Share

Bagian 41

Penulis: Puziyuuri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-20 21:37:33

Kiria bergidik. Entah kenapa semakin hari, Aldino semakin menjijikkan. Kiria benar-benar menyesal pernah menjalin hubungan dengannya meskipun karena keterpaksaan.

Dulu, Aldino mengejarnya seperti anak itik, mengekor ke mana saja, sangat mengganggu pekerjaan lapangan Kiria. Oleh karena itulah, Kiria menerima pernyataan cintanya dengan syarat tidak lagi menganggu pekerjaan. Setelah mendapatkan Kiria, Aldino justru tidak terlalu antusias lagi, malah sibuk berselingkuh.

"Kiria, kamu benar-benar berubah sejak putus denganku. Apa kamu begitu menyesal? Atau mencoba membuatku cemburu?"

Kiria tak menghiraukan Aldino. Dia berjalan santai ke arah teras. Aldino semakin meradang. Bukannya segera pulang, pemuda itu mengejar langkah Kiria.

"Kiria!" bentaknya seraya menarik tangan Kiria.

"Lepaskan! Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa! Apa pun yang kulakukan tidak ada urusannnya denganmu!"

"Jangan bohong! Kamu terus bertingkah untuk membuatku cemburu!"

"Pikiranmu membuatku mual!!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 103

    Sentuhan lembut terasa di bibir. Kiria membuka mata saat sentuhan itu berakhir. Mata elang Arya masih terpaku padanya, terasa hangat dan mendebarkan. Logika seketika dikalahkan oleh bisikan hati."Apa kamu sudah benar-benar siap, Ria?" bisik Arya lembut."Si-siap apa maksudmu?" Kiria balik bertanya dengan gelagapan. Dia mencoba menepis pikiran nakal yang berseliweran di benak. Wajahnya sudah semerah tomat. Saat Arya mengulang lagi pertanyaan yang sama, Kiria malah sibuk perang batin dengan diri sendiri."Tidak mungkin Arya meminta 'itu', kan? Dia cinta sama Viola, 'kan?""Bisa saja, Kiria. Laki-laki bisa melakukannya tanpa cinta, 'kan? Dia laki-laki normal.""Bagaimana nanti kalau dia marah karena menganggapku mengambil kesempatan dalam kesempitan?""Memangnya kenapa? Salahnya sendiri terbawa suasana.""Tidak, aku tidak mau sepicik itu.""Ayolah, Kiria. Kamu juga menginginkannya bukan? Bukankah kamu merasa aura Arya mirip dengan Raka cinta pertamamu?""Aku ...."Satu kecupan lembut m

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 102

    Kiria keluar dari laboratorium sambil memijat pundak. Hampir seharian dia berada di depan komputer untuk mengolah data dua pasien yang mengaku keracunan obat uji coba PT. Farma Medikal. Tubuh terasa kaku dan mata berkunang-kunang.Saat melangkah di paving blok, Kiria tak sengaja menendang batu. Dia pun kehilangan keseimbangan. Kiria melakukan gerakan berputar. Sialnya, dia malah menuju got."Shit!" umpatnya."Ketuaaa!" Arlita dan Yanto yang berada di depan pintu kompak menjerit.Keduanya berlarian ke arah Kiria. Namun, mereka malah bertabrakan dan terjerembab. Amira menepuk kening.Sementara itu, Kiria memejamkan mata, bersiap malu. Namun, sepasang tangan kokoh mendadak melingkar erat di pinggangnya. Aroma got dan rasa sakit tidak dirasa."Istriku yang sangat teliti kenapa jadi ceroboh seperti ini? Apa karena terlalu merindukanku?" Bisikan menggoda dari suara familiar membuat Kiria tersentak.Dia membuka mata perlahan. Wajah Arya begitu dekat, hingga napas terasa menampar wajah. Sorot

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 101

    Setelah memastikan obrolan rahasia dua pasien di dalam telah berganti dengan topik tak penting, barulah Kiria mengetuk pintu. Para wanita itu seketika mengubah ekspresi wajah. Mereka mendadak memasang raut wajah korban teraniaya. Wanita yang berbaring di ranjang bahkan meringis sambil memegangi pipi kanan."Ya, siapa?" tanyanya dengan suara lemas dan sedikit serak.Kiria membuka pintu lebih lebar. Dia memasuki ruang rawat inap dengan langkah-langkah tegas dan berkharisma. Amira dan penanggung jawab pengujian klinis mengekor. Kiria berhenti di samping tempat tidur."Saya Kiria Purnama Sari, Ketua Tim Pengembangan Obat PT. Farma Medikal," ucapnya santun memperkenalkan diri. "Dan ini asisten saya Amira.""Oh, jadi kamu yang bikin obat berbahaya itu? Kami hampir mati gara-gara obatmu! Lihat temanku ini, sampai sekarang pipinya terus menerus sakit! Kalian harus tanggung jawab!" omel wanita yang duduk di kursi."Benar! Pipi saya masih sakit! Saya pasti akan menuntut kalian!" timpal wanita y

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 100

    "Gawat, Ketua! Gawat!" ulang Yanto lagi.Kiria menghampiri Yanto. "Apanya yang gawat, Yan?""Itu! Itu! Itu! Aduh, itu!" jerit Yanto sambil memukul-mukul Arlita.Meskipun Arlita sudah berkorban menjadi sasaran pukulan manja Yanto, pemuda itu tetap tak bisa melanjutkan kata-kata. Napasnya tersengal. Dia berkali-kali ingin bicara, tetapi hanya suara tak jelas yang keluar dari mulut.Ketika mata Yanto sampai membelalak dan terlihat akan kehabisan napas. Kiria menepuk pundaknya dengan lembut. Dia membimbing pemuda kemayu itu untuk mengatur napas sejenak."Yanto, ambil napas, embuskan pelan-pelan," ulang Kiria hingga tiga kali.Napas Yanto mulai stabil. Kiria meminta Yanto untuk duduk terlebih dulu. Dia juga meminta Amira mengambilkan air minum."Minum dulu, Yan," tawar Kiria saat menyodorkan botol air mineral yang tadi diambilkan Amira.Perlahan, wajah pucat Yanto mulai berwarna. Napasnya juga sudah benar-benar stabil. Kiria menarik kursi terdekat, lalu duduk berhadapan dengan Yanto."Seka

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 99

    Arya duduk diranjang sambil bersandar. Jemarinya bergerak lincah di atas keyboard. Mata elang terpusat pada layar laptop di pangkuan.Setelah berdiskusi dengan sang ayah hampir seharian, dia tak ingin membuang waktu. Dokumen kontrak kerja sama yang bermasalah harus segera diselesaikan. Untunglah, nyeri akibat cedera di kamar mandi sudah mereda, hanya sedikit berdenyut di beberapa bagian."Arya, makan dulu," tegur Kiria yang baru masuk kamar.Dia mendekat sambil membawa nampan berisi mangkok yang masih mengepulkan asap. Aroma sop ayam membuat perut Arya berbunyi, meminta jatah. Arya menyimpan terlebih dulu dokumen yang tengah digarap dan meletakkan laptop di nakas."Dari aromanya, sepertinya sangat lezat. Ternyata, istriku ini tak hanya piawai di laboratorium, tapi juga di dapur, " celetuk Arya dengan senyuman menggoda.Meskipun pipinya merona, Kiria berpura-pura tak terlalu menanggapi. Dia menata meja lipat di depan Arya. Kemudian, sop ayam pun diletakkan di atasnya."Makanlah dulu ba

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 98

    Satya memejamkan mata, siap mendapatkan hukuman apapun dari sang ayah. Namun, beberapa menit telah berlalu, hanya keheningan yang menyergap. Entah kenapa, kondisi tersebut membuat Satya merasa semakin tercekik.Helaan napas terdengar sebelum Abimana bergumam dengan nada penuh kekecewaan, " Satya, kamu memang sangat polos seperti mamamu. Kepolosan mamamu memang yang membuat Papa jatuh cinta, tapi jika terlalu polos, kalian bisa saja terjebak bahaya. Tidak semua orang di dunia baik hati seperti kalian, lebih banyak manusia berhati kejam."Satya membuka mata perlahan. Abimana memang tidak terlihat akan menghukum. Sang ayah malah terus bicara tentang kepolosan Rose yang beberapa kali hampir menghancurkan rumah tangga mereka di masa muda."JIka saja Papa tidak secinta itu pada mamamu, mungkin sudah lama Papa tergoda oleh teman mamamu yang dibawanya sendiri ke rumah." Abimana terdiam sejenak. "Dulu, mamamu malah marah karena Papa menyingkirkan temannya sejauh mungkin dari kota ini. Untungla

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status