/ Rumah Tangga / Dek Ajeng & Mas Abim / Bincang-bincang manis Pasutri

공유

Bincang-bincang manis Pasutri

작가: Ceeri
last update 최신 업데이트: 2025-04-03 20:42:54

•• ༻❁༺ ••

Pagi cerah sedang menyapa dengan kilau cahaya mentari dibarengi merdunya kicau burung-burung kecil di atas ranting pepohonan. Hunian mewah seperti kediaman Abimana Abrisam adalah idaman setiap pasangan menikah. Bagian konsep dari desain ruangan di dalam gedung beserta halaman sekitarnya ditata dengan pemikiran bernilai artistik alam.

Ajeng menyingkap tirai biru tunggal yang menutupi jendela luas di kamar mereka; menggeser kacanya agar dia dapat menghirup segar dan bersihnya udara pagi. Kedua lengan direnggangkan demi melemaskan otot-otot yang kaku akibat berbaring semalaman.

Serta merta Ajeng terkesiap ketika sepasang tangan kokoh membungkus pinggangnya erat dari belakang. Dia menoleh hanya untuk menemukan seringai tipis yang sayangnya begitu menggoda dipandang.

"Mas, Adek kaget tau! Kayak enggak ada jejak kakinya."

"Adek ketinggalan, sih. Mas bisa merayap juga sekarang. Kadang merayap, kadang melayang, terserah Adek senangnya yang mana."

"Dasar!" seru Ajeng dini kepalan ta
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Makan malam yang memang 'berkesan'

    Tepat ketika temaram menggantikan pendar mentari senja, lampu gantung di ruang makan memancarkan kehangatan yang menenangkan. Meja yang panjang dipenuhi berbagai hidangan lezat. Aromanya menggugah selera dengan warna tampilan yang pula menarik. Abimana sekeluarga berkumpul untuk makan malam bersama.Abimana dan Ajeng duduk di ujung meja, saling menatap melalui binar-binar sayang. Mereka tampak segitu mesra, seakan dunia hanya milik mereka berdua. Ajeng secara refleks menyuapkan sendok demi sendok makanan kepada Abimana. Sudut bibir serta pelupuk matanya serempak tertarik, menyematkan lengkung cantik setiap satu suapan yang dia suguhkan diterima oleh Abimana. Suaminya itu pun turut mengulas senyum serupa tanpa merasa canggung untuk memperlihatkan bahasa cinta demikian. Semua tentu bergembira, merasakan nyaman bersama orang-orang terkasih. Mereka berbincang, tertawa di antara senda gurau yang tercipta. Namun, di tengah-tengah sukacita itu Arjuna ternyata tidak turut mengarungi suasana.

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Perasaan yang ada tidak pernah berubah

    Mentari senja meninggalkan langit cerah di sepanjang siang semula. Kini perlahan-lahan berganti kelabu malam yang sekejap lagi akan mengundang hawa dingin. Ajeng telah menuntaskan pekerjaannya dalam merapikan pakaian ke lemari. Kini dia mondar-mandir tenang di dapur, menghangatkan makanan yang mereka masak beramai-ramai tadi. Lalu, dia menyajikan piring per piring ke permukaan meja. Ajeng tampak sendirian, segar serta dengan raut gembira. Heningnya suasana mengakibatkan daya pekanya cukup tanggap. Ajeng Dwi Ayu menengok ke sumber suara langkah kaki yang dia dengar. Saudara laki-lakinya ada di sana, balas menatap dia lewat senyuman berarti. "Kakak baru pulang?! Dari mana sih? Kenapa kak Alyssa enggak diajak?" Rentet kalimat tanya terangkai licin dari belah bibirnya. Tetapi, tangan-tangan Ajeng masih cekatan menata piring-piring berisi makanan. Arjuna menghampiri, hanya duduk begitu dia menarik satu kursi kosong. "Kakak abis ketemu teman SMA. Mau mengajak Alyssa, dia lagi asyik baren

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Rahasia di dalam rahasia yang terbuka

    "Saya tau ini sudah jam pulang. Tapi, setelah kedatangan Diana tadi terpaksa saya panggil kamu untuk bicara."Abimana Abrisam tetap menyampaikan rasa sungkannya, walau Dimas tidak sama sekali memperlihatkan raut keberatan. Justru pria itu duduk di hadapan Abimana dengan raut yang bersahaja. "Bapak pasti punya alasan memanggil saya ke sini. Saya bisa memahaminya, Pak." "Tidak ada konfirmasi mengenai kemunculan dia. Saya jadi kaget." Dahi Abimana berkerut sambil dia menautkan kedua tangannya. "Saya memikirkan sesuatu yang tidak bisa saya katakan. Diana agak berbeda dari Diana yang kita hadapi sebelumnya.""Bu Diana berubah jadi apa, Pak? Apa selama ini Bu Diana bukan manusia?" Dimas tidak berniat bergurau, tapi pernyataan sekian meluncur begitu mudah dari belah bibirnya. "Saya tidak bercanda. Dia seperti—ah, sudahlah. Lupakan aja!" Kini, giliran Dimas yang mengernyit sebab tidak mendapatkan informasi yang jelas. "Saya harus apa, Pak?" Kontan Abimana menengadah, mengamati Dimas yang

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Adakalanya sesuatu lebih baik disembunyikan

    "Daripada Kakak sedih-sedih begitu, boleh enggak aku minta tolong mengupaskan buah?""Tumben enggak bikin kopi, Nak?" Cahyani seketika menangkap pernyataan putrinya barusan."Es buahnya buat kita semua, Bu. Ajeng kepingin mencampurkan madu ke dalam airnya, enggak usah pakai gula. Kopi 'kan untuk Mas Abim. Tapi, kayaknya dia juga bakal pilih es buah. Soalnya cuaca gerah-gerah berangin begini cocok banget minum yang dingin-dingin sambil makan yang manis-manis." Alyssa mengangguk di saat Cahyani berbalik ke belakang guna mengambil keranjang buah dari dalam kulkas. "Kasih tahu Alyssa buah apa yang perlu dia kupas." Cahyani menyambung lagi."Ehm, apa ya ... kalau semuanya pasti kebanyakan. Oh, kalau begitu pilih buah yang gampang dikupas atau dibersihkan. Anggur, stroberi, jeruk, apel sama kurmanya masukin, Kak.""Masukin?""Ke sini aja maksudnya." Ajeng memindahkan wadah mangkuk kaca yang besar ke hadapan Alyssa. "Ini buahnya dicuci Mumu, Kak Alyssa hanya mengupas aja. Nanti biar aku ya

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Melalui bahasa kejujuran, kehangatan pun terjalin

    Seorang office boy menurunkan dua cangkir kopi ke permukaan meja. Alvian Lim masih di situ, berbincang-bincang dengan Abimana mengenai projek perusahaan juga rencana liburan mereka. Karier Alvian Lim di bidang periklanan patut diapresiasi. Ide-idenya kerap brilian, mengikuti perkembangan zaman dan selera pasar. Maka dari itu, banyak pebisnis senior maupun dari kalangan pemula memilih untuk memakai jasanya. Salah satunya tentu saja Abimana Abrisam. Pria ini justru dari kapan waktu hendak bekerjasama dengan teman lamanya itu, meski padatnya daftar di dalam buku kerja Alvian Lim menyebabkan Abimana butuh menunggu hingga tiga tahun. "Ajeng masih harus menunggu reaksi ayah dan ibu, Vin. Aku enggak bisa memutuskan sepihak, walau sebenarnya aku yakin ayah ibu pasti mengerti. Cuma, pikiran aku ke Ajeng. Kalau dia belum benar-benar siap atau rela, mungkin rencana pindah ke Kalimantan bakal tertunda sampai dia bersedia.""Moodnya juga pasti naik turun. Maklum ajalah, Bro. Ibu hamil gampang str

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Obrolan berkasih melalui Video Call

    Sembari menganalisa laporan yang dikirim dari Kalimantan, Abimana Abrisam juga sedang mengobrol dengan istrinya melalui Video Call. Padahal pagi tadi pun mereka mencuri-curi waktu dan situasi untuk bermesraan. Namun, seakan jarak rumah ke perusahaan merupakan kilometer panjang, Abimana sering merasakan kerinduan yang menyiksa pikirannya. "Dek, Mas pulang aja deh, ya. Kita pergi kek ke mana. Atau mau check in hotel enggak, sayang? Yang kolam renangnya privat. Kayaknya asyik sekali, serasa kita bulan madu lagi." "Mas, jangan ngaco ih! Ada Kak Juna di rumah, kok malah kamu mau kelayapan." "Biar bebas, sayang. Soalnya Mas jadi sungkan mau dekat-dekat sama Adek. Entar disangka enggak tau adat dan sopan santun." "Bukannya ada Kak Juna atau enggak, Mas tetap aja menempel ke Adek? Buktinya pas sarapan tadi Mas minta disuapin. Diliatin Kak Juna dan Kak Alyssa juga Mas enggak peduli tuh." "Hehe, biarin ah! Mau dikata norak juga Mas bodo amat, Dek. Mas udah telanjur kecintaan dengan y

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Berbincang dari hati ke hati adalah sebuah solusi

    "Kak Juna, aku enggak tau kalian berdua ada masalah apa. Tapi, Kak ... Ajeng ngerti banget menangis adalah batas dari kesabaran emosi seseorang. Entah kesedihan, marah, kecewa, apapun itu bukanlah sesuatu yang baik untuk dipendam. Dengan kondisi Kak Alyssa yang juga sedang hamil, reaksi emosional berlebihan bisa mengganggu perkembangan pada otak janin. Please, Kak ... buat sementara waktu Kakak yang harus lebih banyak bersabar. Suasana hati wanita hamil enggak ketebak, Kak. Terkadang kita bisa tiba-tiba aja ngerasa seperti orang yang paling malang atau kek yang udah cape banget menghadapi hidup." Arjuna dan Alyssa serempak bungkam, masing-masing memandang ke arah berlainan juga perasaan yang kontras. Arjuna menyadari jantungnya berdebar kencang. Terselip bangga saat mendengar segitu luas pemahaman adiknya sekarang. "Aku mau keluar. Kamu di sini dulu temani Alyssa, ya. Aku pasti balik lagi kalau semuanya udah lebih dingin.""Jangan lama-lama ya, Kak. Kasihan Kak Alyssa. Ajeng juga ha

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Dua sisi di antara Arjuna san Alyssa

    Pulang ke Indonesia merupakan keputusan tunggal oleh Arjuna Eka Angga setelah dia melewati minggu-minggu untuk pertimbangan matang. Dia tak lagi merasa cocok bekerjasama dengan rekan-rekan maupun agensinya di Prancis. Maka dari itu, berangkat ke negara asalnya menjadi pilihan paling bijak menurut dia. Daripada harus terpaksa melibatkan diri ke dalam suasana lingkungan kerja yang tiada selaras. Namun, tentu semuanya itu bukan hanya tentang dia dan kenyamanannya. Setelah menikah, segala hal dalam kehidupan akan selalu berkaitan dengan pasangan. Mustahil Arjuna mengabaikan begitu saja opini Alyssa Chloe selaku istrinya. Lebih dari siapapun, wanita tersebut sudah sangat tahu seluk beluk personal dia, termasuk bagian terkelam. Alyssa hafal siapa/bagaimana ayah dan ibu Arjuna di Indonesia, tahu jika kedua paruh baya ini adalah keluarga angkat; sepasang suami istri yang mengambil Arjuna dari panti asuhan. Rahasia Laksmana Cahyani pun turut diketahui Alyssa, menyangkut status Arjuna. Sampa

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Sebuah fakta di balik sosok Arjuna Eka Angga

    Kamar hening kian senyap oleh suasana siang yang begitu tenang. Arjuna Eka Angga duduk diam di atas kasur, menghadap ke jendela bertutup tirai renda. Sikunya bertumpu di atas lutut dengan jemari menahan dahi. Gerangan beban apa yang sepertinya sungguh berat dia pikul. Nyatanya Arjuna tidak terlihat segitu senang. Di sini dia menumpahkan gulana itu kepada ruangan hampa. Kala dia tengadah, dapat terbaca luka yang menyedihkan. Arjuna meneteskan kepedihannya. "Jun ..." "Alyssa ..." Teguran lembut tadi tak pula mengakibatkan Arjuna panik, seolah tiada rahasia di antara mereka. "Kamu, okay? Sebelum aku pergi kamu masih baik-baik aja." "Nothing, you don't need to worry--gimana hangout tadi? Kamu happy?" "Lumayan. Adik kamu baik. Dia banyak omong sama aku. Aku rasa kita bakalan cepat akrab." "Bagus 'kan? Kamu jadi enggak perlu nethink lagi soal pergaulan di sini. Aku perhatiin juga kamu sendiri gembira pas bareng Ajeng." Alyssa sudah berada di samping Arjuna usai menaruh b

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status