MasukBahkan setelah mata mereka bertemu dan Lilith menatapnya dengan sangat tajam, pria itu tidak gentar, malah membalas tatapan matanya, menantangnya. Ia tidak mengenal pria itu, wajah baru, dan bukan bagian pria-pria yang menganggap diri mereka begitu tinggi seperti yang lain, namun Lilith bisa melihat hal lain dari pria itu. Pria yang terlihat biasa namun lebih dari yang ia kira.
Sudut bibir sang CEO muda terangkat, bukan senyuman, melainkan sebuah seringaian. Seringaian ketika ia menemukan hal baru dan sangat menarik. Siapa yang mengira, dalam sayembara asal-asalan ini, akan datang seseorang yang akan mengubah hasil akhir yang telah ia prediksi? Untuk pertama kalinya, sang wanita merasa lebih bersemangat. “Kalian semua telah gagal, keluarlah dari ruangan ini segera.” Perintahnya kepada para pria yang masih terhuyung oleh kuatnya feromon yang dilepaskan oleh Lilith kepada mereka. “Ka-kau!” Salah satu dari pria itu ingin protes. “Apa lagi yang kau inginkan? Kau bahkan tidak bisa menahan sedikit dari serangan feromonku. Kau telah gagal, jadi segera pergi dari sini.” Suaranya arogan, meskipun tidak berteriak, tetapi mampu membuat tubuh mereka meremang. Kekuatan kelas S benar-benar tidak bisa diremehkan. “Kecuali kau, yang di ujung sana.” Lilith mengangkat kepala, menatap tepat pada pria asing. “Tetap di tempatmu.” Setelah semua pria yang mengaku sebagai dominan itu pergi, kini tinggalah Lilith bersama pria asing. Hening serta diam, hanya ditemani oleh suara pendingin ruangan. Lilith melepaskan feromonnya lagi, kali ini memfokuskannya kepada pria yang duduk tenang di ujung meja. Berbeda dari yang sebelumnya, feromon yang Lilith keluarkan adalah feromon untuk menyerang, ia menunggu namun masih tidak ada reaksi. Lalu Lilith merubah taktiknya, kali ini sang wanita mengeluarkan feromon yang bertujuan untuk menggoda targetnya. Aroma Lily of the Valley menguar memenuhi ruangan, memberikan kesan manis nan sensual serta menggoda. Tidak semua bisa menahan godaan serangan feromon yang ditargetkan, apalagi dari seorang dominan kelas S seperti Lilith. Aroma menggoda yang menggelitik tenggorokan, membawa sensasi panas pada tubuh sang target, jika kau tidak kuat maka kau akan bertekuk lutut dihadapannya, memohon untuk mendapatkan kenikmatan dari aroma yang memabukkan. Sayangnya reapon yang Lilith harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, meskipun wajah datar pria itu goyah, hanya alisnya yang terangkat, selebihnya pria itu masih begitu tenang. Lilith merasa puas dan kesal disaat yang bersamaan. Puas karena menemukan lawan yang sepadan, kesal karena untuk pertama kalinya seseorang tidak terpengaruh oleh feromonnya yang menggoda. CEO wanita itu mengendalikan feromonnya lalu berkata. “Kau bisa menahan serangan dariku dengan baik. Apa kau submisif kelas tinggi? Atau seorang dominan kelas S?” Tanyanya mencerca, akan tetapi belum lawan bicara menjawab, ia sudah memotong terlebih dahulu. “Aku rasa itu tidak penting. Kau berhasil dan selamat untukmu.” Wanita itu menyandarkan tubuhnya pada kursi dan melipat tangan di dada. “Apa kau seorang pemilik perusahaan seperti yang lain? Dimana kau bekerja? Apa pekerjaanmu dan dimana kau tinggal?” Ia kembali melemparkan pertanyaan tanpa henti, sudah bersiap mengintrogasi calon suaminya. Ya, calon suaminya karena pria ini berhasil memenangkan sayembara ini. “Nona Lilith, anda bahkan tidak menanyakan namaku.” Akhirnya pria itu mengeluarkan suaranya, wajahnya tenang seperti air, matanya tajam seperti eleng dan aroma feromonnya, tunggu dulu, Lilith tidak mencium aroma feromonnya. Mengabaikan perkataan sang pria, Lilith malah bertanya lagi. “Bisakah kau mengeluarkan feromonmu? Apa aromamu? Bahkan jika kau berhasil menahan serangan feromon dariku, jika baumu membuatku mual, kau tetap akan gagal.” Satu alis pria itu terangkat sebelum ia berdiri dari tempatnya duduknya. Tanpa melepaskan pandangan dari sang presiden, sang pria yang menggunakan setelah jas berjalan mendekati Lilith. Suara sepatunya yang beradu dengan lantai ruangan terdengar begitu keras, entah kenapa Lilith tiba-tiba saja menahan nafasnya tanpa ia sadari, apalagi ketika pria itu berhenti disebelahnya. Perlahan, pria itu menundukkan tubuh serta wajahnya, menyetarakan dengan Lilith yang sedang duduk. Tangan yang memperlihatkan urat-urat yang menonjol menjadi penyangga di atas meja, bersamaan dengan suara rendah serta berat pria itu berkata. “Namaku Czar Llewellyn.” Helaan nafas Czar terdengar jelas tepat di telinga Lilith. “Aku hanya orang biasa. Kau mungkin tidak mengenalku.” Lalu aroma asing menguar dari tubuh Czar. Aroma yang belum pernah Lilith kenal atau terdengar eksistensinya. Aroma manis namun kuat dari semuah wine. Ia seperti mencium bau buah di sana, namun juga seperti rempah dan earthy , tetapi berbeda, tidak seperti buah anggur pada umumnya. Wine identik dengan memabukkan dan addictive. Hingga tanpa sadari, feromonnya juga megejar aroma yang dikeluarkan oleh Czar, seaakan telah mabuk dan tidak puas dengan aroma yang hanya dikeluarkan sekilas. “Itu adalah pengenalan dariku, nona Lilith. Senang berkenalan denganmu.” Pria itu tersenyum, senyuman yang jelas tidak mencapai matanya. Lilith balas menatap manik abu-abu tua di sebelahnya. Disana ia sadar jika pria ini tidak bisa dianggap remeh. ....“Namanya Czar Llewellyn. Usia 27 tahun. Dia berasal dari negara A dan baru saja mendarat di kota J beberapa hari yang lalu. Data keluarganya, kedua orang tuanya sudah tidak ada dan memiliki seorang adik perempuan yang sedang dirawat di rumah sakit Gloria. Catatan feromonnya adalah submisif tingkat sedang, ia tinggal di apartemen kecil tidak jauh dari sini dan alasannya berada di sini saat sayembara adalah untuk mendaftar sebagai seorang sekretaris.”Sekretaris Rei menjelaskan panjang lebar kepada Lilith mengenai pria yang berhasil dan menjadi pemenang dalam sayembara yang ia adakan, jika sang CEO tidak ingin menyebutnya sebagai calon suami. Belum mungkin. Ia masih perlu beberapa penyelidikan lagi.“Jadi awalnya dia hanya ingin mendaftar sebagai sekretaris tetapi malah ikut dalam sayembara?” “Ya, presdir.”“Kenapa dia malah ikit dalam sayembara itu? Apa alasannya?” Lilith yang tumbuh dalam kehati-hatian selalu menaruh rasa curiga dalam hal sekecil apapun. Bahkan pada sesuatu yang bisa
Bahkan setelah mata mereka bertemu dan Lilith menatapnya dengan sangat tajam, pria itu tidak gentar, malah membalas tatapan matanya, menantangnya. Ia tidak mengenal pria itu, wajah baru, dan bukan bagian pria-pria yang menganggap diri mereka begitu tinggi seperti yang lain, namun Lilith bisa melihat hal lain dari pria itu. Pria yang terlihat biasa namun lebih dari yang ia kira.Sudut bibir sang CEO muda terangkat, bukan senyuman, melainkan sebuah seringaian. Seringaian ketika ia menemukan hal baru dan sangat menarik. Siapa yang mengira, dalam sayembara asal-asalan ini, akan datang seseorang yang akan mengubah hasil akhir yang telah ia prediksi? Untuk pertama kalinya, sang wanita merasa lebih bersemangat.“Kalian semua telah gagal, keluarlah dari ruangan ini segera.” Perintahnya kepada para pria yang masih terhuyung oleh kuatnya feromon yang dilepaskan oleh Lilith kepada mereka.“Ka-kau!” Salah satu dari pria itu ingin protes.“Apa lagi yang kau inginkan? Kau bahkan tidak bisa menahan
Waktu yang ditentukan itu akhirnya tiba. Sejak pagi deLuna Company sudah penuh oleh orang-orang, bukan para karyawan yang datang untuk bekerja tetapi mereka yang datang untuk mengikuti tantangan dari salah satu wanita yang paling berpengaruh di kota itu. Bukan hanya itu, sebagian lainnya juga ingin menyaksikan sejarah yang mungkin akan terjadi. Lebih heboh dan trending daripada pernikahan putri perdana menteri bulan lalu, media massa tak henti memberitakan gebrakan terbaru dari sang presiden direktur deLuna Company yang selalu menarik perhatian. Ketika perusahaan sudah dipenuhi oleh orang-orang, yang menjadi sebab masih melipat kakinya di dalam mobil mewah yang mengantarnya menuju perusahaan. Gaun merah menyala, yang senada dengan lipstiknya, tas branded yang dipangku, dan sunglasses hitam yang selalu digunakan bahkan di dalam mobil sekalipun.“Bagaimana penampilanku hari ini, sekretaris Rei?” Sekretaris yang duduk di sebelah supir pribadi mereka menjawab dengan keseriusan. “Sangat l
Tanpa menunggu lama, sekretaris Rei segera melaksanakan tugasnya. Dalam waktu kurang dari 24 jam, berita mengenai CEO besar deLuna Company yang membuka sayembara pencarian calon suami menjadi berita heboh. Postingan di website perusahaan dibagikan jutaan kali, dengan berbagai komentar di bawahnya.[Ini gila!!! Oh nona Lilith, walaupun aku harus bertekuk lutut di bawah kakimu, aku akan datang! Tunggu aku!][Ratu Lilith, ada-ada saja gebrakannya.][Siapa? Siapa? Siapa? Itu aku! Aku akan mengikuti sayembara ini hanya untuk bisa mencium bau feromon nona Lilith secara langsung!!!!][Para mesum sudah keluar. Tidak tahu malu.][Realistis saja. Itu bukan aku. Aku bukan submisif, parahnya lagi aku adalah resesif.][Wanita ini begitu tidak tahu malu dan arogan.][Ini bukan tentang dominan atau submisif. Ini tentang kemampuan bertahan atas serangan feromon dari dominan kelas S. Dan aku…. Ingin mencobanya.. *emoji air liu*][Minggir kalian semua para mesum!!! Aku yang akan menjadi pasangan Lilith
Aroma lily menyebar kuat ketika seorang wanita keluar dari mobil SUV hitam di depan kantor utama deLuna Company. Sepatu berhak tinggi berkilau, dress pastel di atas lutut, jas yang hanya disampirkan di bahu, tidak lupa sunglasses hitam yang menutupi mata— adalah penampilan Presiden merangkap CEO deLuna Company pada hari itu.Jemari lentik, kuku merah panjang dihiasi permata membuka sunglasses hitam, sekretaris Rei sudah menunggu, dan mengantongi sunglasses itu dengan patuh.“Bagaimana penampilanku hari ini, sekretaris Rei?”“Gorgeous, seperti biasa, presiden.” Pujinya dengan wajah datar serta penuh profesionalisme.“Apa abu-abu— silver cocok untukku?” Sang pemilik aroma lily mengibaskan rambut abu-abu— silver panjang itu dengan elegan. “Aku masih merasa merah menyala seperti minggu lalu tidak buruk.”“Apapun itu, anda selalu terlihat luar biasa, presiden.” Sang presiden tersenyum puas, ia berjalan di antara para karyawan yang berhenti dan membungkukan tubuh ketika berpapasan dengan sa







