Rianti menyeringai di balik pintu saat dia melihat perbuatan Faisal dan Ayu. Bara amarah yang menyusup di dalam hati dan pikirannya, membuatnya nyaris menyerah pada bujukan kegelapan. Rianti mengangkat pisau di tangannya bersiap menghujamkan kemarahannya, tetapi tiba-tiba saja tubuhnya tersadar bagaikan terkena serangan listrik.
"Astagfirullah."
Rianti menepuk dadanya tersadar dari Bisikan kegelapan yang hampir saja menyedot kewarasannya.
Sebelum dia menjauhi pintu dengan pisau yang masih dipegangnya erat, Rianti sempat melihat mereka berganti posisi. Wajah penuh kenikmatan jelas sekali terlihat dari sorot wajah keduannya.
Wanita itu turun dengan wajah tanpa ekspresi. Aura dingin meliputi seluruh tubuhnya. Dia berjalan kaku bagaikan robot yang tidak memiliki perasaan. Rianti kembali menuju ke dapur dan melanjutkan mencincang daging seolah tidak terjadi apapun sebelumnya.
Dia bersenandung lirih menunggu air di dalam panci mendidih. Rianti menu
Pernikah siri antara Faisal dan Ayu sudah terlaksana dengan dihadiri oleh Rianti, tapi tanpa keberadaan Joko dan Jelita. Kedua anak mereka belum mengetahui tentang pernikahan yang dilangsungkan mendadak itu. Mereka yang datang hanya beberapa sahabat Rianti dan tetangga sebagai saksi.Setiap mata memandang Rianti dengan tatapan kekaguman akan keikhlasan hati wanita itu. Mereka tak percaya jika pasangan paling romantis dan selalu terlihat rukun itu akhirnya bernasib seperti ini. Ada orang ketiga berhasil menyusup dalam keharmonisan.Hal yang membuat setiap orang kagum adalah tidak ada raungan, tangisan apalagi sinar kemarahan terpancar dari wajah wanita itu. Rianti tampak bagaikan Malaikat, wanita soleha yang memiliki hati seputih kapas dan sebening krystal. Senyuman tipis menghiasi wajahnya yang telah dipoles untuk menutupi wajah yang pucat."Rianti benar-benar wanita yang hebat," bisik beberapa orang tetangga yang menjadi saksi," kalau aku tentu su
"Selamat pagi, Ayu.” Rianti bersenandung riang saat berpapasan dengan madunya yang baru saja turun dari lantai atas.“Pagi, Mbak,” sahut Ayu lesu.“Ayu mau sarapan? Maaf ya, Mbak baru bangun.” Rianti menampilkan wajah yang terlihat bersalah. “Mbak kesiangan,” bisiknya dengan nada menggoda.“Ya, Mbak tidak apa-apa, biar Ayu saja yang masak pagi ini.” Ayu menyungging senyuman tipis di wajahnya.“Eh, jangan … masak pengantin baru harus sibuk di dapur. Sana, masuk kamar saja biar Mas Faisal yang antar makanan ke kamarmu." Rianti menepuk pundak Ayu. Biar Mbak yang masak buat sarapan ya.""Tapi, Mbak." Ayu hendak membantah, tetapi Rianti mengerucutkan bibirnya manja membuat Ayu menjadi sungkan. "Mas Faisal apa masih tidur, Mbak?" tanya Ayu hati-hati."Iya, dia kesiangan juga." Rianti cekikikan dengan nada manja. "Semalam kerja keras dia, lembur." Rianti mendekatkan bibirnya b
Sore itu, Faisal pulang lebih awal. Dia merasa tidak nyaman dengan tatapan diam-diam para karyawan. Mereka semua begitu hormat dan mengagumi Rianti, membuat rasa bersalah sedikit menyusup dalam hati Faisal karena telah berselingkuh.Setibanya di rumah, Faisal tidak mendapatkan sambutan dari siapapun karena kedatangannya lebih awal dari biasanya. Pria itu langsung masuk ke dalam kamar utama, tanpa ada niatan untuk melihat istri mudanya."Dik …." Faisal tercekat ketika melihat Rianti baru saja keluar dari kamar mandi.Rianti keluar dari kamar mandi hanya menutupi bagian depan tubuhnya dengan handuk tanpa membebatnya, terlihat begitu mempesona. Sebagian lekukan tubuh istrinya yang semakin berbentuk bagaikan gitar, terlihat indah dipandang mata."Ah, Mas Faisal? Sudah pulang?" Rianti bersikap malu-malu dan berusaha membebatkan handuk di tubuhnya.Perbuatan wanita itu membuat bagian intinya terlihat sepintas. squishy kembar yang terlihat ma
Mereka makan malam bertiga di meja panjang yang terasa sepi. Tidak ada suara percakapan hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Rumah seluas delapan ratus meter persegi itu terasa sepi dengan hanya ada mereka bertiga.Rianti menatap sisi meja yang biasa ditempati oleh Joko dan Jelita. Dia sudah meletakkan piring untuk mereka berdua, tetapi tersadar jika kedua anaknya itu tidak lagi tinggal di rumah ini. Ada denyut di hatinya ketika mengingat hal itu."Kenapa tidak di habiskan makannya, Ayu?" Rianti berucap lembut melihat perempuan yang sedang hamil muda itu terlihat tidak berselera."Iya, Mbak, entah kenapa Ayu tidak berselera," ujarnya lirih dengan manja."Makan ikannya saja, Ayu. Protein bagus untuk bayimu." Rianti menunjuk pada lauk ikan pesmol dengan matanya."Enggak berselera, Mbak," ujarnya lesu.Rianti tidak melanjutkan perkataannya. Kandungan Ayu saat ini memasuki usia empat bulan. Itu artinya dua bulan yang
“Selamat sore, Pak Faisal, apakah Anda sedang sibuk?” suara lembut terdengar menggoda di telinga Faisal yang sedang sibuk mengecek laporan penjualan. "Rianti?" Faisal terkejut melihat kedatangan istrinya. Sudah lama sekali sejak gedung kantor terbaru diresmikan, Rianti tidak pernah menjejakkan kaki di sana. Lebih tepatnya semenjak Joko mulai bekerja di perusahaan kecil mereka. "Kejutan, kan. Pak Faisal apa masih sibuk?" Rianti berjalan dengan anggun sambil membawa tas kertas di tangannya. "Tidak juga. Ada apa, Dik?" Faisal menutup berkas di mejanya. Dia menatap Rianti penuh tanda tanya. Rianti tersenyum lembut. Wanita itu mengenakan kimono indah, luaran kebesaran dengan sabuk di pinggangnya. Rianti juga berdandan sangat cantik dan sepatu hak tinggi warna merah menghiasi kakinya yang mengenakan stoking warna hitam. "Aku hanya ingin menghabiskan waktu sesaat bersamamu, sebelum aku bertemu dengan teman-temanku." Rianti mengeluarkan
Rianti tiba di rumah Sulastri, ketika jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Dia terlambat beberapa menit dari pada teman-teman lainnya. Hari ini mereka sengaja berkumpul dan menginap di rumah Sulastri, karena kebetulan sebagian dari para suami mereka semua sedang keluar kota. Wanita itu sengaja tidak meminta izin pada Faisal untuk menginap, karena pada dasarnya dia pun masih ragu. Meninggalkan madu berduaan dengan suaminya, membiarkan Ayu memiliki kesempatan penuh merasa Faisal? Tidak! Rianti tidak bisa merelakan gadis itu senang dan bebas menguasai suaminya. Rianti masuk ke dalam rumah Sulastri dan dia melihat ke enam wanita lainnya terlihat bersantai di kolam renang sedang menanti dirinya. Tanpa ada suami dan anak laki-laki Sulastri di rumah, mereka bebas mengenakan pakaian renang model apapun. "Hai Rianti!" teriak Hastari lantang. "Halo semua." Rianti duduk di pinggiran kolam renang. Dia melihat makanan sudah ditata rapi di meja pras
Pertanyaan Hastari bukan saja membuat Rianti tersinggung, tetapi para perempuan lainnya waspada. Mereka takut akan terjadi perselisihan, di mana Rianti mengira jika Hastari berada di pihak gadis yang sudah berselingkuh dengan suaminya. "Ada apa dengan Ayu?" Rianti bertanya dingin ke arah Hastari. Ke enam wanita lain terdiam mendengar nada bicara Rianti. Wanita lembut yang selalu berbicara dengan sopan itu terlihat berbeda. Rianti menunjukkan sisi lain yang membuat teman-temannya terkesima. Raut wajah datar dengan suara kaku bagaikan Robort. "Ehem," Hastari berdehem untuk meringankan rasa gatal di tenggorokan yang tiba-tiba muncul. "Maksudku Ayu kan serumah dengan suamimu juga." Hastari tampak kesusahan meloloskan pertanyaan itu. "Apa perduliku. Dia bukan urusanku," ujarnya acuh. Rianti melepaskan sepatu yang dia kenakan. Wanita itu melangkah dengan anggun, menggoyangkan rambutnya yang panjang ikal. Rambut itu pun telah mengalami perubahan, dar
Ayu tersenyum bahagia melihat keromantisan dari restaurant yang berada di lantai terbatas sebuah gedung mewah. Pemandangan kota yang bisa dia lihat dari sana, sungguh memukau. Kerlap-kerlip lampu kota, terlihat jauh lebih indah daripada ketika dia menatap desa dari perbukitan."Mas, akhirnya kita bisa berduaan saja ya." Ayu bergelanyut manja di lengan Faisal.Semenjak pernikahan sirinya dengan Faisal, Ayu justru merasa kehilangan kesempatan berduaan dengan lelaki itu. Pertemuan diam-diam yang membara, baik di siang hari dalam sebuah hotel ataupun ketika malam hari disaat semua telah terlelap, semuanya berhenti begitu saja."Kok ngomong begitu, sih. Kita juga kan tiap hari bertemu," sahut Faisal tenang.Berdiri berduaan dengan Ayu memang terasa menyenangkan. Namun, ada bagian yang kurang dari dalam hati Faisal. Rasa yang dulu dia miliki, di saat mereka diam-diam melakukan perselingkuhan, sangat berbeda dengan saat ini. Faisal justru berharap jika Ria