Share

3. Pelayan lancang

Author: Wrold tree
last update Last Updated: 2025-07-30 08:30:30

Setelah Ying Xuan secara tidak langsung menentang otoritas Ibu Suri, para pelayan yang melayani Ibu Suri, mulai menunjukkan sifat sombong mereka terang-terangan.

"Humph! Coba lihat siapa ini? Bukankah ini Selir Agung kita yang mulia," ujar salah satu Pelayan yang saat itu tidak sengaja berpapasan dengan Ying Xuan.

"Pelayan dari kediaman mana dia?" tanya Ying Xuan.

"jawab Selir Agung, dia pelayan dari kediaman Ibu Suri," jawab pelayan lainnya, yang juga kebetulan berpapasan dnegan Ying Xuan.

Mengetahui Pelayan yang bernada sombong tadi berasal dari kediaman Ibu Suri, Ying Xuan langsung meminta Pelayannya, Rumei. Untuk menyeret Pelayan tadi ke hadapannya.

"Rumei, biarkan dia berlutut di depanku!"

"Baik, Yang Mulia.

Setelah itu, Rumei memanggil Pelayan lancang tadi, kemudian menyeretnya.

"Akhh! Lepaskan aku," berontak si Pelayan.

Sesampainya di depan Ying Xuan, Rumei langsung mendorong Pelayan lancang tadi, sampai ia berlutut di depan Ying Xuan.

"Apakah kau dari kediaman Ibu Suri?" tanya Ying Xuan.

"Ya, saya Pelayan dari Kediaman Ibu Suri. Jadi, cepat lepaskan saya, Yang Mulia Selir Agung Ying Xuan," ujar si Pelayan dengan tatapan meremehkan.

"Aku tidak suka dengan caramu melihatku. Shia, Rumei, panggilkan beberapa Prajurit ke sini!" titah Ying Xuan.

"Baik, Yang Mulia."

Tak lama setelah itu, Rumei dan Shia, datang bersama tiga orang Prajurit.

"Yang Mulia, kami sudah membawa Prajurit," ujar Shia.

"Kalian bertiga, bawa Pelayan kurang ajar ini ke aula hukuman, dan berikan hukuman 30 kali pukulan!" titah Ying Xuan.

"Tapi Selir Agung, dia adalah Pelayan..."

"Apa kalian ingin membantahku?!" potong Ying Xuan seraya menatap tajam ke arah ketiga Prajurit itu.

"Hamba tidak berani Selir Agung," jawab ketiga Prajurit.

"Pergilah sekarang!" titah Ying Xuan.

"Baik, Selir Agung," jawab Ketiga Prajurit.

Setelah itu, Pelayan yang kurang ajar tadi dibawa pergi. Selama diseret, ia terus berteriak soal dirinya yang di dukung oleh Ibu Suri. Meski demikian, para Prajurit tidak bisa melepaskannya, mengingat Ying Xuan adalah Selir Agung yang dipilih langsung oleh Kaisar.

"Yang Mulia, Pelayan itu orangnya Ibu Suri. Apakah anda tidak takut, Ibu Suri mengadukan anda pada Yang Mulia Kaisar," ujar Rumei cemas.

"Kita lihat saja, bagaimana tindakan Ibu Suri setelah ini. Dan soal Kaisar, aku penasaran, bagaimana rupa Kaisar kita ini. Apakah dia sepadan dengan gelar besarnya itu," ujar Ying Xuan seraya menyeringai.

Siang harinya, ketika Ying Xuan sedang bersantai, Kasim Duan yang selalu di samping Kaisar mendatanginya.

"Selir Agung, Yang Mulia memanggil anda untuk menghadap."

"Katakan pada Kaisar, aku akan bersiap-siap dulu," sahut Ying Xuan.

Melihat keberanian Ying Xuan yang meminta Kaisar menunggunya, diam-diam kasim Duan merasa kagum. Awalnya, Kasim Duan ingin mengatakan sesuatu, namun entah kenapa, pada akhirnya ia hanya bisa berkata...

"Baik, Selir Agung."

Setelah itu, Kasim Duan kembali ke kediaman Kaisar untuk menyampaikan pesan Ying Xuan kepada Kaisar.

"Yang Mulia, kenapa anda tidak beralasan sakit saja seperti biasa?" tanya Shia.

"Haaa...Aku ingat, setiap kali dipanggil oleh Kaisar. Pemilik tubuh ini selalu menghindar dengan alasan sakit. Tapi aku bukan Ying Xuan yang dulu, aku Ying Xuan sang Penguasa," batin Ying Xuan.

"Yang Mulia? Apa anda baik-baik saja?" tanya Rumei karna Ying Xuan terus terdiam.

"Segera siapkan aku. Sebagai Selir Agung, tentu aku harus menemui Sang Kaisar," jawab Ying Xuan.

Setelah itu, ketiga Pelayan Pribadi Ying Xuan, mendandani Ying Xuan sedemikian rupa, agar ia tampil anggun di depan Kaisar. Begitu dandanannya selesai, dengan penuh tekad, Ying Xuan bangkit dari duduknya, kemudian berjalan menuju tandu yang akan membawanya ke kediaman Kaisar.

Dalam perjalanan ke sana, Ying Xuan banyak mendapat tatapan penuh hinaan dari para Selir yang kediamannya dilewati oleh Ying Xuan. Hanya dengan melihat bagaimana cara para Selir itu menatapnya, Ying Xuan sudah tahu, kalau mereka berpikir Ying Xuan pasti akan dihukum oleh Kaisar.

"Tersenyum saja sesuka kalian. Setelah ini, kalian akan mendapat hukuman masing-masing," batin Ying Xuan.

Sesampainya Ying Xuan di depan Kediaman Kaisar, Ying Xuan disambut secara langsung oleh Kasim Duan.

"Yang Mulia menunggu anda di ruang baca, Selir Agung," ujar Kasim Duan.

"Tuntun aku ke sana," sahut Ying Xuan.

Dengan Kasim Duan memimpin di depan, Ying Xuan dan Dua pelayan yang dibawanya, berjalan menuju Ruang baca yang tak jauh dari kediaman sang Kaisar.

Sebelum memasuki Ruang baca, Ying Xuan lebih dulu berkata kepada Kedua Pelayannya dengan nada pelan.

"Apapun yang ku tanyakan pada kalian nanti, jawaban yang boleh kalian utarakan hanya satu, yaitu, TIDAK."

mendengar hal itu, Shu dan Shia saling melirik ke arah satu sama lain, lalu dengan kompak menjawab.

"Baik, Yang Mulia."

Begitu Ying Xuan menginjakkan kakinya di ruang belajar, Ying Xuan disambut oleh tatapan benci dari Ibu Suri, dan tatapan dingin dari sang Kaisar.

"Mungkinkah, dia Kaisar?" batin Ying Xuan.

Melihat lelaki berambut hitam dengan mata semerah darah di depannya, Ying Xuan langsung menebak kalau lelaki itu memang Kaisar.

"Selir Agung Ying Xuan, datang memenuhi panggilan anda, Yang Mulia," ujar Ying Xuan dengan anggunya.

"Selir Agung. Sebenarnya bagaimana caramu menjaga wajahku," ujar Kaisar dengan nada yang sangat dingin.

"Hamba yang rendah ini, tidak mengerti dengan maksud anda, Yang Mulia," jawab Ying Xuan tanpa kehilangan ketenangan di wajahnya.

Melihat betapa tenangnya Ying Xuan dibawah intimidasi dari dirinya, Kaisar yang semula agak membenci sosok Ying Xuan, mulai merasa Ying Xuan yang saat ini berdiri di depannya, bukanlah Ying Xuan yang membuatnya risih dulu.

"Kalau begitu jelaskan padaku, Kenapa kau menghukum Pelayan Ibu Suri tanpa sebab?" tanya Kaisar.

"Yang Mulia, bagaimana bisa hamba menggunakan otoritas yang anda percayakan pada hamba dengan semena-mena. Pelayan itu telah berlaku lancang di depan saya. Sebagai Selir Agung, sudah sepantasnya saya memberikannya hukuman karna telah menghina saya," jawab Ying Xuan tanpa mengurangi rasa hormat dalam perkataannya.

"Apakah benar begitu?" tanya Kaisar.

"Saya bisa menjaminnya, Yang Mulia," jawab Ying Xuan.

Melihat Selir Agung Ying Xuan yang tenang dan menjawabnya dengan begitu pintar, diam-diam Kaisar menyeringai. Situasi yang awalnya Kaisar kira akan selesai dengan cepat karna Selir Agung Ying Xuan adalah wanita bodoh, kini membuat sang Kaisar tertarik untuk melanjutkan diskusi tersebut lebih jauh.

"Bawa Pelayan Ibu Suri kemari!" titah Kaisar.

Atas perintah sang Kaisar, Pelayan yang dihukum oleh Ying Xuan, dihadirkan di depan Sang Kaisar.

"Hamba yang rendah ini, menghadap Sang kaisar yang Agung," ucap si Pelayan.

"Apakah Selir Agung menghukummu?" tanya Kaisar.

"Ya, Yang Mulia! Selir Agung tiba-tiba memerintahkan para Prajurit untuk menghukum saya, padahal saya hanya menyapa beliau," adu si Pelayan dengan tampang menyedihkan.

"Bagaimana menurutmu Selir Agung? Kau ada Pembelaan?" tanya Kaisar.

"Shia, apa Pelayan itu menyapaku dengan Sopan?" tanya Ying Xuan.

"Tidak, Yang Mulia," jawab Shia.

"Lihat Yang Mulia, Pelayanku yang saat itu berjalan-jalan bersamaku, bisa menjadi saksi betapa tidak sopannya Pelayan rendahan ini," Ujar Ying Xuan seraya menatap tajam ke arah Pelayan Ibu Suri itu.

"Yang Mulia, Shia dan Shu adalah Pelayan Pribadi Selir Agung. Mereka sudah pasti akan membela Selir Agung, bagaimana bisa pernyataan mereka di percaya. Mohon keadilan anda," ujar Pelayan itu sembari bersujud di depan Kaisar.

Diam-diam, pelayan yang tengah bersujud itu menyeringai, karna ia berpikir Ying Xuan akan diam saja setelah ia berkata demikian. Siapa sangka, Ying Xuan berhasil mengejutkannya dengan membalas perkataannya barusan.

"Lalu, atas dasar apa Yang Mulia harus percaya pada Pelayan rendahan sepertimu," bantah Ying Xuan.

Saat itu, perkataan Ying Xuan sontak membuat semua orang yang ada di ruang baca saat itu tertegun.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   5. Bentrok dengan Selir Shuan Shu

    Soal perjamuan yang akan diadakan istana untuk menyambut para utusan dari Kekaisaran Xianlong. Ying Xuan yang tidak ingin datang dengan penampilan gendutnya, berusaha mati-matian untuk diet sebelum hari perjamuan tiba. Selama diet, Ying Xuan hanya memakan sayur saja, dan melakukan aktivitas yang sebelumnya tidak ia lakukan. Contohnya, menimba air, atau naik turun tangga kuil yang ada di puncak bukit. Tidak lupa pula, Ying Xuan juga berkultivasi di malam hari dengan menyerap energi bulan. "Tubuh ini sangat bagus. Dia memiliki bakat kultivasi dan cocok dengan energi bulan. Sayangnya, pemilik tubuh sangat bodoh sampai tidak bisa menemukan bakatnya sendiri," ujar Ying Xuan. Setiap kali Ying Xuan selesai berkultivasi, di tubuhnya akan keluar berupa cairan hitam yang sangat bau. "Uekk....bau yang sudah lama tidak ku cium. Sebenarnya, sudah berapa lama

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   4. Perlawanan pada Ibu Suri

    Melihat sikap Ying Xuan yang tenang dan tegas, Kaisar yang merasa situasi itu semakin menarik, mulai melirik ke arah Ibu Suri yang tampak sangat kesal. "Selir Agung, seperti yang kau katakan, atas dasar apa Pelayan rendahan sepertinya harus dipercaya. Kau sendiri tahu kalau dia hanya Pelayan rendahan. Lalu, dari mana dia akan memiliki keberanian untuk menghinamu yang jelas-jelas di atasnya. Bukankah itu...sedikit tidak masuk akal," sahut Ibu Suri Yang sudah tidak tahan untuk ikut campur. "Ibu Suri. Dia melakukan itu, karna kesombongannya," jawab Ying Xuan. "Dia adalah Pelayan dari kediamanku. Aku tahu betul bagaimana dirinya. Royi memang sedikit blak-blakan, tapi dia tidak bodoh. Bagaimana mungkin anak sederhana sepertinya berani menyinggungmu," bela Ibu Suri. Tanpa menjawab pernyataan Ibu Suri barusan, Ying Xuan melambaikan tangan

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   3. Pelayan lancang

    Setelah Ying Xuan secara tidak langsung menentang otoritas Ibu Suri, para pelayan yang melayani Ibu Suri, mulai menunjukkan sifat sombong mereka terang-terangan. "Humph! Coba lihat siapa ini? Bukankah ini Selir Agung kita yang mulia," ujar salah satu Pelayan yang saat itu tidak sengaja berpapasan dengan Ying Xuan. "Pelayan dari kediaman mana dia?" tanya Ying Xuan. "jawab Selir Agung, dia pelayan dari kediaman Ibu Suri," jawab pelayan lainnya, yang juga kebetulan berpapasan dnegan Ying Xuan. Mengetahui Pelayan yang bernada sombong tadi berasal dari kediaman Ibu Suri, Ying Xuan langsung meminta Pelayannya, Rumei. Untuk menyeret Pelayan tadi ke hadapannya. "Rumei, biarkan dia berlutut di depanku!" "Baik, Yang Mulia. Setelah itu, Rumei memanggil Pelayan lancang tadi, kemudian menyeretnya. "Akhh! Lepaskan aku," berontak si Pelayan. Sesampainya di depan Ying Xuan, Rumei langsung mendorong Pelayan lancang tadi, sampai ia berlutut di depan Ying Xuan. "Apakah kau dari kediaman

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   2.Perubahan Selir Agung

    sore harinya, Ying Xuan bersama dua pelayannya yang bernama Rumei dan Shia, tengah berjalan-jalan di taman samping di Istana Harem. "Yang Mulia, di sini adalah tempat kesukaan anda. Dulu, anda sering datang ke sini untuk memetik beberapa tangkai peony untuk dibawa pulang," jelas Rumei. "Benarkah? Kalau begitu, petikkan beberapa tangkai untukku, Shia!" titah Ying Xuan. "Baik, Yang Mulia," jawab Shia dengan patuh. Saat pelayan bernama Shia tengah sibuk memetik beberapa tangkai peony, Ying Xuan menatap kolam Ikan Koi yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Kolam Koi itu hanya setinggi lutut dan tampak sangat indah. Namun, tersirat kenangan tidak menyenangkan di benak Ying Xuan, saat ia melihat kolam tersebut. "Di kolam itu, pemilik tubuh ini pernah terjatuh. Semua or

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   1. Reinkarnasi

    Di dunia kultivasi, terdapat tujuh Penguasa langit, dan lima Penguasa Bumi. Penguasa langit terdiri dari Penguasa Bulan, Penguasa Matahari, Penguasa Angin, Penguasa Awan, Penguasa Hujan, Penguasa Bintang, dan Penguasa Yin Yang. Sedangkan Penguasa Bumi, terdiri dari penguasa Gunung, Penguasa Lautan, Penguasa Tanah, Penguasa Danau, dan Penguasa Lembah. Penguasa langit dikatakan lebih dominan dari Penguasa Bumi, karna mereka lebih kuat dan lebih bijaksana. konon, hati para Penguasa Bumi dipenuhi dengan salah satu dari tujuh dosa duniawi, yaitu rasa iri. Namun, salah satu Penguasa langit bernama Ying Xuan, tidak mempercayai hal itu, karena ia bersahabat baik dengan salah satu Penguasa Bumi bernama Zimei. "Yiyi, ku dengar...sebentar lagi kau akan mencapai tahap Transformasi Immortal. Apakah itu benar?" Tanya Zimei sang Penguasa Lautan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status