Share

15. Diuji

Author: Wrold tree
last update Last Updated: 2025-09-22 18:05:55

Setibanya Ying Xuan di ruang baca Kaisar, Kaisar meminta Kasim Duan untuk membawa ketiga Pelayan Ying Xuan pergi, dan hanya menyisakan mereka berdua di ruangan tersebut.

"Apa ada yang ingin anda tanyakan secara pribadi, Yang Mulia?" tanya Ying Xuan.

"Permaisuri, apa kau tahu siapa dalangnya?"

"Dalang apa maksud anda?" tanya Ying Xuan balik.

"Dalang di balik rencana Pembunuhan dirimu."

Mendengar Kaisar membahas soal rencana pembunuhan atas dirinya, bukan rencana pembunuhan terhadap Ibu suri, Ying Xuan sukses terkejut.

"Jadi, apa anda memanggilku kemari untuk menanyakan hal itu?" tanya Ying Xuan.

"Ya."

"Bagaimana anda bisa yakin kalau aku tahu, siapa yang berniat membunuhku?" tanya Ying Xuan lagi.

"Kau mungkin bisa mengelabui orang-orang, t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   24. Ying Xuan pingsan?

    Setelah membereskan Selir Shuan Shu dan mentri Zou. Acara perayaan ulang tahun Kaisar, berlangsung dengan lebih tenang. "Semoga kesejahteraan Yanzi selalu menyertai kita semua!" seru Kaisar, sembari mengangkat gelas anggurnya. "Semoga Kesejahteraan Yanzi selalu bersama anda, Yang Mulia!" seru para tamu, seraya mengangkat gelas anggur mereka juga. Setelah itu, para penari cantik mulai menampilkan tarian mereka. Di samping itu, Kaisar yang benar-benar membiarkan Ying Xuan duduk di sampingnya, ia diam-diam berbisik. "Permaisuri, bagaimana kau bisa memancing amarah Selir Shuan Shu. Meski Selir Shuan Shu tidak sepintar Mantan Permaisuri, ia tetaplah seorang Selir yang berhasil mencapai tingkat empat karna kecerdasannya." "Yang Mulia, jika aku mengungkapkan caranya, bukankah nilaiku akan turun. Aku tidak akan memberitahu anda. Anggap saja, rahasia dagang," ujar Ying Xuan, seraya menyodorkan seg

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   23. Jatuhnya Selir Shuan Shu.

    Demi melancarkan rencana mereka berdua, Ying Xuan terpaksa bertindak manja kepada Kaisar, di depan semua tamu undangan. "Yang Mulia, aku hanya sedikit keseleo karna kehilangan keseimbangan. Anda turunkan saja aku. Aku tidak ingin merepotkan anda," ujar Ying Xuan seraya menyenderkan kepalanya ke dada Kaisar. "Aku akan membawamu menuju singgasanaku, Permaisuriku. Jangan khawatir, di ruangan ini, tidak ada yang akan keberatan akan hal itu!" ujar Kaisar menekankan kata akhirnya. Karna mendengar penekanan kata dari sang Kaisar, beberapa mentri yang hendak melakukan protes, seketika mengurungkan niat mereka. Tapi lain halnya dengan Selir tingkat empat Shuan Shu. "Yang Mulia. Walau Permaisuri sedang kesakitan, sejak awal, Permaisuri sudah memiliki tempatnya sendiri. Harap Yang Mulia tidak melanggar aturan istana." Setelah berkata demikian, Selir Shuan Shu sendiri terkejut akan perkataannya. Ia seg

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   22. Drama Ying Xuan dan Kaisar.

    𝙏𝙞𝙜𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙙𝙞𝙖𝙣..... Di suatu pagi yang cerah, seorang wanita dengan rambut merah yang memiliki mata berwarna amber, tengah bersantai di gazebo taman kediamannya. Dengan dilayani beberapa Pelayannya, ia tampak senang, sambil menikmati berbagai jenis buah. Wanita itu adalah Selir Shuan Shu, sang Selir yang diberikan gelar tingkat empat oleh Kaisar. Saat Selir Shuan Shu terlihat begitu santai, salah seorang pelayannya, berlari terburu-buru menghampirinya. "Yang Mulia Selir, anda dapat kiriman dari perancang busana Kekaisaran," ujar Pelayan di kediaman Selir Shuan Shu, seraya menyerahkan kotak hadiah. "Aku tidak ingat aku memesan sesuatu. Apa kau sudah mengkonfirmasikan hal ini lebih lanjut dengan perancang busananya?" tanya Selir Shuan Shu. "Sudah, Yang Mulia. Katanya, barang ini memang untuk anda." Penasaran dengan isi di dalam kotak ya

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   21. Balas dendam dimulai

    Saat mata merah Kaisar bertemu dengan mata hitam pekat milik Ying Xuan, dapat Ying Xuan lihat, kalau saat ini, Kaisar tengah menjahili dirinya. Tidak ingin menjadi pihak yang didominasi, Ying Xuan mulai meletakkan tangannya di dada Kaisar, lalu mengelus dada kekar sang Kaisar dengan lembut. "Yang Mulia, hari ini, untuk pertama kalinya anda menunjukkan perhatian padaku. Apakah akhirnya anda membuka hati untukku?" tanya Ying Xuan dengan nada menggoda. "Permaisuri, apa kau ingin..." "Apa, Yang Mulia. Apakah anda....ingin melakukan suatu permainan dengan saya?" potong Ying Xuan sembari memutar-mutar telunjuknya di dada Kaisar. Tidak tahan dengan godaan Ying Xuan, Kaisar segera mendorong Ying Xuan pergi, sambil memperbaiki pakaiannya yang sedikit berantakan. "Apakah bermain perannya sudah selesai, Yang Mulia," ujar Ying Xuan seraya memperbaiki bajunya yang juga sed

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   20.Kaisar dan Ying Xuan

    Lama Ying Xuan menatap pria misterius itu seolah sedang mencari identitasnya, Pria misterius itu kemudian menghela nafas panjang. "Hahh....Permaisuri, aku hanya salah satu Shadow milik Kaisar. Kaisar memerintahkan ku kemari, setelah beliau mendapat surat dari Pelayan anda." "Jadi, kau orangnya Kaisar?" tanya Ying Xuan yang masih curiga. "Jika anda masih ragu, lihat ini!" ujar si pria misterius, sambil memperlihatkan lencana lambang kekaisaran miliknya. Meski Ying Xuan sudah melihat lencana tersebut, entah kenapa, perasaan familiarnya terhadap pria misterius di depannya itu, membuat Ying Xuan masih meragukan identitas pria tersebut. "Ohh ya! Sebelum kembali ke Istana, terlebih dahulu kita harus membereskan biang keladinya," ujar si Pria misterius. Ketika Pria misterius itu berbalik

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   19.Pria misterius

    Di situasi antara hidup dan mati itu, Ying Xuan mempertaruhkan segala kemampuannya. Ia tidak perduli lagi dengan identitasnya, karna baginya, ia bisa mengurus hal itu nanti. "𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘠𝘪𝘯𝘨 𝘟𝘶𝘢𝘯. Musuh yang meremehkan Ying Xuan, dengan cerobohnya mereka menyerang Ying Xuan dengan menunjukkan banyak sekali celah. Ying Xuan yang tidak ingin melewatkan celah tersebut, ia langsung menanamkan Qi di selendang hanfunya, kemudian menjadikan selendang tersebut senjata untuk menebas para musuhnya. 𝙕𝙧𝙚𝙠𝙠𝙠𝙠 𝙕𝙧𝙖𝙠𝙠𝙠𝙠 Setiap kali Ying Xuna mengayunkan selendangnya, setiap kali itu juga, musuhnya mengalami luka berat. Setelah terluka, barulah musuh Ying Xuan mulai menanggapi Ying Xuan dengan serius. "D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status