan angka di layar komputer membuat mata sedikit lelah. Namun, analisis data yang tengah dikerjakannya harus selesai dalam 3 hari. Arya memang tidak terlalu menekannya lagi. Namun, sang atasan sering memanggil ke ruangan untuk laporan. Semakin lama analisis data itu selesai, semakin sering juga Kiria harus ke ruangan presiden direktur. Oleh karena itu, Kiria menetapkan target ketat. "Tak tahan aku dipelototi Sekretaris Lusi," gumam Kiria. Setelah sekian lama tak peka, akhirnya dia menyadari hawa-hawa kecemburuan Sekretaris Lusi. Kiria mendadak menyesal sudah menganggap sekretaris cantik itu lemah lembut dan baik hati. Dia bergidik mengingat kejadian terakhir saat Sekretaris Lusi berpura-pura tak sengaja menjatuhkan kopi hanya untuk membuat Kiria keluar dari ruangan presiden direktur lebih cepat. "Hiii, wanita bucin memang bahaya." Tring! Satu notifikasi muncul di layar ponsel. Kiria mengerutkan kening saat membukanya. Ua

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 28

    "Ya ampun, asli enggak nyangka deh. Selama ini, Bu Kiria, kan, gila kerja. Kayak aneh banget kalo bucin sampai segitunya," celetuk seorang gadis dari bagian staf pemasaran. "Hati orang ya mana kita tahu. Biarpun playboy, Pak Aldino itu, kan, ganteng dan tajir," sahut staf pemasaran lain. "Iya, juga, tapi berasa kasian enggak sih sama Pak Aldino. Gara-gara nolak cinta kakak tunangannya, malah dijebak." Kiria susah payah memegangi Arlita dan Yanto yang hendak mengamuk. Sementara Amira terus mengucap istighfar. Tadinya, mereka hanya ingin mencoba menu baru di rumah makan dekat perusahaan. Namun, obrolah para staf pemasaran membuat dua bawahan Kiria itu meradang. Sebenarnya, hal itu bukan pertama kalinya terjadi sejak insiden di pesta pertunangan Kanania. Kiria sudah berkali-kali dibicarakan di belakang. Demi melindungi reputasi Aldino, Kanania mengirimkan gosip murahan pada akun sosial media gosip. Kiria dituduh menjebak Aldino karena ditolak cintanya. "Ketua, ini tidak bisa di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status