Share

Bagian 67

Penulis: Puziyuuri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 21:19:46

"Bagaimana saksi, sah?"

"Sah!"

"Sah!"

Ucapan syukur pun terdengar bersahutan. Kanania tampak tersenyum malu-malu. Terlebih, ketika Aldino diminta mencium keningnya.

Kiria sampai terbengong-bengong dibuatnya. Sang adik yang bahkan sudah bertingkah melampaui batas dengan Aldino mendadak menjadi bak gadis pingitan. Arya yang duduk di sebelahnya terlihat tidak kaget.

"Adikmu ini benar-benar cerdik dan licik," komentarnya. "Pantas saja jadi aktris terkenal, aktingnya memang luar biasa," tambahnya.

Kiria tertawa hambar. Bisa-bisanya dia lupa kalau Kanania memang pintar berakting. Namun, Kiria masih bingung hubungan akting sang adik dengan kecerdikan.

"Orang yang hidupnya terlalu lurus sepertimu memang sulit memahaminya," celetuk Arya lagi seolah bisa membaca pikiran Kiria.

"Ya, ya, aku terlalu lurus," gerutu Kiria kesal. "Kenapa enggak dijelasin aja, sih?"

Arya terkekeh. "Nanti jadi tidak seru."

Kiria bersungut-sungut. Bukannya membujuk, Arya malah asyik mencomot kue di meja.

"Dasar bos r
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 114

    Semua mata terpaku pada layar. Hening terasa mencekam. Raka tersenyum penuh kemenangan saat dilihatnya wajah merah padam Arya. "Ria, jelaskan apa ini? Kenapa bisa seperti ini?" jerit Rose histeris. Dia hampir saja menampar Kiria. Namun, Abimana lebih dulu mengamankan sang istri. Abimana juga memberi isyarat pada Arya untuk mengendalikan situasi yang mulai kacau. Suasana di aula memang tak lagi kondusif. Bisik-bisik tak sedap mendengung bagai lebah. Cap wanita tak tahu diri mulai disematkan pada Kiria. Pandangan merendahkan begitu menusuk tanpa ampun. "Kurang apa Pak Arya? Bisa-bisanya dia berselingkuh dengan Pak Raka.""Apa kau tidak dengar di videonya? Cinta pertama! Cinta pertama itu sulit dilupakan! Apalagi Pak Raka juga sama suksesnya, 'kan?""Tapi, tetap saja benar-benar mencoreng nama baik Keluarga Wijaya saja."Viola yang menghadiri acara bersama ayahnya bersorak dalam hati, "Wanita miskin ini rupanya banyak musuh juga. Aku bahkan belum melakukan apa-apa, dia sudah kena kar

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 113

    "Aku tidak bisa, Raka!" tegas Kiria.Dia menyentak tangan dengan keras, hingga genggaman Raka terlepas. Pemuda itu tampak sangat kecewa. Namun, entah kenapa tak ada rasa bersalah dalam hati Kiria, padahal saat menikahi Arya ada perasan tak enak hati pada cinta pertamanya."Bukankah dulu saat kamu memanggilku kucing kecil manis, kamu minta dipanggil serigala cantik karena serigala itu setia pada satu pasangan?"Kiria menghela napas berat. "Bukankah aku sedang membuktikan itu, Raka? Pasanganku saat ini adalah Arya dan aku akan setia padanya. Kuharap kamu menghargai keputusanku, Raka."Raka hendak bicara lagi. Namun, sorot mata Kiria menunjukkan rasa jengah yang mulai diwarnai kejengkelan. Raka merasakan sinyal untuk mundur terlebih dulu.Dia tersenyum hambar, lalu bergumam dengan sendu, "Maaf sudah bertingkah impulsif. Aku hanya berharap bisa membahagiakanmu."Kiria bangkit dari kursi. "Sepertinya, Pak Raka perlu menenangkan diri dan merenungkan kembali. Saya permisi," pamitnya, lalu m

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 112

    Raka menunjukkan raut wajah muram. Bibirnya tersenyum hambar. Meskipun ada banyak keraguan, Kiria tetap merasa bersalah. Dia menghela napas."Raka ... aku benar-benar minta maaf. Kamu sangat berbeda dari yang dulu. Jadi, aku tidak bisa mengenalimu."Raka terkekeh. "Ya, ya, dulu aku cupu sekali, 'kan?"Kiria tertawa dengan canggung. Keraguan di hatinya semakin menguat. Raka masih tergelak sambil sesekali mengungkit kembali penampilannya di masa SMP, tak menyadari perubahan raut wajah Kiria yang tengah teringat masa lalu....Hari itu, Kiria baru pulang dari sekolah. Dia melangkah cepat, tak sabar hendak bermain dengan adiknya di rumah. Suara bentakan mengalihkan perhatiannya. Kiria pun mencoba mencari asal suara dan menemukannya di sebuah lorong gang buntu."Dasar cupu! Berani sekali menggoda pacarku, hah?" Seorang remaja bertubuh gempal menarik kerah kemeja remaja berkcamata tebal.Beberapa remaja lainnya berkerubung dengan tatapan mengejek. Mereka kompak menyanyikan yel-yel penuh pen

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 111

    "Siapa bilang Kiria tidak memberitahuku?" potong Arya."Kak Ria pergi sendiri berarti tidak beritahu Kak Arya. Kalau beritahu, Kak Arya pasti temani Kak Ria," debat Viola masih dengan wajah sok polosnya.Rose dan Satya kompak menatap Arya. Sorot mata mereka jelas menuduh Arya sedang berusaha melindungi Kiria, menutupi kecerobohan sang istri. Arya dan Abimana menghela napas bersamaan."Ria langsung memberitahuku saat para penculik itu menelponnya. Tapi, Ria takut kalau di mobil kita atau ponselnya ada penyadap. Jadi, Ria mengenggam tanganku sambil menuliskan pesan di telapak tangan," jelas Arya.Rose menoleh pada Kiria. Sang menantu mengangguk membenarkan ucapan Arya. Dia pun menjelaskan kembali secara detail kronologis kejadian beberapa waktu lalu. Kiria merasakan firasat buruk dan menyadari keanehan pada ponselnya."Penjahat itu mengawasi. Jika aku terang-terangan memberitahu Arya, Kanania bisa langsung dieksekusi oleh mereka, Ma. Makanya, aku harus berpura-pura terkena jebakan merek

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 110

    "Kakak, sebaiknya tinggalkan aku di sini. Kalau Kakak pergi sendiri, pasti bisa lolos." Kanania menahan isakannya. "Kumohon, Kak. Mungkin ini hukuman Tuhan untukku.""Anak Bodoh! Apa kau pikir aku datang ke sarang penjahat tanpa persiapan?" tegur Kiria. "Recana menyusup dan membawamu kabur hanya untuk merperkecil jumlah korban yang tidak perlu. Jika sudah seperti ini tentu harus pakai rencana B."Kanania terbengong-bengong. Sementara itu, situasi semakin mendesak. Kebetulan sekali, Genta juga sudah sadar kembali dan telah pulih dari sakitnya. Namun, amarahnya begitu tak terbendung.Awalnya, Genta tersadar dan senang karena tidak sakit lagi. Namun, saat menyadari "benda pusakanya" mengalami disfungsi, hatinya seketika menjadi panas. Dia pun bergegas keluar dari gudang hendak memberi pelajaran pada Kiria."Dasar waita sial*n! Beraninya kau meracuniku! Sekarang aku akan pastikan kamu akan merasa lebih baik mati saja!" geram Genta.Kiria tak tampak gentar, semakin menyulut emosi Genta. Di

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 109

    "Wah, Bos Genta! Benar-benar dapat tangkapan besar kita hari ini," komentar salah seorang anak buah si tato naga begitu bosnya memasuki gudang.Genta menyeringai. Pikiran-pikiran liar sudah memenuhi otaknya saat mengamati tubuh Kiria. Dengan tak sabar, dia melempar Kiria ke kasur butut di tengah-tengah ruangan. Hampir saja, Kanania yang tergeletak lebih dulu di sana tertimpa. Untunglah, gadis itu sempat berguling ke kanan.Kanania membelalak saat melihat kakaknya yang tak sadarkan. "Hmmpp Hmmpp sskdejskzz," gerungnya.Sayangnya, tak ada kata-kata jelas yang keluar dari mulut. Genta dan anak buahnya langsung terbahak-bahak. Air mata meluncur deras di pipi Kanania saat melihat mereka menjilat bibir."Sabarlah kalian, aku dulu yang harus menikmati tangkapan hari ini. Kalian videokan saja dulu. Lakukan siaran langsung ha ha ha," perintah Genta."Siap, Bos!" seru para anak buah Genta kompak.Para preman itu pun mulai menyiapkan perlengkapan untuk rekaman. Genta menunggu santai di kursi sam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status