Share

02. Choice

Author: Urbaby
last update Last Updated: 2025-06-11 23:43:01

"Please ... bantu aku, Star!"

Sejak tadi temannya ini terus menerus memohon meminta bantuan kepadanya. Starla sudah pasti akan membantu seandainya bukan sesuatu yang mustahil yang diminta oleh wanita itu. Tempat itu adalah tempat yang terlarang bagi Starla dan ia sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa dia tidak akan menginjakkan kakinya di tempat tersebut.

Dan memang benar, di usianya sekarang, dua puluh lima tahun ia memang tidak pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut. Arlan dahulu begitu menjaganya dan mengharamkan tempat itu untuknya, dan sampai sekarang ia tentu saja masih mengingat larangan kakaknya itu. Oleh karena itu, sampai kapan pun dia tidak bisa melakukan permintaan Ariana.

"Aku tidak bisa, Ari. Maaf, ya!" ucap Starla sambil melanjutkan pekerjaannya.

Ariana masih keukeuh membujuk Starla untuk membantunya. Wanita itu adalah teman satu-satunya dan hanya wanita itu yang dapat membantunya.

"Aku mohon, Star. Kalau aku absen malam ini, gaji aku akan ditahan dan kamu tahu apa yang akan terjadi, aku tidak bisa membayar operasi ibuku."

Starla menoleh ke arah temannya yang bernama Ariana itu, seorang wanita yang satu-satunya mau berteman dengannya di tempat kerjanya. Seorang wanita berkacamata tebal, dengan dandanan yang lebih ke perempuan cupu. Tetapi tidak ada yang tahu dibalik dandanannya itu, dia akan berubah menjadi wanita menggoda jika malam tiba, semua itu karena tuntutan pekerjaan.

Ariana pernah bercerita kalau ibunya punya penyakit jantung yang harus secepatnya di operasi, oleh karena itu Ariana bekerja banting tulang untuk mencari biaya untuk operasi ibunya. setahu Starla, Ariana itu juga bekerja saat malam setelah pulang dari kantor. Tetapi dia sama sekali tidak tahu pekerjaan apa yang digelutinya dan baru ketahuan sekarang.

"Di sana ada temanku yang bakal menjagamu. Kamu hanya sebagai waitress di sana, menggantikan aku untuk malam ini saja. Ibuku meminta untuk menemaninya malam ini, dan aku tidak bisa lagi berbohong untuk menolaknya."

Starla dibuat tidak bisa berkata-kata lagi. Dia dilema. Satu sisi dia kasihan dengan Ariana, apalagi wanita itu memohon-mohon padanya. Tetapi di satu sisi Starla tidak terbiasa ke tempat itu. Dia ketakutan.

Demi Tuhan! Pekerjaan yang dimaksud oleh Ariana adalah waitress di club malam terkenal di kota ini. Seandainya hanya menjadi waitress biasa di cafe atau pun restoran, di kalimat pertama Ariana meminta dia akan langsung mengiyakan. Tetapi ini club. Tempat yang tidak pernah Starla datangi dan tidak akan pernah dia datangi.

"Tetapi ini club, Ari. Tempat yang tidak bisa aku datangi. Kau minta sama yang lain saja, ya!" lirih Starla dengan perasaan tidak enak telah menolak permintaan Ariana.

Ariana menunduk murung. "Ya sudah kalau kau tidak bisa. Sepertinya aku harus merelakan bulan ini ibuku tidak di operasi. Mungkin nanti bulan depan aku masih bisa kerja mati-matian untuk mendapatkan uang operasi untuk ibuku."

Mata yang telah mengeluarkan air mata itu seketika membuat Starla merasa bersalah. "Ari, jangan menangis!"

"Bagaimana aku tidak menangis, Star. Aku tidak bisa membayangkan ibuku akan terus-terusan terbujur kesakitan di atas ranjang rumah sakit. Ibuku sangat ingin sembuh, tetapi aku belum bisa mengabulkannya."

Starla semakin dibuat kebingungan. Bagaimana mungkin dia akan setega itu menolak permintaan seseorang yang begitu baik padanya selama ini. Satu-satunya orang yang mau mengajaknya berbicara, di saat yang lain menghindarinya entah karena apa.

Lagian kata wanita itu hanya menjadi waitress biasa, hanya menghidangkan beberapa minuman pada tamu dan selesai. Kata Ariana juga, dia punya teman di sana yang akan menjaganya. Starla hanya harus meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Starla menghela napas dengan berat. "Baiklah, Ari. Aku akan membantumu, tetapi hanya untuk malam ini saja. Ke depannya aku harap kau tidak memintaku untuk menginjakkan kaki lagi di tempat itu."

Ariana tersenyum semringah. "Tentu ... tentu saja, Star. Sekali lagi terima kasih. Kau memang adalah sahabat terbaikku."

Starla hanya bisa tersenyum tipis dan membalas pelukan kebahagiaan yang dilakukan oleh Ariana. Ketakutan tentu saja masih menghantuinya. Semoga pilihannya ini tidak salah. Semua pasti akan baik-baik saja, yakinnya di dalam hati.

****

Skylar Aleandro Wolves, pria tiga puluh dua tahun itu tengah duduk di atas kursi kebesarannya, seraya memandangi selembar foto yang berisikan wajah gadis cantik dengan pria yang sangat dikenalnya.

Rahangnya mengeras, giginya bergemeletuk, matanya memerah ketika tatapannya jatuh pada wajah sang pria di foto itu. Sedetik kemudian, iris birunya beralih ke arah pintu ruangan pribadinya yang baru saja terbuka.

"Dia sudah berhasil, Sir," ucap seorang pria padanya.

Salah satu sudut bibirnya tertarik, membentuk senyuman licik ketika sang empu mendengar kabar yang sangat baik itu.

Sebentar lagi ....

"Siapkan mobil! Aku harus menjemputnya dan bermain-main sebentar dengannya."

Skylar berdiri dan berderap meninggalkan ruangan itu, diikuti oleh seseorang yang baru saja memberitahu kabar baik tersebut. Dia menuruni anak tangga satu persatu dan berjalan menuju mobilnya. Ini adalah sesuatu yang dia tunggu-tunggu setelah sekian lama dan Skylar akan memastikan kalau orang itu akan hancur di tangannya.

"Perintahkan beberapa orang untuk ikut bersamaku!"

****

Suasana yang hingar bingar membuat Starla mengernyitkan matanya. Inilah yang tidak disukai dari tempat ini, karena dia tidak suka suasana ramai dan menyesakkan seperti ini. Dia merindukan kamarnya, kamar tenang yang damai, tempat biasanya ia duduk dan membaca sambil mendengarkan musik sayup-sayup.

Tetapi musik yang sangat keras ini hampir melampaui batas toleransinya, ingin rasanya dia pergi dari tempat ini, tetapi dia tidak bisa. Ini demi Ariana dan kesembuhan ibunya. Ibu dari temannya itu butuh operasi secepatnya, oleh karena itu Starla mencoba membantunya dengan cara ini. Biarkan saja Ariana quality time malam ini bersama ibunya, dan Starla di sini bekerja keras untuk memberikan bantuan.

Starla terus mencoba menarik turun rok hitam pendeknya yang mulai terasa tidak nyaman, dengan belahan dada yang begitu rendah dan rok yang begitu pendek. Starla seperti dipaksa menyamar menjadi orang yang tidak dikenalnya. Starla kini menjelma menjadi orang berbeda dengan dandanan seperti ini. Oh Tuhan! Semoga tidak ada yang mengenalinya di tempat ini. Baik itu kenalannya ataupun kenalan dari mendiang kakaknya.

Starla mengernyitkan matanya lagi. "Aku benar-benar berpenampilan seperti perempuan murahan," desahnya.

Suara berisik dari arah pintu masuk mengalihkan perhatian Starla, matanya mendapati seorang laki-laki yang tidak terlihat jelas wajahnya, namun kedatangannya begitu heboh dikelilingi beberapa bodyguard berbadan kekar. Sepertinya dia orang yang berpengaruh di club ini, terlihat beberapa orang sangat senang menyambut kedatangannya.

Starla tentu saja ikut penasaran dengan rupa orang terkenal itu. Dengan rasa penasaran yang besar, Starla menjinjitkan kakinya itu dan berusaha melihat dengan jelas wajah pria yang terlihat tidak jelas karena dikerumuni banyak orang.

Dan ... Oh Tuhan! Pria itu ... pria itu adalah orang yang sangat dikenalnya.

Kenapa dunia sesempit ini? kenapa Starla dengan kebetulannya harus melihat pria itu lagi?

Dia adalah Skylar Aleandro Wolves orang yang telah membunuh Arlan—kakaknya. Kakak laki-laki Gabriella—sahabatnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Membara Tuan Muda   06. Shame

    "Kenapa kau membiarkannya pergi, Tuan?"Andreas sang tangan kanan mengeluarkan argumennya yang sejak tadi ditahan. Dia tahu betul kalau Skylar sengaja datang malam ini tentu saja untuk menangkap dan menghancurkan wanita itu. Tetapi sekarang, kenapa malah dia melepaskan wanita itu untuk kembali melenggang pergi secara cuma-cuma.Sejak Starla diusir dengan kasar oleh beberapa penjaga klub malam, keadaan kembali normal. Musik kembali berdentam, keremangan lampu kembali menambah panas suasana malam ini. Orang-orang kembali turun ke lantai dansa, menari sepuas mereka. Minum-minuman kembali tersaji, dan para wanita-wanita malam kembali menunjukkan pesona mereka. Sedangkan para lelaki hidung belang kini mulai beraksi, mencari kesenangan yang bisa memberinya kenikmatan.Tetapi berbeda dengan Skylar, pria itu kini hanya bisa berdiam diri dengan satu gelas berisi cairan kekuningan menemani malamnya. Pikirannya masih tertuju ke kejadian tadi, kepada wanita yang dengan berani-berani telah menanta

  • Dendam Membara Tuan Muda   05. Anger

    Plakk!Suasana di dalam klub itu mendadak hening. Luar biasa hening. Bahkan musik yang penambah hiruk pikuk itu pun berhenti karena semua orang berhenti melakukan aktivitasnya dan menatap ke arah Starla yang berdiri dengan terengah-engah berhadapan dengan Skylar yang membatu duduk di sofa VIP-nya.Sedetik kemudian, sebuah tangan kasar mencengkeram lengan Starla. Begitu menyakitkan hingga membuat Starla menjerit kesakitan."Kurang ajar kau! Berani-beraninya kau telah memukul Tuan Sky," teriak sebuah suara berat dan kasar. Starla menoleh dan mendapati dirinya sedang ditelikung oleh lelaki berbadan besar yang sepertinya salah satu bodyguard Skylar.Lengan lelaki itu yang besar dan kuat menahannya sampai tangannya terasa kaku dan sakit. Tetapi Starla tidak menyerah, dia meronta sekuat tenaga, mencakar, dan menggigit lengan yang tetap terasa sekeras batu itu. Napasnya kembali tidak beraturan, terengah-engah dan wajahnya merah padam menahan amarah dan rasa malu karena sebagai perempuan keku

  • Dendam Membara Tuan Muda   04. Harassment

    "Aku mau dia!"Kalimat itu diucapkan dengan nada malas yang tenang, tetapi gaungnya terdengar ke seluruh ruangan. Entah kenapa suasana hiruk pikuk itu menjadi hening seketika. Dan Starla merasakan semua tatapan tertuju padanya. Pada dirinya yang sedang bersandar di meja bar, sibuk dengan pikirannya sendiri.Dengan gugup Starla menegakkan tubuhnya yang sejak tadi menunduk lemas, berusaha membalas tatapan mata semua orang, lalu matanya terpaku pada mata itu. Mata coklat pucat sehingga nyaris bening, menyebabkan pupil matanya tampak begitu hitam dan tajam.Pria bertubuh gemuk yang sejak tadi berdiri di samping Skylar tentu saja kaget mendengar permintaan pria itu. Bagaimana mungkin Skylar memilih seorang perempuan yang jauh dari kata sempurna. Masih banyak perempuan cantik yang berjejer dengan tubuh seksi dibandingkan wanita tidak berpengalaman itu yang kebetulan hanya menjadi pengganti dari Riana."Sir, tetapi dia orang baru di sini dan hanya menjadi pengganti. Sama sekali belum berpeng

  • Dendam Membara Tuan Muda   03. Scare

    Starla mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Kemarahan terlihat jelas dari wajahnya dan bisa terlihat jelas di bawah keremangan lampu yang berkerlap-kerlip. Emosinya membuncah untuk segera disemburkan kepada pria yang dari kejauhan terlihat tengah berbicara dan sesekali tersenyum menyeringai.Starla sangat-sangat membenci senyuman yang begitu menjijikkan itu!Sekilas Starla punya pemikiran untuk mengambil langkah-langkah panjang dan menerjang pria itu, tak lupa mengambil satu botol minuman di atas meja, kemudian memukulkan botol itu pada kepala Skylar sampai hancur. Saat itu juga Starla pasti akan tertawa terbahak-bahak menyaksikan bagaimana kepala itu mengeluarkan darah dan ajal akan menjemputnya saat itu juga. Pada saat itu, Starla akan berbahagia karena telah membalaskan dendam atas kematian Arlan.Oh ... seandainya Starla punya keberanian sebesar itu, tetapi buktinya dia hanya bisa berdiam diri di sini tanpa merealisasikan khayalannya itu. Tetapi sebuah alasan yang sangat besar y

  • Dendam Membara Tuan Muda   02. Choice

    "Please ... bantu aku, Star!"Sejak tadi temannya ini terus menerus memohon meminta bantuan kepadanya. Starla sudah pasti akan membantu seandainya bukan sesuatu yang mustahil yang diminta oleh wanita itu. Tempat itu adalah tempat yang terlarang bagi Starla dan ia sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa dia tidak akan menginjakkan kakinya di tempat tersebut.Dan memang benar, di usianya sekarang, dua puluh lima tahun ia memang tidak pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut. Arlan dahulu begitu menjaganya dan mengharamkan tempat itu untuknya, dan sampai sekarang ia tentu saja masih mengingat larangan kakaknya itu. Oleh karena itu, sampai kapan pun dia tidak bisa melakukan permintaan Ariana."Aku tidak bisa, Ari. Maaf, ya!" ucap Starla sambil melanjutkan pekerjaannya.Ariana masih keukeuh membujuk Starla untuk membantunya. Wanita itu adalah teman satu-satunya dan hanya wanita itu yang dapat membantunya."Aku mohon, Star. Kalau aku absen malam ini, gaji aku akan ditahan dan kamu tahu

  • Dendam Membara Tuan Muda   01. Agreement

    “Ada yang ingin bertemu denganmu, Riana!”Wanita yang dipanggil Riana itu segera menoleh saat mendengar namanya dipanggil, dan ia mendapati Zoe di sana—partner kerjanya.Riana yang tengah bersiap-siap kini menjawab ucapan dari temannya itu. “Siapa?” tanyanya dengan kening berkerut.Dia tahu, mereka berdua adalah primadona yang paling banyak dicari dan di sukai karena skilnya di club malam terkenal ini. Oleh karena itu, tidak heran lagi jika Riana tahu ada yang mencarinya padahal dia baru saja akan kembali memulai bekerja.Wanita bernama Zoe itu hanya mengedipkan matanya. “Kau pasti tahulah, Riana. Siapa lagi yang repot-repot mencarimu meski tahu sudah ada banyak wanita cantik dan seksi yang berjejer siap melayaninya.”Tanpa dijelaskan lebih inci lagi, Riana langsung tahu siapa ‘tamu' yang dimaksud oleh Zoe tersebut. Dengan perasaan bahagia dan aura yang berbinar Riana langsung mengulas senyum lebar.“Aku akan segera menemuinya, Zoe!” balas Riana dengan sumringah.Sudah berapa hari ‘ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status