Share

Bab 4

Penulis: Uzmen
Melihat tatapan jijik dari Deon, Griselle menarik sudut bibirnya dan berkata, "Kalau begitu ... terima kasih atas doamu."

Naomi yang berada di samping langsung menggandeng lengan Deon dan berkata manja, "Kak Deon, jangan marah karena Kak Griselle, nanti malah merusak kesehatanmu sendiri."

"Coba lihat, hari ini cuacanya bagus sekali, bagaimana kalau kita keluar jalan-jalan, ya?"

Deon mengalihkan pandangannya ke Naomi dan ekspresinya seketika melunak. "Baiklah, aku akan ke garasi ambil mobil, kamu tunggu di sini," ucapnya lembut sambil merangkul pinggangnya.

Begitu selesai berbicara, dia langsung berbalik dan pergi tanpa ragu, lalu menutup pintu menuju garasi dengan sangat keras.

Brak!

Suara keras yang mengikuti, menghancurkan sisa ketenangan yang berusaha dipertahankan Griselle.

Naomi berjalan santai mendekatinya. Sikap manis yang tadi ditunjukkannya telah hilang.

"Aku tahu, kamu nggak mau dia tahu soal penyakitmu, jadi nggak usah terima kasih padaku, ya. Tadi itu memang sudah seharusnya dilakukan seorang adik," katanya sambil mengedipkan mata dengan penuh kemenangan, lalu melenggang pergi.

Mendengar suara deru mobil sport yang melaju menjauh di luar jendela, Griselle tersenyum pahit dan mengerahkan seluruh tenaga untuk berdiri.

Darah yang terus mengalir dari tubuhnya membuat seluruh tubuhnya terasa dingin menggigil, seolah-olah jiwanya sendiri sudah tidak lagi tertambat dan bisa lepas dari tubuhnya kapan saja.

Griselle mengulurkan tangan, menghapus darah di sudut bibirnya, lalu menggertakkan gigi dan menyeret tubuhnya kembali ke kamarnya dengan perlahan-lahan.

Setelah meminum obat, rasa sakit di tubuhnya perlahan mereda. Akhirnya, dia pun jatuh tertidur karena tidak mampu lagi menahan rasa lelah yang luar biasa. Sejak hari itu, nafsu makan Griselle mulai menurun drastis. Dia hampir tidak bisa makan apa pun.

Sementara itu, dalam beberapa hari berikutnya, Deon dan Naomi seperti sepasang anak kembar yang selalu muncul bersama di hadapannya dengan terang-terangan.

Griselle memandang dingin ke arah Naomi dan Deon yang tampak begitu mesra, seolah melihat dirinya di masa lalu. Kebahagiaan dan kehidupan tanpa beban seperti itu ... seluruh hati dan matanya hanya tertuju pada satu orang.

'Baguslah,' pikirnya. Setelah dirinya tiada, dua orang yang paling dia pedulikan bisa terus menjalani hidup bersama dengan bahagia hingga akhir hayat mereka.

Setelah beristirahat di rumah selama beberapa hari, Griselle kembali ke rumah sakit untuk mengambil obat. Namun baru saja keluar rumah, tiba-tiba beberapa pria asing muncul dari gang kecil.

Aura mereka begitu kasar dan mencurigakan, jelas sekali mereka bukan orang baik.

"Kalian siapa?" Griselle mengernyit menatap mereka dengan penuh kewaspadaan.

Salah satu dari mereka melangkah maju dan menatapnya dengan dingin dari atas ke bawah. "Kamu Griselle?"

Tatapan mata Griselle sedikit berubah, firasat buruk muncul dalam benaknya. Benar saja, detik berikutnya pria itu melambaikan tangan. "Bawa dia pergi!"

"Mmph ...."

Pandangan Griselle gelap seketika. Saat dia tersadar kembali, tubuhnya telah terikat erat pada pagar kolam renang, dengan air dingin yang mengelilinginya. Melihat dari sekeliling, tempat ini tampaknya adalah sebuah pabrik tua yang sudah lama terbengkalai.

Naomi berdiri di tepi kolam, menatapnya dari atas dengan senyum di wajahnya. "Kakak sudah sadar?" Naomi tersenyum. "Kebetulan sekali, Kak Deon juga sebentar lagi akan sampai."

Griselle menatapnya tajam. "Kamu menculikku? Kamu nggak takut Deon tahu?"

"Dia nggak akan tahu," jawab Naomi sambil tertawa manja dan melangkah masuk ke kolam. "Soalnya aku juga korban, 'kan?"

"Coba tebak, Kak Deon bakal selamatin siapa duluan?"

Begitu Deon tiba di lokasi, pandangannya langsung tertuju pada dua sosok yang terikat di dalam kolam. Griselle hanya meliriknya sekilas, lalu memalingkan wajah, seolah menatapnya sedetik lebih lama pun terasa menjijikkan.

Sementara itu, Naomi sudah menangis tersedu-sedu. "Kak Deon, tolong aku ... aku takut sekali ...."

Mata Deon tampak gelap dan serius. Dia mengangkat koper di tangannya dan berkata, "Uangnya sudah kubawa. Nggak kurang satu sen pun."

"Sekarang, apa aku sudah boleh bawa mereka pergi?"

Pimpinan para penculik memberi isyarat dengan matanya. Seketika, salah satu anak buahnya maju untuk menerima koper tersebut dan menyerahkannya ke hadapan sang pemimpin.

Setelah menghitung uang di dalamnya, sang pimpinan penculik mengangguk puas. "Tentu saja boleh kamu bawa. Tapi, kamu cuma boleh bawa satu orang."

Deon langsung menegakkan tubuhnya dan menggertakkan gigi. "Apa maksudmu?"

Orang itu menelusuri pandangannya ke arah ketiga orang itu, lalu berkata dengan nada mengejek, "Nggak ada maksud apa-apa. Hanya saja aku kesal melihatmu bisa punya dua wanita sekaligus. Aku penasaran, dari dua wanita cantik ini, siapa yang lebih berarti di hatimu?"

Tanpa merasa ragu sedikit pun, Deon mengulurkan tangan ke arah Naomi. "Aku pilih dia."

Griselle menatap Deon. Mulutnya terasa pahit oleh rasa darah yang tiba-tiba memenuhi rongga mulutnya. Griselle mengira dirinya sudah tidak peduli lagi. Namun kenapa, dadanya masih terasa sakit?

"Griselle, kondisi tubuh Naomi kurang sehat. Aku harus bawa dia pergi dulu." Terdengar suara Deon yang dalam dan berat. "Sejak kecil kamu sudah lebih kuat dari dia, kamu pasti bisa bertahan lebih lama. Aku ... aku akan segera kembali."

Begitu selesai berbicara, dia langsung mengangkat Naomi ke dalam pelukannya dan bergegas pergi. Griselle tersenyum. Namun semakin lama dia tersenyum, setitik air mata menetes dari sudut matanya.

Deon tidak tahu, tubuhnya sudah lama hancur. Dia tidak akan sanggup menahan lebih banyak penderitaan lagi. Akan tetapi, tidak masalah jika dia tidak tidak apa-apa. Dengan begitu, Deon bisa terus membencinya.

Ketika Griselle mati nanti, mungkin Deon tidak akan merasa sedih sedikit pun.

Griselle menunduk menatap bagian dadanya. Padahal, ini adalah akhir yang dia inginkan, tapi kenapa tetap terasa menyakitkan?

Pimpinan penculik melangkah ke arahnya dan menjepit rahangnya, lalu memaksa memasukkan sebuah pil ke dalam mulutnya. "Jangan salahkan aku ya, Bu Griselle. Semua ini perintah dari Bos ...."

Namun sebelum dia sempat bertindak lebih jauh, anak buahnya tiba-tiba berlari masuk dengan wajah panik. "Gawat, Bos! Polisi datang!"

Pria itu mendecakkan lidahnya kesal, lalu memberi perintah, "Lupakan saja, tugas kita juga sudah selesai. Cepat kita pergi, biarkan saja dia!"

Dengan sisa tenaga yang hampir habis, Griselle berusaha meronta. Tali yang mengikatnya akhirnya sedikit mengendur. Akan tetapi, tenaganya sudah benar-benar habis.

Air mulai masuk lewat hidung dan mulutnya dan tubuhnya dilanda kelemahan yang tak terlukiskan. Apakah ... akhirnya dia akan mati sekarang?

Sayang sekali, kematiannya begitu menyakitkan. Bahkan tubuhnya kemungkinan besar tidak bisa digunakan untuk donor. Harapan terakhirnya untuk berkontribusi pada dunia ini pun tampaknya akan sia-sia.

Griselle tersenyum getir dan menutup matanya dengan lemah sembari menanti ajal datang menjemput. Dalam kesadarannya yang mulai memudar, dia seolah mendengar suara serak dari kejauhan.

"Griselle ...."

Deon akhirnya datang dan berhasil menyelamatkannya dari kolam.

"Griselle, bangun! Sadarlah!" Deon melepaskan tali yang masih melilit tubuhnya dengan panik, lalu menepuk-nepuk pipinya.

Namun begitu Griselle terlepas dari ikatan, hal pertama yang dia lakukan adalah merangkul Deon erat-erat. "Aku menderita sekali ... tolong aku ...." Napasnya memburu dan mulutnya mengeluarkan suara erangan yang menggoda.

Deon mengarahkan senter ke wajahnya dan langsung menyadari ada yang tidak beres. Mata Griselle terpejam, kesadarannya juga mulai memudar. Tubuhnya panas membara dan terlihat sangat tersiksa.

"Griselle, kamu tahu aku siapa?" tanya Deon dengan suara parau.

Griselle tidak peduli lagi dengan apa pun. Yang dia tahu hanya tubuhnya seperti akan meledak. Tanpa ragu, dia meraih kerah baju Deon dan menariknya keras-keras.

"Aku tahu. Kamu adalah ... Deon-ku."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 18

    Setelah keluarga kecil itu pergi, barulah Deon melangkah maju untuk mengunjungi Griselle. Di foto pada batu nisannya, Griselle masih tersenyum manis, seolah dirinya tidak pernah benar-benar meninggalkan dunia ini.Namun Deon tahu, sudah sangat lama sejak terakhir kali dia melihat Griselle tersenyum seperti itu. Dia membersihkan makam itu hingga benar-benar rapi dan bersih, lalu duduk di depannya dan menemaninya untuk waktu yang lama sambil mengajak Griselle "berbicara"."Griselle, aku sangat merindukanmu ....""Tanpamu, dunia ini nggak lagi berarti bagiku.""Griselle, di kehidupan berikutnya ... bisa nggak kita bersama lagi?""Kali ini, kumohon hiduplah dengan bahagia, agar aku bisa membayar lunas semua utangku padamu ... seratus, seribu kali lipat."Deon menunduk dan mengecup pelan foto Griselle yang terukir di batu nisan, lalu akhirnya berdiri dan pergi dengan berat hati.Namun tak lama setelah dia mengemudi dan menjauh dari pemakaman, dia menyadari sesuatu yang tidak beres di jalan

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 17

    Seketika, para polisi di sekitar ruangan pun langsung panik dan sibuk bergerak. Sebelumnya tanpa izin dari Jeffrey, tidak ada satu pun dari mereka yang boleh bertindak.Namun kini, melihat langsung kejadian di depan matanya, Jeffrey tak bisa lagi menahan diri dan segera mengeluarkan perintah, "Cepat! Tangkap dia sekarang juga!""Siap!" Beberapa polisi langsung bergegas maju dan mencengkeram kedua lengan Deon, lalu membanting tubuhnya ke lantai dengan keras.Deon tidak melakukan sedikit pun perlawanan. Dia menyerah begitu saja, membiarkan borgol dipasang di pergelangan tangannya. Dia tahu, tujuannya sudah tercapai. Anak yang ada di dalam kandungan Naomi, sudah tidak mungkin bisa diselamatkan.Memikirkan hal itu, Deon yang tertekan ke lantai malah kembali tertawa puas.Jeffrey mengerutkan kening. "Deon ini benar-benar sudah gila ...."Entah bagaimana perasaan Griselle, jika dia bisa melihat semua ini dari alam sana. Jeffrey menggelengkan kepala sambil memandang Deon, seulas rasa iba meli

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 16

    Tatapan mata Deon menajam saat dia menoleh menatap Naomi, lalu tersungging senyum dingin di wajahnya. "Sekarang kamu bisa tinggal di rumah Keluarga Maxime dan hidup bebas, menikmati kemewahan dan perhiasan mahal. Aku yakin kamu juga tahu, semua itu dari mana asalnya, bukan?"Mendengar ucapannya, Naomi seperti tersadar akan sesuatu. Wajahnya langsung pucat pasi, tubuhnya refleks mundur beberapa langkah. "Kak Deon, kumohon ... jangan ...."Namun, Deon telah mengangkat tangan dan mengambil sebilah pisau bedah yang paling panjang."Benar, semua ini adalah hasil dari kebohonganmu dengan menggunakan satu ginjal dan setengah hati milik Griselle untuk menipuku. Itulah cara kamu mendapatkan semuanya.""Jadi, kalau sekarang aku mengambil satu ginjal dan setengah hatimu sebagai ganti, itu nggak berlebihan, 'kan?"Tatapan mata Deon kini dipenuhi kegilaan, bagaikan seekor binatang buas yang sedang terperangkap dalam amarah dan dendam. Semua yang pernah dilakukan Naomi terhadap Griselle harus dibaya

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 15

    Setelah upacara pemakaman selesai, Deon mengemudi pulang ke rumah yang kini tak lagi dihuni oleh Griselle. Dengan tubuh yang masih basah kuyup oleh hujan, dia melangkah masuk ke ruang tamu.Naomi sedang duduk di sofa, sibuk mengatur setumpuk perhiasan mahal yang dulu pernah diberikan Deon padanya.Sejak kebenaran tentang Griselle terungkap, Naomi tidak berani keluar rumah satu langkah pun. Dia telah menjadi sasaran kebencian semua orang. Makian dan hinaan dari luar membuatnya hanya bisa bersembunyi dan satu-satunya hal yang bisa memberinya sedikit rasa nyaman hanyalah tumpukan perhiasan ini.Namun di mata Deon, hanya ada kebencian dan rasa jijik.Dulu, demi membuat Griselle cemburu, Deon pernah sengaja membawa Naomi ke butik-butik mewah dan memborong perhiasan. Apa pun yang menarik perhatian Naomi, seberapa mahal pun harganya, Deon akan langsung membelinya.Dia tahu Naomi akan mengenakan perhiasan itu hanya untuk dipamerkan di depan Griselle. Deon juga selalu diam-diam mengamati reaksi

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 14

    Tak lama kemudian, pihak kepolisian secara resmi mengonfirmasi status Griselle sebagai seorang pahlawan nasional dan menerbitkan surat penghargaan, yang kemudian diserahkan langsung ke tangan Deon.Berita ini segera diikuti oleh berbagai media resmi yang berlomba-lomba memberitakannya.Apalagi, tak lama sebelumnya, jutaan orang menyaksikan langsung dalam siaran influencer ternama saat Jeffrey datang ke rumah Deon dan mengungkapkan kebenaran tentang siapa Griselle sebenarnya.Ternyata, Griselle adalah seorang pahlawan tak dikenal yang menyembunyikan identitasnya. Dia mempertaruhkan nyawa untuk menyusup sendirian ke sarang penjahat, menghancurkan jaringan kejahatan demi negara, dan melindungi keselamatan rakyat.Namun tragisnya, adiknya sendiri, Naomi, malah memanfaatkan kesempatan di tengah kerapuhan itu untuk merebut suami sang kakak.Yang lebih menyakitkan lagi, hari di mana Naomi dan Deon menggelar pernikahan, adalah hari yang sama saat Griselle mengembuskan napas terakhirnya.Arah o

  • Dendam Mengubur Cinta   Bab 13

    Mendengar ucapan Caspian, seluruh tubuh Deon seperti disambar petir. Ternyata, Griselle sama sekali tidak pernah mengkhianatinya. Ternyata, demi membersihkan namanya, Griselle rela mengorbankan segalanya.Satu ginjal dan setengah hatinya diambil hidup-hidup ....Griselle, dengan kekuatan seperti apa kamu bisa menahan rasa sakit sekejam itu?Deon bahkan tak sanggup membayangkannya.Yang dia tahu, dia bukan hanya tidak mengetahui luka dan penderitaan yang dialami Griselle, tapi selama ini dia malah berkali-kali menyakitinya karena salah paham. Dia benar-benar bodoh. Orang paling bodoh dan paling dungu di dunia ini.Deon mengangkat kepalanya menatap tajam ke arah Caspian yang berdiri di hadapannya dengan sikap congkak. Dialah orang yang membocorkan identitas asli Griselle dan membuatnya disiksa oleh para penjahat.Orang seperti ini sudah sepantasnya mati.Tangan Deon mengepal dengan kuat, lalu menghantamkan pukulan keras ke arah tubuh Caspian."Bajingan! Kamu yang membuat Griselle-ku mend

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status