Share

Bab 3

Author: Uzmen
Malam itu, Deon dan Naomi seolah sengaja ingin menyiksa Griselle. Suara-suara dari kamar sebelah terdengar begitu sengaja dibuat keras dan menggoda.

"Naomi, aku sangat mencintaimu ...."

"Kak Deon, aku juga cinta kamu ... ah ...."

Griselle yang berada di kamar sebelah menggigit bibirnya erat-erat dan menarik selimut untuk menutupi kepalanya.

Dulu, mereka juga seperti itu. Berduaan di atas ranjang yang sama, saling memeluk dengan bergairah. Suara Deon saat itu juga sama lembutnya.

Dulu mereka pernah saling berjanji untuk menua bersama, membayangkan masa depan yang hangat dan bahagia dengan anak-anak yang berlarian di sekitar mereka.

Namun, waktu telah mengubah segalanya. Semua impian itu kini hancur lebur, remuk seketika tanpa jejak. Memikirkan hal itu, hati Griselle diliputi kesedihan yang tak berujung. Air matanya diam-diam mengalir melewati pipinya.

....

Keesokan paginya, Griselle bangun dengan mata yang sembap dan lingkaran hitam di bawah matanya.

Di meja makan, dia duduk diam sambil menyendok bubur. Di depannya, Deon dan Naomi kembali mempertontonkan kemesraan mereka tanpa malu-malu.

"Kak Deon, roti ini enak sekali. Kamu harus coba," ujar Naomi ceria, lalu mengoleskan selai di sepotong roti dan menyodorkannya ke mulut Deon.

Deon tersenyum dan membuka mulut untuk menggigit roti, lalu mengambilnya dan menikmati perlahan.

Pemandangan itu membuat dada Griselle terasa perih. Namun, rasa perih yang semula emosional, mendadak berubah menjadi nyeri yang nyata dari dalam perutnya. Rasa sakit itu semakin menusuk. Keringat dingin mulai mengucur dari pelipisnya.

"Kamu kenapa?" tanya Deon dengan dahi mengernyit.

"Aku ...." Griselle mencoba menjawab, tapi belum sempat berkata apa pun, darah segar menyembur dari mulutnya. Tubuhnya goyah dan nyaris roboh dari kursinya.

"Griselle!"

Ekspresi Deon langsung berubah. Dia berdiri dengan panik dan meraih tubuh Griselle yang limbung. "Aku antar kamu ke rumah sakit sekarang. Tahan sebentar, ya!"

Ekspresi panik dan cemas di wajah Deon saat ini, sekilas membawa Griselle kembali ke beberapa tahun yang lalu.

Saat itu, bahkan ketika dia hanya demam biasa sekalipun, Deon akan langsung panik luar biasa. Ingin sekali rasanya dia menanggung semua rasa sakit itu agar Griselle tidak perlu merasa kesakitan sedikit pun.

Kenangan itu membuat hati Griselle merasa tersentuh ... tapi perasaan hangat itu segera lenyap begitu saja.

Naomi tiba-tiba tersenyum tipis dan berdiri. "Kak Deon, jangan terlalu khawatir. Kebetulan tadi pagi aku nemu satu kantong darah di kamar mandi ...." Dia mengeluarkan sebuah kantong darah kosong dari saku bajunya.

Ekspresi Deon langsung berubah muram.

"Kalau tebakanku nggak salah, darah yang Kakak muntahkan tadi ... pakai ini, ya? Tujuannya supaya Kak Deon merasa kasihan padamu. Benar, 'kan?"

Deon menatap Griselle dengan sorot mata tajam. "Palsu? Kamu mempermainkanku?" Tangannya yang semula menopang tubuh Griselle kini perlahan ditarik mundur. Dia berdiri mematung di tempat dan menatap Griselle dengan sorot yang dingin.

"Hah. Kamu sebodoh itu?" Griselle menahan rasa perih yang kembali naik ke tenggorokan, lalu mengelap sudut bibirnya seolah tak terjadi apa-apa. "Tentu saja itu darah palsu. Aku bahkan nggak nyangka kamu bisa ketipu sama trik serendah itu."

"Kamu ... benar-benar menjijikkan!" Suara Deon terdengar ketus dan benci, "Kamu mau mati atau nggak, itu nggak ada hubungannya sama aku! Asalkan kamu nggak mati di depan mataku saja sudah cukup!"

Deon menggertakkan giginya, nada bicaranya terdengar penuh kemarahan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 18

    Setelah keluarga kecil itu pergi, barulah Deon melangkah maju untuk mengunjungi Griselle. Di foto pada batu nisannya, Griselle masih tersenyum manis, seolah dirinya tidak pernah benar-benar meninggalkan dunia ini.Namun Deon tahu, sudah sangat lama sejak terakhir kali dia melihat Griselle tersenyum seperti itu. Dia membersihkan makam itu hingga benar-benar rapi dan bersih, lalu duduk di depannya dan menemaninya untuk waktu yang lama sambil mengajak Griselle "berbicara"."Griselle, aku sangat merindukanmu ....""Tanpamu, dunia ini nggak lagi berarti bagiku.""Griselle, di kehidupan berikutnya ... bisa nggak kita bersama lagi?""Kali ini, kumohon hiduplah dengan bahagia, agar aku bisa membayar lunas semua utangku padamu ... seratus, seribu kali lipat."Deon menunduk dan mengecup pelan foto Griselle yang terukir di batu nisan, lalu akhirnya berdiri dan pergi dengan berat hati.Namun tak lama setelah dia mengemudi dan menjauh dari pemakaman, dia menyadari sesuatu yang tidak beres di jalan

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 17

    Seketika, para polisi di sekitar ruangan pun langsung panik dan sibuk bergerak. Sebelumnya tanpa izin dari Jeffrey, tidak ada satu pun dari mereka yang boleh bertindak.Namun kini, melihat langsung kejadian di depan matanya, Jeffrey tak bisa lagi menahan diri dan segera mengeluarkan perintah, "Cepat! Tangkap dia sekarang juga!""Siap!" Beberapa polisi langsung bergegas maju dan mencengkeram kedua lengan Deon, lalu membanting tubuhnya ke lantai dengan keras.Deon tidak melakukan sedikit pun perlawanan. Dia menyerah begitu saja, membiarkan borgol dipasang di pergelangan tangannya. Dia tahu, tujuannya sudah tercapai. Anak yang ada di dalam kandungan Naomi, sudah tidak mungkin bisa diselamatkan.Memikirkan hal itu, Deon yang tertekan ke lantai malah kembali tertawa puas.Jeffrey mengerutkan kening. "Deon ini benar-benar sudah gila ...."Entah bagaimana perasaan Griselle, jika dia bisa melihat semua ini dari alam sana. Jeffrey menggelengkan kepala sambil memandang Deon, seulas rasa iba meli

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 16

    Tatapan mata Deon menajam saat dia menoleh menatap Naomi, lalu tersungging senyum dingin di wajahnya. "Sekarang kamu bisa tinggal di rumah Keluarga Maxime dan hidup bebas, menikmati kemewahan dan perhiasan mahal. Aku yakin kamu juga tahu, semua itu dari mana asalnya, bukan?"Mendengar ucapannya, Naomi seperti tersadar akan sesuatu. Wajahnya langsung pucat pasi, tubuhnya refleks mundur beberapa langkah. "Kak Deon, kumohon ... jangan ...."Namun, Deon telah mengangkat tangan dan mengambil sebilah pisau bedah yang paling panjang."Benar, semua ini adalah hasil dari kebohonganmu dengan menggunakan satu ginjal dan setengah hati milik Griselle untuk menipuku. Itulah cara kamu mendapatkan semuanya.""Jadi, kalau sekarang aku mengambil satu ginjal dan setengah hatimu sebagai ganti, itu nggak berlebihan, 'kan?"Tatapan mata Deon kini dipenuhi kegilaan, bagaikan seekor binatang buas yang sedang terperangkap dalam amarah dan dendam. Semua yang pernah dilakukan Naomi terhadap Griselle harus dibaya

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 15

    Setelah upacara pemakaman selesai, Deon mengemudi pulang ke rumah yang kini tak lagi dihuni oleh Griselle. Dengan tubuh yang masih basah kuyup oleh hujan, dia melangkah masuk ke ruang tamu.Naomi sedang duduk di sofa, sibuk mengatur setumpuk perhiasan mahal yang dulu pernah diberikan Deon padanya.Sejak kebenaran tentang Griselle terungkap, Naomi tidak berani keluar rumah satu langkah pun. Dia telah menjadi sasaran kebencian semua orang. Makian dan hinaan dari luar membuatnya hanya bisa bersembunyi dan satu-satunya hal yang bisa memberinya sedikit rasa nyaman hanyalah tumpukan perhiasan ini.Namun di mata Deon, hanya ada kebencian dan rasa jijik.Dulu, demi membuat Griselle cemburu, Deon pernah sengaja membawa Naomi ke butik-butik mewah dan memborong perhiasan. Apa pun yang menarik perhatian Naomi, seberapa mahal pun harganya, Deon akan langsung membelinya.Dia tahu Naomi akan mengenakan perhiasan itu hanya untuk dipamerkan di depan Griselle. Deon juga selalu diam-diam mengamati reaksi

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 14

    Tak lama kemudian, pihak kepolisian secara resmi mengonfirmasi status Griselle sebagai seorang pahlawan nasional dan menerbitkan surat penghargaan, yang kemudian diserahkan langsung ke tangan Deon.Berita ini segera diikuti oleh berbagai media resmi yang berlomba-lomba memberitakannya.Apalagi, tak lama sebelumnya, jutaan orang menyaksikan langsung dalam siaran influencer ternama saat Jeffrey datang ke rumah Deon dan mengungkapkan kebenaran tentang siapa Griselle sebenarnya.Ternyata, Griselle adalah seorang pahlawan tak dikenal yang menyembunyikan identitasnya. Dia mempertaruhkan nyawa untuk menyusup sendirian ke sarang penjahat, menghancurkan jaringan kejahatan demi negara, dan melindungi keselamatan rakyat.Namun tragisnya, adiknya sendiri, Naomi, malah memanfaatkan kesempatan di tengah kerapuhan itu untuk merebut suami sang kakak.Yang lebih menyakitkan lagi, hari di mana Naomi dan Deon menggelar pernikahan, adalah hari yang sama saat Griselle mengembuskan napas terakhirnya.Arah o

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 13

    Mendengar ucapan Caspian, seluruh tubuh Deon seperti disambar petir. Ternyata, Griselle sama sekali tidak pernah mengkhianatinya. Ternyata, demi membersihkan namanya, Griselle rela mengorbankan segalanya.Satu ginjal dan setengah hatinya diambil hidup-hidup ....Griselle, dengan kekuatan seperti apa kamu bisa menahan rasa sakit sekejam itu?Deon bahkan tak sanggup membayangkannya.Yang dia tahu, dia bukan hanya tidak mengetahui luka dan penderitaan yang dialami Griselle, tapi selama ini dia malah berkali-kali menyakitinya karena salah paham. Dia benar-benar bodoh. Orang paling bodoh dan paling dungu di dunia ini.Deon mengangkat kepalanya menatap tajam ke arah Caspian yang berdiri di hadapannya dengan sikap congkak. Dialah orang yang membocorkan identitas asli Griselle dan membuatnya disiksa oleh para penjahat.Orang seperti ini sudah sepantasnya mati.Tangan Deon mengepal dengan kuat, lalu menghantamkan pukulan keras ke arah tubuh Caspian."Bajingan! Kamu yang membuat Griselle-ku mend

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status