Share

10. Fright

Auteur: Urbaby
last update Dernière mise à jour: 2025-07-20 13:20:57

Tidak ada yang dapat menggambarkan perasaan Starla sekarang, selain rasa takut yang sejak tadi begitu setia menohok hatinya. Membuat ia terus menerus memikirkan kata-kata ancaman yang dilontarkan oleh Skylar tadi malam.

Ada apa dengan Skylar? Mengapa ia berubah menjadi bengis layaknya monster seperti itu? Mengapa pria itu justru menyalahkan dirinya atas kematian adiknya? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang masih saja bersarang di benaknya.

Demi Tuhan! Starla benar-benar tidak tahu apa yang sebelumnya terjadi pada Arlan dan Gabriella. Ia bahkan tidak tahu bahwa kakaknya ternyata memiliki hubungan yang serius dengan sahabat baiknya itu. Dan pada saat Arlan meminta bantuannya, gadis itu pun akhirnya membantu tanpa mengetahui bahwa ada masalah besar yang tengah menghampiri keduanya. Sungguh, Starla sama sekali tidak tahu apa-apa, tidak tahu masalah yang menimpa Arlan dan Gabriella.

Starla memejamkan mata sejenak. Kilasan-kilasan ketika pertemuan tak terduga mereka dengan Skyl
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Dendam Membara Tuan Muda   76. She Is Mine

    Hampir semua orang yang mengenal Skylar tahu dan pernah berkata bahwa pria itu termasuk tipikal pria yang memiliki semangat kerja yang kuat. Skylar pekerja keras yang hanya mementingkan kesibukannya sebagai atasan di sebuah perusahaan. Dan hal itu tentu sudah berada jauh di luar kepala Xander. Ya, sebagai seorang sahabat, yang bahkan pernah menganggapnya layaknya saudara, Xander tentu tahu, Skylar bukanlah atasan gegabah yang menyia-nyiakan pertemuan penting—bahkan ini sangat penting yang membuatnya turut serta hadir, jika tidak terjadi sesuatu yang mampu memaksa pria itu beralih dari urusan bisnisnya.Sejak awal pertemuan berlangsung, Xander membiarkan pikirannya menerka-nerka apa yang telah terjadi, berusaha menemukan jawaban apa pun agar dapat menenangkan hatinya yang sejak tadi menjeritkan nama Starla tanpa henti. Namun, jawaban yang ia dapatkan justru membuat keresahan yang dirasakannya kian menyulut. Dan segala pikiran buruk yang sempat mengisi kepalanya kini benar-benar terjadi

  • Dendam Membara Tuan Muda   75. Selfish

    "Biarkan aku bersamanya."Tepat setelah titah itu mengalir, sang wanita itu akhirnya beranjak pergi. Meninggalkan Skylar yang bergelung bersama eratnya cekaman situasi yang kini membelenggu paru-parunya, nyaris membuatnya tak mampu menghela udara dengan baik.Tatapan pria itu terus tertuju pada sosok wanita yang terbaring tak berdaya di atas ranjang pasien. Rentetan suara alat medis yang dicernanya berhasil membuatnya berubah kaku di tengah-tengah dinginnya ruangan. Namun, Skylar berusaha bersikap tenang meskipun ia sendiri tak kuasa menampik segala jeritan protes akan ketakutan serta kekhawatiran di dalam hatinya. Pria itu lantas mendekat dan melakukan hal yang sama di setiap kali ia datang, menyingkirkan bunga buket yang telah layu dari atas nakas, lalu menggantinya dengan yang baru sebelum memilih duduk di kursi yang tersedia di sisi ranjang pasien."Sudah lama menunggu?" tanya Skylar dengan nada suara yang lirih, sembari berusaha menguatkan diri ketika iris matanya melirik bedside

  • Dendam Membara Tuan Muda   74. Repentance

    Embusan napas berat itu terdengar, menyatu bersama pekatnya udara setelah Skylar menghelanya sedalam mungkin. Tetesan air hujan serta lumatan embun tampak saling bergelayut, merebak pada kaca jendela di hadapannya, berupaya mengusik pandangannya yang terus menatap pusat kota yang padat akan kendaraan di bawah sana, sedang pikirannya terus bernostalgia bersama ribuan penyesalan yang ia rasakan.Skylar mengingat jelas bagaimana kebengisan itu bermula, tepat setelah dunia berlaku begitu kejam mengguncang kehidupan adik satu-satunya, yang secara bersamaan cukup membuatnya merasa kehilangan akal, berikut dengan hati nuraninya. Semuanya hilang begitu saja dan hanya menyisakan kebencian serta rasa dendam yang mendalam. Menguar cepat dan merasuki jiwanya tanpa aba-aba, yang kemudian menimbulkan reaksi balasan terhadap siapa pun yang telah merusak kebahagiaan adiknya.Demi apa pun, Skylar bersumpah bahwa ia tidak pernah ingin menyakiti Starla tanpa alasan. Sungguh, tak sedikit pun niat yang te

  • Dendam Membara Tuan Muda   73. Regret

    Skylar membuka pintu ruangan dengan begitu pelan. Pandangannya tak pernah beralih meninggalkan punggung milik wanita yang tengah duduk di kursi roda yang menghadap jendela besar di depannya—ketika ia melangkah ringan sebelum memosisikan diri dan duduk merangkung di hadapan wanita itu."Gaby."Skylar bergumam pelan setelah menggenggam erat jemari sang adik dan langsung mendapat tanggapan dari sang empunya. Manik kelam Gabriella tergenang oleh air mata kini bergerak perlahan dan memutuskan untuk membalas tatapan kepedihan milik Skylar.Setelah beberapa minggu menjalani terapi dan metode penyembuhan lain dengan rutin, wanita itu sudah mulai memperlihatkan sedikit kemajuan. Ia tak pernah memberontak lagi ketika Skylar datang berkunjung. Ia juga sudah mulai mampu mencerna perkataan orang lain. Gabriella bahkan sudah mulai mengenal orang-orang yang berada di sekitarnya. Akan tetapi dia masih belum mampu mengeluarkan beberapa kalimat selain menyebutkan nama-nama orang yang ada di pikirannya

  • Dendam Membara Tuan Muda   72. Truth

    Siapa yang harus Skylar salahkan dalam hal ini? Apakah karena sosok wanita yang telah berhasil meluluhlantakkan hatinya akhir-akhir ini? Arlan yang dia pikir telah merusak kebahagiaan adiknya dengan ganas? Atau bahkan Gabriella yang memang sejak awal telah menyembunyikan sesuatu darinya?Tiga pertanyaan itu kerap kali berputar di otak Skylar sejak kejadian tragis seminggu yang lalu. Dan bagaikan lecutan cambuk yang mengenai punggungnya ketika ia tersadar bahwa dirinya sendirilah yang menjadi pusat dari semua kesalahan yang ada. Hatinya menjerit perih. Pria itu sadar, kecerobohannya tak hanya berdampak buruk bagi dirinya sendiri, tetapi juga pada orang lain yang bahkan tidak mengetahui apa pun di balik semua masalah yang terjadi.Apakah sejak awal pernikahan, Skylar pernah memikirkan perasaan Starla? Mungkin tidak, dia hanya memikirkan bagaimana cara menghancurkan wanita itu secara fisik maupun mental. Membuat wanita itu tidak lagi mengenali arti kehidupan serta tidak mengingat lagi ba

  • Dendam Membara Tuan Muda   71. Breathe

    Tangan lelaki itu tidak meninggalkan tubuh Starla saat ia membawa dirinya dalam posisi duduk dan dengan hati-hati meletakkan kepala sang istri di salah satu pahanya. Rasa takut langsung menyerangnya saat melihat tubuh Starla yang sudah bersimbah darah dan begitu lemah."Hei ... k—kau akan baik-baik saja. Tenanglah. Aku di sini, Starla!" Dengan terbata-bata Skylar membisikkan kalimat tersebut seraya menutupi luka-luka itu dengan tangan besarnya yang bergetar hebat, mencoba menghalau darah yang terus bercucuran, tanpa memperdulikan cairan tersebut yang merebak di sebagian kemeja birunya.Tak seorang pun yang mampu memaparkan seberapa besar ketegangan yang tengah menohok perasaan Skylar saat ini. Demi Tuhan, Ia luar biasa panik dan khawatir. Terlebih lagi saat ia menyadari Starla yang tidak bernapas. Wanita itu sudah terkulai lemah dengan mata yang terpejam rapat."B—breathe!" gumam lelaki itu dengan nada yang parau. "Hei ... why don't you breathe?""Breathe!"Pria itu menggeram frustasi

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status